Tujuan Penelitian. Modernisasi pondok pesantren (studi atas pola pengembangan pendidikan modern di Pondok Pesantren Roudlotul-Qur’an Mulyojati Metro Lampung)

35 Mengenai pendidikan Islam di Lampung, 18 atau lebih tepatnya pesantren, terkait dengan program transmigrasi yang dilaksanakan di Propinsi Lampung dari daerah Jawa. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari sebagian besar pondok pesantren yang berdiri sejak lama di wilayah Lampung kyai pendirinya adalah berasal dari pulau Jawa. 19 Hal ini bukan berarti mengecilkan peran masyarakat Islam pribumi Lampung, karena di daerah-daerah perkotaan terdapat yayasan- yayasan pendidikan Islam yang dibangun oleh penduduk asli Lampung. Akan tetapi pondok pesantren yang bersifat tradisional salafiyah hampir dipastikan kesemua pendirinya adalah transmigran putera transmigran asal Jawa, sehingga kultur yang ada dalam pesantren tersebut mengadopsi dari pesantren-pesantren tempat kyai tersebut menimba ilmu di Jawa. 20 Hal ini bisa dipahami pula mengingat pulau Jawa merupakan pusat penyebaran agama Islam di seluruh Nusantara sejak zaman Wali Songo. 21 18 Luas Provinsi Lampung adalah 2.969,313 km² yang saat ini terbagi menjadi sembilan Kabupaten dan dua Kota yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Tulang bawang, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Pesawaran serta Kota Bandar Lampung dan Kota Metro, www. Indonesia Tourism, peta lampung, Tanggal 23 Mei 2008 19 Dari tujuh pesantren yang ada pada Direktori Pesantren terbitan Departemen Agama Pusat menunjukkan bahwa kesemua pendiri kyainya adalah berasal dari Jawa, namun data yang dimuat dalam buku tersebut ternyata merupakan data yang pernah diterbitkan pada buku dengan judul yang sama pada penerbitan-penerbitan sebelumnya dan tidak diup date datanya sehingga tidak dapat mengcover dari keseluruhan pesantren yang ada di Provinsi Lampung. Baca Direktori Pesantren, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Jakarta: DEPAG RI, 2007 h. 135-154 20 Dari 14 pondok pesantren yang penulis kunjungi, hanya Pondok Pesantren Darussalam Tegineneng Kabupaten Pesawaran yang pendirinya bukan transmigran asal Jawa. Sehingga pantas kalau pondok pesantren ini bercorak modern. Untuk pondok-pondok selain itu dapat dilihat dari teori transliterasi kitab kuningnya yang menggunakan bahasa Jawa, munculnya istilah utawi dalam mengartikan dan merumuskan kode untuk mubtada’, iku untuk khabar, sopo opo untuk fa’ilpelaku pekerjaan, ing untuk maf’ul bihi obyek dan lain-lain merupakan bentuk tradisi yang ada di pesantren-pesantren salafiyah, Muhammad Ma’sum, SHI, Kamus Santri, Pedoman Pembacaan Kitab Kuning, Raman Utara, Pon-Pes Tri Bhakti Attaqwa,2003, h. 5 21 Kendati wilayah Lampung berada di pulau Sumatera yang juga terdapat pintu awal masuknya Islam di Nusantara misal di daerah Peurlak, Pasai Aceh akan tetapi secara historis tidak ada yang menyimpulkan bahwa proses islamisasi di Lampung berasal dari Aceh. Hal ini dimungkinkan karena jalur transportasi antara Lampung yang merupakan wilayah paling ujung 36 Sebut saja misalnya Pondok Pesantren Darussalamah yang berada di desa Braja Dewa Kecamatan Way Jepara yang merupakan salah satu pondok pesantren tua dan para alumninya sudah banyak yang mendirikan lembaga pendidikan pondok pesantren, pendirinya adalah KH. Ahmad Shodiq yang berasal dari Kediri Jawa Timur. 22 Selain itu di daerah Ambarawa Kecamatan Pring Sewu Kabupaten Tanggamus juga terdapat pondok pesantren yang berkonsentrasi pada ‘Ulum al- Qur’an dengan prioritas tahfîz al-Qur’an pendirinya KH. Rois Abdillah al- Hafiz, MA, juga berasal dari Jawa Timur tepatnya daerah Jember. Kemunculan modernisasi di Lampung juga tak dapat dilepaskan dari kemunculan-kemunculan pesantren-pesantren yang berorientasi modern di wilayah Jawa. Selain Pondok Pesantren Gontor Ponorogo, Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo juga menjadi salah satu pesantren yang menyemai bibit-bibit pesantren modern di Lampung. Sebagai sebuah contoh adalah Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an, istri dari KH. Ali Komaruddin pendiri Pesantren Roudlotul Qur’an adalah alumni pesantren Wali Songo tersebut. Perannya kendati hanya sebagai istri namun juga menentukan karena di sisi lain dia juga termasuk dalam komposisi kepengurusan yayasan yang bertindak sebagai Bendahara II. Ketika mendirikan sistem TMI yang mula-mula direkrut untuk mengelola adalah Dra. Siti Nurjanah, M.Pd, dan Laila Rismadiati S.PdI yang keduanya merupakan alumni Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo. 23 Munculnya modernisasi di berbagai pesanten turut serta mempengaruhi pesantren-pesantren di wilayah Lampung. Pengaruh yang cukup signifikan terjadi pada pola pembelajaran sedang dalam materi pelajaran yang disampaikan Timur pulau Sumatera lebih dekat dengan Jawa daripada Aceh yang berada di ujung Barat Sumatera. Drs. Marwan Saridjo, dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta: Dharma Bhakti, 1983, h. 20 22 Team Redaksi Memori 2007, Risalah Kenangan Alumni Santri Darussalamah, Way Jepara: kelas III Madin Darussalamah, 2007, h. 38 23 Laila Rismadiati, SPdI alumni Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo Dewan Pembina Asrama Pondok pesantren Roudlotul Qur’an, Wawancara tanggal 20 Juni 2008