UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2.3.1 Reaksi Perusakan Radikal Bebas Terhadap Sel
a. Peroksidasi Lemak
Membran sel kaya akan sumber poly unsaturated fatty acid PUFA, yang mudah dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi; proses tersebut
dinamakan peroksidasi lemak. Hal ini sangat merusak, karena merupakan suatu proses berkelanjutan. Pemecahan hidroperoksida lemak sering
melibatkan katalisis ion logam transisi Droge, 2002.
b. Kerusakan Protein
Protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA, sehingga kecil kemungkinan terjadinya reaksi berantai yang cepat.
Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal tersebut mampu berakumulasi
jarang pada sel normal, atau bila kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan terfokus adalah jika
protein berikatan dengan ion logam transisi Droge, 2002.
c. Kerusakan DNA
Seperti pada protein, kecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada DNA menjadi suatu reaksi berantai, biasanya kerusakan terjadi bila ada
lesi pada susunan molekul, apabila tidak dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi, maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen dapat menyerang
DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi biologis
Allen, et al., 2000.
2.4 Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas atau Reactive Oxygen Species ROS yang terbentuk sebagai hasil dari
metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi dalam tubuh Goldberd, 2003. Senyawa antioksidan dapat berfungsi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
sebagai penangkap radikal bebas, membentuk kompleks dengan logam-logam peroksida dan berfungsi sebagai senyawa pereduksi Andlauer, et al., 1989 .
Antioksidan dapat menangkap radikal bebas sehingga dapat menghambat mekanisme oksidatif yang merupakan penyebab penyakit-penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung, kanker, katarak, disfungsi otak dan artritis Miller, et al., 2000. Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi, fungsi
pertama yaitu merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut
sebagai antioksidan primer. Antioksidan tersebut dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke
radikal lipida R,ROO atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan A tersebut memiliki keadaan lebih stabil
dibandingkan radikal lipida. Fungsi kedua merupakan mekanisme fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme
diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil Gordon, 1990.
Inisiasi : R
+ AH
RH + A Radikal lipid
Propagasi : ROO
+ AH
RH + A
Gambar 2.3. Reaksi Penghambatan Antioksidan Primer Terhadap Radikal Lipid
Gordon, 1990.
2.5 Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH