Sumber Data Metodologi Penelitian
38 pengamalan ibadah keagamaan. Meskipun fiqih yang diajarkan kepada para santri
adalah figih Mazhab Syafii, namun santri ditekankan untuk tidak terjebak dalam khilafiyah. Untuk menghindari hal ini, sudah sejak lama Gontor mengajarkan fiqih
perbandingan kepada para santrinya. Kitab yang menjadi rujukan untuk pelajaran ini adalah Bidâyatul Mujtahid karangan Abu al-Walid Muhammad ibn Rusyd, atau
yang terkenal dengan sebutan Ibn Rusyd.
28
Sementara itu, manajemen yang efektif dan efisien diterjemahkan bahwa pesantren harus memiliki sistem administrasi dan keuangan yang baik, transparan,
dan dapat dipertanggungjawabkan. Lebih lanjut sistem manajemen pesantren modern diwujudkan dengan mengembangkan sistem kepemimpinan pesantren.
Untuk masalah ini, Gontor sejak awal menggagas apa yang disebut badan wakaf, lembaga tertinggi dalam pesantren di mana setiap persoalan dibicarakan dan
diputuskan. Di bawah badan wakaf terdapat badan pelaksana yang terlibat dalam urusan hari per hari pesantren. Meski pada umumnya orang yang terlibat dalam
lembaga ini berasal dari keluarga tertentu di Gontor misalnya didominasi oleh Bani Zarkasyi
29
sistem ini bekerja dengan efektif. Salah satu sebabnya adalah, dalam setiap kepengurusan badan wakaf, sejumlah orang luar, biasanya alumni,
dilibatkan sehingga birokrasi menjadi lebih impersonal.
30
Pengenalan santri terhadap modernitas diwujudkan dengan cara membekali santri dengan kecakapan bahasa Inggris dan Arab, kepramukaan, keterampilan,
28
Kitab Bidâyatul Mujtahid merupakan kitab yang berisi hukum-hukum fiqh dengan metode komparasi dari berbagai Imam Mazhab. Kendati yang dijadikan rujukannya tidak mesti
langsung kepada Imam Mujtahid Mutlaq Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbaly sehingga terkadang Ibn Rusyd juga menukil dari golongan mazhab tersebut. Seperti
Hanabilah untuk menyebut golongan penganut Mazhab Hanbaly dan Syafi’iyyah untuk Mazhab Syafi’i, Hanafiyah untuk Mazhab Hanafy, dan Malikiyah untuk Mazhab Maliky. Baca, Ibn Rusyd,
Bidâyatul Mujtahid, Mesir: Dâr al-Fikr, t.th.
29
Panitia Penyusunan Riwayat Hidup dan Perjuangan K.H. Imam Zarkasyi, Biografi K.H. Imam Zarkasyi:, h. 37
30
Keterlibatan alumni dalam jajaran kepengurusan badan ini berkisar antara 35 – 45 . Panitia Penyusunan Riwayat Hidup dan Perjuangan K.H. Imam Zarkasyi, Biografi K.H. Imam
Zarkasyi:, h. 39
39 musik, dan olah raga-satu hal yang pada waktu itu tidak dilakukan di pesantren.
Pengakuan akan pentingnya nilai-nilai modern disimbolkan dengan membiasakan para santri mengenakan jas dan dasi. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan
pengetahuan agama dan umum, Gontor menciptakan kurikulum yang di dalamnya terdiri atas ilmu agama dan ilmu umum untuk diajarkan kepada santri. Para pendiri
Gontor membuat sendiri buku-buku pelajaran yang dibutuhkan, baik pelajaran agama maupun pelajaran umum. Di sini sebenarnya visi integrasi ilmu umum dan ilmu
agama mulai dibangun.
31
Konsep yang digagas oleh KH. Imam Zarkasyi ini ternyata menjadi blueprint bagi perkembangan pesantren modern selanjutnya. Santri yang tersebar
di seluruh pelosok Nusantara mendirikan pesantren-pesantren ala Gontor. Ini dimulai sejak tahun 1970-an. Dan Lampung yang merupakan provinsi terdekat
dengan pulau Jawa juga menunjukkan hal itu. Untuk kasus di Lampung secara umum pengaruh modernisasi pesantren ala Gontor pada awalnya dimotori oleh
Pondok Pesantren Darussalam Tegineneng Lampung Selatan.
32
Pesantren ini secara tegas menyatakan bahwa pesantren Gontor menjadi panutannya dalam
semua aspek kependidikan yang sebagian besar tenaga pendidiknya merupakan alumni pesantren Gontor. Pesantren Darussalam ini bisa dikatakan sebagai
Pondok Pesantren Modern yang pertama di Lampung dan mempunyai jumlah santri yang cukup banyak. Kuantitas santrinya mampu menyamai pesantren-
pesantren lain yang telah lebih dulu eksis di wilayah Lampung.
31
Abdullah Syukri Zarkasyi.M.A. Gontor Pembaharuan Pendidikan Pesantren Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005 h. 25
32
Pertama kali didirikan oleh KH. Ali Raja Marga bin Hi. Abdul Karim yang secara resmi dibuka pada tahun 1974. Pendiri pondok pesantren ini adalah seorang Muslim yang taat dan berasal
dari keturunan pribumi asli Lampung, pertautan dengan Islam yang ada di Jawa adalah semasa mudanya ia pernah belajar di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo Jawa Timur. Dan pada umumnya
tokoh pendidikan yang berasal dari pribumi Lampung mendirikan pesantren modern. Fenomena ini juga terjadi di Pondok Pesantren Modern Al-Madinah yang berada di Bandar Negeri Labuhan
Maringgai Lampung Timur yang didirikan oleh KH. Maisani Liswan. Pondok Modern Makkah di Ogan Lima, Kabupaten Way Kanan yang dipimpin oleh Muhammad Harisun. Muhammad Sayyid
Wijaya alumni Pondok Pesantren Darussalam Tegineneng, Wawancara, tanggal 22 Juni 2008