UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
f Selulosa
Polaritasnya tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pemisahan secara partisi, baik dengan bentuk kertas maupun bentuk lempeng. Kedua bentuk
tersebut masih sering digunakan untuk pemisahan flavonoid. Ukuran partikel yang digunakan kira-
kira 50 m. Fase diam ini sekarang sudah diganti dengan bubuk selulosa yang dapat dilapiskan pada kaca seperti
halnya fase diam yang lain sehingga lebih efisien dan lebih banyak digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa polar atau isomernya
Sumarno, 2001. g
Resin
Fase diam resin digunakan pada KLT penukar ion. Resin merupakan polimer dari stirendivenil yang mengalami kopolimerisasi dan bersifat non
polar. Fase diam ini sangat berguna untuk memisahkan senyawa berbobot molekul tinggi dan bersifat amfoter seperti asam amino, protein, enzim,
nukleotida. Sebagai fase gerak digunakan larutan asam kuat atau basa kuat Sumarno, 2001.
2.9.3 Identifikasi Kromatogram
Ada beberapa cara untuk mendeteksi senyawa yang tidak berwarna pada kromatogram. Deteksi paling sederhana adalah jika senyawa menunjukkan
penyerapan di daerah UV gelombang pendek radiasi utama kira-kira 254 nm atau jika senyawa itu dapat dieksitasi pada radiasi UV gelombang pendek dan
gelombang panjang 365 nm. Pada senyawa yang mempuyai dua ikatan rangkap atau lebih dan senyawa aromatik seperti turunan benzena, mempunyai serapan
kuat di daerah 230-300 nm Stahl, 1985.
Identifikasi dari senyawa-senyawa yang terpisah dari lapisan tipis yaitu dengan menggunakan nilai Rf. Nilai Rf didefinisikan sebagai berikut
Sastrohamidjojo, 2005.
Rf = Jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal
Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Nilai Rf untuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga standar. Nilai Rf yang diperoleh hanya berlaku untuk campuran tertentu dari
pelarut dan penjerap yang digunakan, meskipun demikian daftar dari harga-harga Rf untuk berbagai campuran dari pelarut dan penjerap dapat diperoleh
Sastrohamidjojo, 2005.
2.9.4 Sistem Fase Gerak Pada KLT
Polaritas fase gerak perlu diperhatikan pada analisa dengan KLT, sebaiknya digunakan campuran pelarut organik yang mempunyai polaritas serendah
mungkin. Campuran yang baik memberikan fase gerak yang mempunyai kekuatan bergerak sedang. Secara umum dikatakan bahwa fase diam yang polar akan
mengikat senyawa polar dengan kuat sehingga bahan yang kurang sifat kepolarannya akan bergerak lebih cepat dibandingkan bahan-bahan polar
Gritter, et al., 1991.
Fase gerak harus memiliki kemurnian yang tinggi. Hal ini dikarenakan KLT merupakan teknik yang sensitif. Fase gerak yang digunakan adalah pelarut
organik yang memiliki tingkat polaritas tersendiri, melarutkan senyawa contoh,
dan tidak bereaksi dengan penjerap Gritter, et al., 1991.
Pelarut yang ideal harus melarutkan linarut dan harus cukup baik sebagai pelarut yang bersaing dengan daya serap penjerap. Keadaan yang ideal tersebut
mungkin terjadi jika pelarut tidak berproton seperti hidrokarbon, eter dan senyawa karbonil dipakai sebagai pelarut pengembang Gritter, et al., 1991.
2.9.5 Kromatografi Gas