UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nilai Rf untuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga standar. Nilai Rf yang diperoleh hanya berlaku untuk campuran tertentu dari
pelarut dan penjerap yang digunakan, meskipun demikian daftar dari harga-harga Rf untuk berbagai campuran dari pelarut dan penjerap dapat diperoleh
Sastrohamidjojo, 2005.
2.9.4 Sistem Fase Gerak Pada KLT
Polaritas fase gerak perlu diperhatikan pada analisa dengan KLT, sebaiknya digunakan campuran pelarut organik yang mempunyai polaritas serendah
mungkin. Campuran yang baik memberikan fase gerak yang mempunyai kekuatan bergerak sedang. Secara umum dikatakan bahwa fase diam yang polar akan
mengikat senyawa polar dengan kuat sehingga bahan yang kurang sifat kepolarannya akan bergerak lebih cepat dibandingkan bahan-bahan polar
Gritter, et al., 1991.
Fase gerak harus memiliki kemurnian yang tinggi. Hal ini dikarenakan KLT merupakan teknik yang sensitif. Fase gerak yang digunakan adalah pelarut
organik yang memiliki tingkat polaritas tersendiri, melarutkan senyawa contoh,
dan tidak bereaksi dengan penjerap Gritter, et al., 1991.
Pelarut yang ideal harus melarutkan linarut dan harus cukup baik sebagai pelarut yang bersaing dengan daya serap penjerap. Keadaan yang ideal tersebut
mungkin terjadi jika pelarut tidak berproton seperti hidrokarbon, eter dan senyawa karbonil dipakai sebagai pelarut pengembang Gritter, et al., 1991.
2.9.5 Kromatografi Gas
Kromatografi gas merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas
anorganik dalam suatu campuran. Sampel yang mudah menguap dan stabil terhadap panas akan bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam
dengan suatu kecepatan yang terantung pada rasio distribusinya. Pada umumnya
solut dari ujung kolom menghantarkan ke detektor McNair, et al., 1998.
Kromatografi gas penggunaan utamanya ialah pada pemisahan senyawa atsiri, yaitu asam lemak, mono dan seskuiterpen, hidrokarbon dan senyawa
belerang tinggi. Tetapi, keatsirian kandungan tumbuhan yang bertitik didih tinggi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
dapat diperbesar dengan mengubahanya menjadi ester danatau eter trimetil-silil sehingga hanya sedikit saja golongan yang sama sekali tidak cocok untuk
dipisahkan dengan cara KGC Harborne, 1987. Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisia kualitatif dan kuantitatif.
Untuk analisia kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi dari komponen yang akan dianalisa dengan waktu retensi zat baku pembandig
standar pada kondisi analisa yang sama. Untuk analisa kuantitatif dilakukan dengan cara perhitungan relatif dari tinggi atau luas puncak kromatogram
komponen yang dianalisa terhadap zat baku pembanding standar yang dianalisa McNair, et al., 1998.
Untuk pemisahan bahan-bahan yang mudah menguap, kromatografi gas merupakan metode yang tepat karena kecepatannya, resolusinya yang tinggi dan
mudah digunakan McNair, et al., 1998.
2.9.6 Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak
berdasarkan adsorpsi dan partisi Gritter, et al., 1991. Kromatografi kolom membutuhkan zat terlarut yang terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya
fase diam dan yang lainnya fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lain yang terelusi lebih awal atau akhir.
Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut
berbentuk cairan atau gas Harborne, 1987.
Pada kromatografi kolom, tabung pemisah diisi penjerap. Penjerap yang biasa digunakan ialah silika gel. Pengisian ini harus dilakukan secara berhati-hati
dan merata. Penjerap dapat dikemas dalam tabung dengan cara basah maupun kering Harborne, 1987. Cara basah, silika gel terlebih dahulu dijenuhkan dengan
cairan pengelusi yang akan digunakan. Kemudian dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding kolom secara kontinyu sedikit demi sedikit, sambil kran kolom
dibuka. Kemudian pelarut dialirkan hingga silika gel mampat. Setelah silika gel
mampat, pelarut dibiarkan mengalir hingga batas adsorben. Kemudian kran
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ditutup dan sampel dimasukkan, sampel yang dimasukkan terlebih dahulu dilarutkan dalam pelarut hingga diperoleh kelarutan yang spesifik. Kemudian
sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding kolom sedikit demi sedikit hingga semua sampel masuk. Selanjutnya kran dibuka dan diatur
tetesannya, serta ditambahkan dengan cairan pengelusi. Tetesan yang keluar
ditampung sebagai fraksi-fraksi Gritter, et al., 1991.
Sedangkan cara kering, yaitu dengan memasukkan silika gel ke dalam kolom yang telah diberi kapas sedikit demi sedikit dan diratakan dengan alat
pemampat kemudian ditambahkan dengan cairan pengelusi Gritter, et al., 1991.
2.10 Elusidasi Struktur