11 proses  tersebut  harus  cukup  dipahami  oleh  para  insinyur  dan  operator  [19].
Efisiensi  operasional  dari  sistem  digestasi  anaerobik  terutama  tergantung  pada struktur  komunitas  mikroba  dalam  sistem.  Selain  itu,  faktor  lingkungan  seperti
suhu  dan  pH  memainkan  peran  penting  dalam  menentukan  kinerja  dan  nasib komunitas mikroba dalam digestasi anaerobik [18].
Proses  digestasi  anaerobik  berlangsung  dalam  beberapa  tahap  yaitu hidrolisis,  asidogenesis  termasuk  asetogenesis,  dan  metanogenesis.  Skema
proses digestasi anaerobik dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini:
Gambar 2.3 Skema Proses Pengolahan Digestasi Anerobik [18]
2.3.1 Tahap Hidrolisis
Pada  tahap  pertama  hidrolisis,  senyawa  yang  tidak  terlarut  seperti selulosa,  protein  dan  lemak  dipecah  menjadi  monomer-monomer  fragmen  larut
dalam  air  oleh  exoenzymes  hydrolase  dari  bakteri  anaerobik  fakultatif  dan
Universitas Sumatera Utara
12 obligat. Sebenarnya, ikatan kovalen terputus oleh reaksi kimia dengan air, seperti
pada  gambar  2.4  [26].  Semakin  besar  luas  permukaan  bahan  baku,  lebih  efisien enzim  hidrolitik  dapat  menyerang  materi.  Kondisi  operasional  proses
mempengaruhi  hidrolisis,  misalnya  suhu  yang  lebih  tinggi  meningkatkan hidrolisis. pH optimal adalah sekitar 6,0, meskipun hidrolisis terjadi juga pada pH
yang  lebih  tinggi.  Laju  beban  organik  OLR  yang  terlalu  tinggi  dapat menghambat hidrolisis melalui akumulasi degradasi intermediet [22].
R – C – C – R
Gambar 2.4 Pembentukan monomer [26] Proses  hidrolisis  dari  karbohidrat  membutuhkan  waktu  beberapa  jam,
hidrolisis  protein  dan  lemak  membutuhkan  waktu  beberapa  hari.  Lignoselulosa dan lignin didegradasi sangat lambat dan tidak sempurna [26].
Tabel 2.5 Beberapa Kelompok Enzim Hidrolisis dan Fungsinya [22] Enzim
Substrat Produk pemecahan
Proteinase Protein
Asam amino Cellulase
Selulosa Cellobiose and glucose
Hemicellulase Hemicellulose  Gula, seperti glukosa, xylose, mannose dan
arabinose Amylase
Pati Glukosa
Lipase Lemak
Asam lemak dan gliserol Pectinase
Pektin Gula seperti galaktosa, arabinose, dan
polygalactic uronic acid
2.3.2 Tahap Asidogenesis
Langkah  kedua  adalah  asidogenesis  juga  disebut  sebagai  fermentasi, Setelah  bahan  baku  terdegradasi  menjadi  molekul  yang  lebih  kecil,  yaitu  asam
lemak rantai panjang Long Chain Fatty Acids, alkohol, gula sederhana dan asam amino,  selama  hidrolisis,  bakteri  Acidogenic  mampu  menyerap  molekul  tersebut
dan memfasilitasi degradasi lebih lanjut menjadi asam lemak volatil VFA [23]. H
2
O R
– C – H
OH – C – R
monomer
Universitas Sumatera Utara
13 Sama seperti tahap hidrolisis, tahap ini terdiri bukan hanya dari satu reaksi.
Kecepatan reaksi yang terjadi tergantung pada organisme yang hadir dan substrat selama  proses.  Banyak  organisme  yang  berbeda  aktif  selama  tahap  ini,  lebih
banyak  dari  pada  tahap  lain  [22].  Konsentrasi  ion  hidrogen  intermediet  yang terbentuk mempengaruhi jenis produk fermentasi. Tekanan parsial hidrogen yang
tinggi menyebabkan senyawa yang sedikit tereduksi, seperti asetat, terbentuk [26]. Asam  lemak  volatil  dengan  rantai  lebih  dari  empat-karbon  tidak  dapat
digunakan  langsung  oleh  metanogen.  Asam  organik  ini  selanjutnya  dioksidasi menjadi  asam  asetat  dan  hidrogen  oleh  bakteri  acetogenic  obligat  hidrogen
melalui  proses  yang  disebut  asetogenesis.  Asetogenesis  juga  mencakup  produksi asetat  dari  hidrogen  dan  karbon  dioksida  oleh  acetogens  dan  homoacetogens.
Kadang-kadang  asidogenesis  dan  asetogenesis  tahap  digabungkan  bersama sebagai satu tahap [10].
2.3.3 Tahap Asetogenesis