20
2.5.5 Organic Loading Rate OLR
Organic  loading  rate  OLR  merupakan  salah  satu  parameter  yang  paling penting  dipelajari  secara  ekstensif  untuk  menyelidiki  efek  dari  berbagai  beban
substrat ketika salah satu  limbah organik atau sintetis digunakan sebagai substrat [33].  Semakin  tinggi  OLR  tidak  selalu  mengarah  pada  hasil  yang  lebih  tinggi
hidrogen.  Oleh  karena  itu,  optimasi  variabel  operasional  sangat  penting  untuk mendapatkan efisiensi produksi yang lebih tinggi. Namun demikian, optimalisasi
OLR  hanya  dapat  dilaksanakan  bila  mikroba  menyesuaikan  diri  dengan  baik terhadap OLR yang diterapkan terhadap substrat. [33]
2.6 VOLATILE FATTY ACID VFA
Volatile  fatty  acids  VFA  merupakan    produk  intermediet  yang  penting dalam  produksi  metana,  dan  konsentrasinya  mempengaruhi  efisiensi  fermentasi.
VFA  digunakan  sebagai  indikator  keseimbangan  proses  [12].  Pada  prinsipnya produk  akhir  dari  proses  asidogenesis  adalah  VFA  yang  umumnya  terdiri  dari
asam asetat, asam propionat, asam n-butirat, asam iso-butirat, asam n-valerat, dan asam iso-valerat [35].
Perubahan  tingkat  VFA  yang  terbukti  menjadi  parameter  yang  baik,  di bawah  operasi  tidak  stabil,  produk  intermediet  seperti  asam  volatil  dan  alkohol
terakumulasi pada laju yang berbeda tergantung pada substrat dan jenis gangguan yang
menyebabkan ketidakstabilan.
Akumulasi asam
lemak volatil
menggambarkan kinetika hubungan antara produsen dan konsumen asam. [32]. Pada  kondisi  termofilik,  konsentrasi  asam  propionat  sangat  penting
daripada  kondisi  mesofilik.  Selain  itu,  asam  propionat  merupakan  senyawa  yang paling  sulit  untuk  dikonversi  ke  intermediet  lain  karena  persyaratan  tekanan
parsial  H
2
rendah.  Asam  propionat  memainkan  peran  penting  dalam  startup proses  anaerobik  serta  kestabilan  proses.  Namun,  asam  propionat  dianggap
sebagai  VFA  paling  beracun  yang  ditemukan  dalam  digester  anaerobik[13]. Wijekoon et al, 2011 melaporkan bahwa konsentrasi asam propionat lebih dari 1-
2 gl terbukti dapat menghambat bakteri metanogenesis[12].
Universitas Sumatera Utara
21
2.7 ANALISA EKONOMI
Pada  penelitian  ini  dilakukan  analisa  ekonomi  yang  sederhana  terhadap proses  asidogenesis  LCPKS  pada  keadaan  ambient  dengan  produk  yang
diharapkan berupa VFA  yang pada tahapan berikutnya dapat  dikonversi  menjadi biogas.  Kondisi  yang  digunakan  adalah  keadaan  ambient  sehingga  tidak
diperlukan  pemanas  dalam  penelitian  ini.  Maka  pada  penelitian  ini  yang  dikaji adalah  jumlah  VFA  yang  akan  dikonversi  menjadi  biogas  pada  proses  digestasi
anaerobik  dua  tahap.  Beberapa  penelitian  yang  berhasil  menghitung  volume pembentukan biogas dari VFA disajikan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.8 Volume Pembentukan Biogas dari Jumlah VFA yang Terbentuk Peneliti
Total VFA mgl
Volume Biogas liter liter.hari
Kivaisi dan Mtila [50] Li et al [51]
Cavinato et al [52] 2.058,85
4.020,00 6.869,48
1,70 3,97
6,00
Pada penelitian ini, total pembentukan VFA diperoleh pada variasi HRT 4 hari tanpa Recycle Sludge dengan jumlah 5.583 mgL. Menurut A.K. Kivaisi, et
al  konversi  VFA  menjadi  biogas  adalah  100.  Melalui  Tabel  2.9  dapat digambarkan grafik linear seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8 berikut.
Gambar 2.6 Konversi Total VFA menjadi Biogas [50, 51, 52]
Gambar  2.6  menunjukkan  grafik  linearisasi  pembentukkan  biogas  dari VFA  dengan  persamaan  garis  lurus:  y  =  0,0009  x  +  0,104  dengan  y  merupakan
produksi  biogas  dan  x  merupakan  VFA  yang  terbentuk.  Berdasarkan  persamaan
y = 0,0009x + 0,104 2
4 6
8
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
P ro
du k
si B
io g
a s
lite rlit
er ·ha
ri
Total VFA mgl
Produksi Biogas Linear Produksi
Biogas
Universitas Sumatera Utara
22 tersebut maka jumlah biogas yang dapat dihasilkan dari total VFA pada penelitian
ini adalah: y
= 0,0009 x + 0,104 = 0,0009 5.583 + 0,104
= 5,13 liter biogasliter LCPKS.hari = 5,13 m
3
biogasm
3
LCPKS hari Ekivalensi 1 m
3
biogas terhadap solar adalah sebesar 0,52 liter [53]. Sehingga =
×
= 2,67 liter solarm
3
LCPKS Harga  solar  industri  adalah  Rp  10.448,85liter  [54],  sehingga  untuk  biogas  yang
dihasilkan pada proses satu tahap diperoleh keuntungan sebesar: Harga biogas yang dihasilkan  =
×
= Rp. 27.898m
3
LCPKS Jika  LCPKS  yang  diolah  sebesar  450  m
3
hari,  maka  keuntungan  yang  akan diperoleh perhari adalah:
Keuntunan yang diperoleh =
×
= Rp. 12.554.100hari
Universitas Sumatera Utara
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 LOKASI PENELITIAN
Penelitian  ini  dilakukan  di  Laboratorium  Ekologi,  Departemen  Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara USU, Medan.
3.2 BAHAN DAN PERALATAN
3.2.1   Bahan-Bahan
1.  Starter dari penelitian sebelumnya 2.  Sampel
LCPKS dari fat pit PKS Adolina
3.  Asam klorida HCl 0,1 N 4.  Aquadest H
2
O 5.  Natrium Bikarbonat NaHCO
3
3.2.2  Peralatan 3.2.2.1 Peralatan Utama
1.  Fermentor  tangki  berpengadukjar  fermentor  EYELA  model  No:  MBF 300ME
2.  Pompa sludgeslurry pump HEISHIN, model No.:3NY06F 3.  Gas meter SHINAGAWA, model No.:W-NK-0.5B
4.  Tangki umpan service tank 5.  Pengaduk
6.  Sensor temperatur 7.  pH elektroda
8.  Timer OMRON, model No.:H5F 9.  Botol penampungan keluaran fermentor
10. Gas collector
Universitas Sumatera Utara