Pemeriksaan Sampel Tumbuhan Penyiapan Simplisia Pembuatan Ekstrak

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KLT whatman, 250 µm 20 x 20 cm AL SIL GUV, Felxible Plates for TLC, Cat No. 4420222, coating silica gel Merck. Reagen kimia antara lain: Dragendorff, Mayer, Wagner, ferri klorida, asam sulfat, natrium hidroksida, asam asetat, kloroform, Liberman Buchardat, asam kloroda, natrium klorida, gelatin, Vanilin , dan asam perklorat.

3.2.4 Instrumen

Instrumen yang digunakan antara lain: spektrofotometer infra merah, kromatografi cair kinerja tinggi KCKT, resonansi magnetik inti proton 1 H-RMI, lampu UV 254 nm dan 366 nm bioinstrument atta, UV-Visible.

3.3 PROSEDUR KERJA

3.3.1 Pemeriksaan Sampel Tumbuhan

Sampel tumbuhan Nephrolepis falcata sebanyak 10,1 kg yang diperoleh dari halaman kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dilakukan determinasi di Pusat Penelitian Herbarium Bogoriense LIPI, Cibinong, Bogor.

3.3.2 Penyiapan Simplisia

Sampel daun tumbuhan Nephrolepis falcata sebanyak 10,1 kg disortasi basah dan dilakukan pencucian dengan menggunakan air mengalir hingga bersih. Selanjutnya sampel dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan terhindar dari cahaya matahari, pengeringan dilakukan selama satu minggu hingga sampel benar-benar kering. Sampel yang telah kering, disortasi kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender dan diayak dengan ayakan no.40. Serbuk simplisia yang diperoleh kemudian ditimbang, Selanjutnya simplisia disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya matahari.

3.3.3 Pembuatan Ekstrak

Prosedur ekstraksi menggunakan metode ekstraksi cara dingin dengan teknik maserasi bertingkat. Pelarut yang digunakan antara lain, n-heksana dan etil asetat. Serbuk simplisia sebanyak 1,256 kg dimasukkan ke dalam wadah gelap UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA sehingga terhindar dari cahaya matahari. Selanjutnya dimasukkan pelarut n-heksana ke dalam wadah yang berisi serbuk simplisia hingga serbuk terendam ±3 cm di atas permukaan simplisia. Pelarut n-heksana yang digunakan untuk maserasi sebanyak 4,5 liter. Maserasi dilakukan selama 1-2 hari dengan beberapa kali pengadukan. Hasil maserasi disaring untuk memisahkan filtrat dengan ampas. Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan vaccum rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Ampas yang tersisa, kembali ditambahkan n-heksana dan proses maserasi dilakukan kembali. Maserasi dengan menggunakan pelarut n-heksana dilakukan sebanyak 15 kali hingga pelarut yang digunakan terlihat bening yang menandakan senyawa telah terekstraksi seluruhnya. Selanjutnya maserasi diganti dengan perlarut etil asetat, volume etil asetat yang digunakan sebanyak 4,5 liter. Prosedur ekstraksi sesuai dengan kegiatan ekstraksi sebelumnya. Maserasi dengan menggunakan pelarut etil asetat dilakukan sebanyak 10 kali hingga pelarut yang digunakan terlihat bening. Total pelarut n-heksana yang digunakan untuk maserasi sebanyak 18 liter dan pelarut etil asetat yang digunakan sebanyak 10 liter.

3.3.4 Kromatografi Lapis Tipis KLT