Definisi Operasional TINJAUAN PUSTAKA

 Larva yang masih hidup ditandai dengan larva yang bergerak aktif ketika diberi rangsangan.  Berasal dari filial atau keturunan yang umurnya sama.  Larva diberi perlakuan pakan dan media rearing yang sama. 2. Kriteria eksklusi  Larva yang sudah berubah menjadi pupa.  Larva yang tidak sehat dan cacat.

3.4. Variabel Penelitian

a. Variabel independen bebas : konsentrasi larutan larvasida Bti. Pada penelitian ini dibuat rentang konsentrasi sebesar 0, 0.01, 0.02, 0.04, 0.06, dan 0.08 mgL. b. Variabel dependen terikat : kematian larva instar IIIIV setelah 24 jam. Pada penelitian ini, dihitung berapa jumlah larva yang mati setelah mendapat perlakuan berupa pemberian larvasida Bti dengan berbagai konsentrasi pada media hidupnya di dalam wadah. c. Variabel luar terkendali:  Umur larva yaitu larva instar IIIIV.  Pakan larva.  Ph dan salinitas air.  Suhu ruangan tempat rearing nyamuk. d. Variabel luar tidak terkendali:  Kondisi biologis larva.  Kontaminan lingkungan dalam media tumbuh larva.  Kualitas larvasida dan pelarutnya.

3.5. Alat dan Bahan

3.5.1. Alat

Kandang nyamuk, pipet tetes, mikropipet, gelas plastik, neraca digital, pH meter, nampan plastik, pengaduk, beaker glass, gelas ukur, penyaring, label, termometer, dan mikroplat ELISA Foto alat dan bahan dilampirkan pada lampiran 2.

3.5.2. Bahan

Larva Cx. quinquefasciatus instar IIIIV, Vectobac WG Bahan aktif: Bacillus thuringiensis israelensis, air aquadest sebagai pelarut, pelet ikan sebagai pakan larva, air gula sebagai pakan nyamuk dewasa dan bahan uji esterase: larutan phosphat buffer saline PBS 0,02 M, coupling reagen , α-naftil asetat dan asam asetat 10.

3.6. Cara Kerja Penelitian

3.6.1. Persiapan dan Pengumpulan Larva Cx. quinquefasciatus

Telur dan larva diambil dari got di daerah Bekasi untuk dipelihara rearing di lab Parasitologi FKIK UIN Jakarta. Telur dan larva diletakan dalam wadah yang berbeda. Larva dipisahkan dari kotoran air got menggunakan saringan dan diletakkan didalam wadah yang berisi air keran setinggi 23 dari tinggi wadah. Larva diberi makan berupa pelet ikan setiap 2-3 hari sekali, diberikan secukupnya untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat membuat larva mati. Setelah itu, dalam waktu 3-5 hari, larva instar I tumbuh menjadi larva instar IIIIV dengan panjang 4-6 cm. Larva instar IIIIV inilah yang menjadi sampel penelitian ini, Sebelum dilakukannya uji pendahuluan, sampel larva instar IIIIV diidentifikasi terlebih dahulu dibawah mikroskop. Lihat lampiran 2.

3.6.2. Uji Pendahuluan a. Uji resistensi enzim esterase dengan metode Lee.

 Jentik nyamuk instar IV awal digerus untuk dibuat homogenat.  Dilarutkan dengan 0,5 ml larutan PBS 0,02 M.  50 µL homogenat dipindahkan ke sumur mikroplat dengan menggunakan mikropipet.  Setiap sumuran ditambahkan 50 µL bahan substrat α-naftil asetat dan biarkan selama 60 detik.