Metode Observasi Teknik Pengumpulan Data

39 musik, dan olah raga-satu hal yang pada waktu itu tidak dilakukan di pesantren. Pengakuan akan pentingnya nilai-nilai modern disimbolkan dengan membiasakan para santri mengenakan jas dan dasi. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan agama dan umum, Gontor menciptakan kurikulum yang di dalamnya terdiri atas ilmu agama dan ilmu umum untuk diajarkan kepada santri. Para pendiri Gontor membuat sendiri buku-buku pelajaran yang dibutuhkan, baik pelajaran agama maupun pelajaran umum. Di sini sebenarnya visi integrasi ilmu umum dan ilmu agama mulai dibangun. 31 Konsep yang digagas oleh KH. Imam Zarkasyi ini ternyata menjadi blueprint bagi perkembangan pesantren modern selanjutnya. Santri yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara mendirikan pesantren-pesantren ala Gontor. Ini dimulai sejak tahun 1970-an. Dan Lampung yang merupakan provinsi terdekat dengan pulau Jawa juga menunjukkan hal itu. Untuk kasus di Lampung secara umum pengaruh modernisasi pesantren ala Gontor pada awalnya dimotori oleh Pondok Pesantren Darussalam Tegineneng Lampung Selatan. 32 Pesantren ini secara tegas menyatakan bahwa pesantren Gontor menjadi panutannya dalam semua aspek kependidikan yang sebagian besar tenaga pendidiknya merupakan alumni pesantren Gontor. Pesantren Darussalam ini bisa dikatakan sebagai Pondok Pesantren Modern yang pertama di Lampung dan mempunyai jumlah santri yang cukup banyak. Kuantitas santrinya mampu menyamai pesantren- pesantren lain yang telah lebih dulu eksis di wilayah Lampung. 31 Abdullah Syukri Zarkasyi.M.A. Gontor Pembaharuan Pendidikan Pesantren Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005 h. 25 32 Pertama kali didirikan oleh KH. Ali Raja Marga bin Hi. Abdul Karim yang secara resmi dibuka pada tahun 1974. Pendiri pondok pesantren ini adalah seorang Muslim yang taat dan berasal dari keturunan pribumi asli Lampung, pertautan dengan Islam yang ada di Jawa adalah semasa mudanya ia pernah belajar di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur. Dan pada umumnya tokoh pendidikan yang berasal dari pribumi Lampung mendirikan pesantren modern. Fenomena ini juga terjadi di Pondok Pesantren Modern Al-Madinah yang berada di Bandar Negeri Labuhan Maringgai Lampung Timur yang didirikan oleh KH. Maisani Liswan. Pondok Modern Makkah di Ogan Lima, Kabupaten Way Kanan yang dipimpin oleh Muhammad Harisun. Muhammad Sayyid Wijaya alumni Pondok Pesantren Darussalam Tegineneng, Wawancara, tanggal 22 Juni 2008 40

A. Tokoh Pendidikan Islam Lampung 1. KH. Muhammad Adnan RRJ.

Pada saat Provinsi Lampung masih banyak daerahnya yang terisolir karena letak geografis dan jalur transportasi darat yang masih kurang memadai peran KH Muhammad Adnan, RRJ cukup signifikan bagi perkembangan agama Islam dan pendidikan pondok pesantren khususnya daerah Lampung. Dia berasal dari Kediri Jawa Timur dan sempat menimba ilmu di berbagai pondok pesantren salafiyah di Jawa Timur kemudian di sekitar tahun 1950-an beliau hijrah ke Lampung dan merintis pendidikan pondok pesantren. Di daerah Raman Utara yang pada saat sebagiannya merupakan daerah transmigrasi menjadi pilihan beliau untuk mulai mengembangkan pendidikan pondok pesantren. Berbekal semangat perjuangan yang kuat dan bantuan ayah kandung dia KH. Raden Rahmat Joyo Ulomo dan adik kandungnya Ky. Muhammad Masyhuri, RRJ, pada tahun 1961 berdirilah pondok pesantren yang diberi nama Tri Bhakti Attaqwa. 33 Penamaan ini merupakan manifestasi dari cita-cita pengamalan taat kepada Allah SWT, taat pada Rasulullah, dan pada ulil amri pemerintah. Pada awal berdiri hingga dekade berikutnya corak salafiyah menjadi pilihan utama, mengingat keadaan sosio-kultural masyarakat pada saat itu masih mempunyai respon yang baik. Dari ketiga tokoh inilah, yakni KH. Raden Rahmat Joyo Ulomo, KH. Muhammad Adnan RRJ, dan Ky. Muhammad Masyhuri RRJ, pondok pesantren makin lama makin berkembang. Pembagian wilayah kerja masing-masing pun juga tertata dengan baik. Khusus wilayah kepesantrenan dengan segala seluk- beluknya dikuasakan kepada KH. Muhammad Adnan, RRJ. Sedangkan untuk pengajian-pengajian kaum muslim secara umum di wilayah sekitar pesantren di percayakan kepada adik kandung beliau Ky. Muhammad Masyhuri, RRJ. Di sisi 33 Pengurus Pondok Pesantren Tri Bhakti Attaqwa, Dokumentasi Pondok Pesantren Tri Bhakti Attaqwa Masa Awal¸ Raman Utara, PP Tri Bhakti Attaqwa, 2006 , h. 2