Profil pH dan Alkalinitas pada Proses Loading Up

40 Potensi pengolahan LCPKS dengan digestasi anaerobik dapat dilihat juga melalui kandungan lemak, protein, dan karbohidrat. Kandungan lemak, protein, dan karbohidrat dari LCPKS pada tabel 4.1 adalah 31,8, 0,14 dan 1,99. Senyawa organik inilah yang akan diolah pada proses asidogenesis ini menjadi VFA.

4.2 HASIL PENELITIAN VARIASI HRT PROSES

LOADING UP Proses loading up dilakukan dengan memvariasikan HRT yang dimulai dari HRT 20 hari, 15 hari, 10 hari, 5 hari hingga 4 hari. Proses ini dilakukan agar mikroba pada starter dapat beradaptasi, dimana starter ini sebelumnya digunakan pada proses asidogenesis pada keadaan termofilik. Fermentor dioperasikan pada suhu ruangan dengan laju pengadukan 250 rpm dan pH dijaga konstan 6 ±0,2 pH dijaga konstan dengan penambahan natrium bikarbonat NaHCO 3 pada umpan segar yang dipompakan 6 kali per hari. Analisis TS dan VS dilakukan setiap hari serta analisis TSS, VSS, COD, dan VFA pada saat stabil data untuk melihat aktifitas mikroba.

4.2.1 Profil pH dan Alkalinitas pada Proses Loading Up

Digestasi anaerobik sangat sensitif terhadap perubahan pH [37], Proses asidogenesis itu sendiri berlangsung pada pH rendah atau dalam suasana asam [22]. pH dapat meningkatkan kinerja mikroba hidrolisis dan asidogenesis[14]. Menurut Ventura et al, pH optimal proses asidogenesis untuk pertumbuhan mikroba adalah 5,5-6,5[37 ]. Alkalinitas merupakan faktor penting untuk fermentor agar beroperasi dengan baik. Nilai alkalinitas yang dibutuhkan dapat dipenuhi dengan memberikan bahan kimia tambahan seperti: natrium bikarbonat, natrium karbonat, amonium hidroksida, natrium hidroksida, dan kalium hidroksida [38]. Pengaruh penurunan HRT pada saat loading up terhadap pH dan alkalinitas dapat dilihat pada gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara 41 Gambar 4.1 Hubungan pH dan Alkalinitas pada Proses Loading Up Pada gambar 4.1 menunjukkan pH yang relatif konstan dengan rentang 5,8-6,2 yang disebabkan penambahan natrium bikarbonat. Penambahan umpan segar yang memiliki pH yang lebih rendah yaitu 3,5-4,5 menyebabkan terjadinya penurunan pH fermentor. Penambahan natrium bikarbonat pada umpan segar diperlukan untuk mengontrol pH fermentor. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi alkalinitas. Alkalinitas fermentor berfluktuasi dengan rentang nilai 2100-4200 mgl. Selain karena pengaruh pH umpan, Menurut Alistair, 2009 penurunan nilai pH disebabkan terbentuknya VFA dalam fermentor [29]. Volume LCPKS yang diumpankan kedalam fermentor untuk HRT 20 hari, 15 hari, 10 hari, 5 hari, dan 4 hari adalah masing-masing 100 ml;133,3 ml; 200ml; 400 ml; dan 500 ml. Semakin kecil HRT maka semakin besar volume LCPKS yang diumpankan. Hal ini berpengaruh terhadap perubahan pH dalam fermentor dan penambahan natrium bikarbonat untuk mengontrol pH serta mengakibatkan alkalinitas yang fluktuatif. Meskipun terjadi fluktuasi, nilai alkalinitas masih dalam rentang nilai yang wajar untuk proses asidogenesis, yaitu 542 mll hingga 3.580 mgl [3]. Nilai alkalinitas yang cukup stabil dapat mengindikasikan bahwa mikroba dapat beradaptasi dengan baik [39]. 1 2 3 4 5 6 7 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 10 20 30 40 50 60 70 80 pH Alk a lin it a s m g L Hari ke- Alkalinitas pH HRT 20 HRT 15 HRT 10 HRT 5 HRT 4 Universitas Sumatera Utara 42

4.2.2 Pengaruh Kondisi pH dan Alkalinitas terhadap Pertumbuhan Mikroba

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

3 61 86

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

4 122 113

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Rasio Recycle Sludge pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Rasio Recycle Sludge pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Rasio Recycle Sludge pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 5

PENGARUH HYDRAULIC RETENTION TIME (HRT) DAN RASIO RECYCLE SLUDGE PADA PROSES ASIDOGENESIS LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) PADA KEADAAN AMBIENT SKRIPSI

0 0 18

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan pH pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 6

Pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) dan Laju Pengadukan pada Proses Asidogenesis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada Keadaan Ambient

0 0 5

PENGARUH HYDRAULIC RETENTION TIME (HRT) DAN LAJU PENGADUKAN PADA PROSES ASIDOGENESIS LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) PADA KEADAAN AMBIENT SKRIPSI

1 0 18