75
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Selama proses penelitian, terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti yaitu :
1. Penelitian ini tidak menjelaskan hubungan karakterisitik petani umur, pendidikan, dll dengan pengetahuan, sikap dan tindakan petani.
2. Tidak ada kelompok kontrol. Dengan keterbatasan ini, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
perbaikan pada penelitian berikutnya.
B. Pengetahuan Petani Paprika
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dalam
penelitian ini, pengetahuan petani paprika yang diukur mencakup pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 khususnya mengenai Alat Pelindung Diri
APD dari bahaya pestisida. Pengetahuan petani diukur dengan menggunakan kuesioner sebanyak dua kali,
yaitu sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelum penyuluhan, 27 petani 80 berpengetahuan buruk, 2 petani 6 berpengetahuan cukup, dan hanya 3 petani yang
berpengetahuan baik. Setelah penyuluhan, semua petani berpengatahuan baik.
Berdasarkan hasil jawaban petani pada soal pengetahuan yang dilakukan sebelum penyuluhan lampiran 10, diketahui bahwa sebanyak 31 petani 94 menjawab
salah pada soal tentang definisi dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. Sebagian besar petani beranggapan bahwa K3 adalah upaya untuk menangani
kecelakaan dan mengobati penyakit akibat kerja. Jawaban tersebut mengandung prinsip pendekatan kuratif yang berlawanan dengan definisi K3 sesungguhnya, yaitu
upaya pencegahan terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selanjutnya, pada pertanyaan tentang perlunya K3 diterapkan pada pekerjaan
petani paprika yang menggunakan pestisida, hanya 7 petani yang menjawab benar. 24 petani menjawab perlu dengan alasan yang salah, yaitu agar petani mendapat
pengobatan terhadap penyakit akibat kerja., dan 1 orang menjawab tidak perlu dengan alasan bahwa pestisida mudah digunakan. Pada pertanyaan tentang dampak pestisida,
hanya 8 orang yang menjawab benar. Sedangkan 24 petani lainnya menjawab salah karena beranggapan bahwa pestisida tidak dapat menyebabkan kanker maupun
gangguan saraf. Pada pertanyaan tentang jalur masuk pestisida, sebanyak 16 petani menjawab benar. Sedangkan 16 petani lainnya menjawab salah karena menurut petani
pestisda tidak dapat masuk melalui kulit. Dari hasil jawaban juga dapat diketahui sebanyak 14 petani menjawab salah
pada pertanyaan tentang tubuh petani yang kebal terhadap pestisida. Petani tersebut mengira bahwa jika seseorang sering terkena pestisida atau sudah terbiasa dengan
pestisida, maka tubuh orang tersebut dapat memiliki kekebalan terhadap dampak buruk pestisida. Pada pertanyaan tentang APD yang dibutuhkan, sebanyak 18 petani
menjawab salah. Menurut petani tersebut, APD yang perlu digunakan hanyalah
masker, kacamata dan sarung tangan. Selain itu, pada pertanyaan tentang kapankah APD digunakan, terdapat 8 petani yang menjawab salah karena beranggapan bahwa
APD hanya digunakan pada saat menyemprot pestisda. Padahal, resiko terkena pestisida dengan konsentrasi tinggi terjadi pada saat pencampuran pestisida. Sehingga
pada saat pencampuran pun perlu menggunakan pestisida. Rendahnya pengetahuan petani paprika tentang K3 dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Menurut Notoatmodjo 2007, salah satu tujuan pendidikan adalah mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan. Jadi semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. Dari segi pendidikan, mayoritas petani paprika di Desa Kumbo adalah lulusan SD dan SMP.
Notoatmodjo 2007 juga menyebutkan bahwa umur juga mempengaruhi individu dalam meperoleh pengetahuan. Semakin dewasa umur seseorang maka semakin tinggi
tingkat pengalamannya dan semakin bertambah pengetahuannya. Sebanyak 61 Petani paprika di Desa Kumbo berusia 20 -30 tahun. Dengan demikian, mayoritas
petani paprika di Desa Kumbo masih dalam usia produktif 40 tahun dalam menambah pengetahuan dan pengalamannya.
Setelah penyuluhan, dapat diketahui adanya peningkatan skor pengetahuan petani paprika tentang K3. Peningkatan pengetahuan ini menunjukkan adanya
pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan yang kemudian dianalaisis secara statistik dengan menggunakan uji wilcoxon. Dari hasil P-value yaitu sebesar 0,000 dapat
disipulkan bahwa pada alpha 5 terdapat pengaruh penyuluhan yang bermakna signifikan terhadap perubahan pengetahuan petani terkait Alat Pelindung Diri APD
dari bahaya pestisida.
Penelitian ini relevan dengan penelitian Bernadetta 2011 yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan petani jeruk dalam menyemprot pestisida. Sebelum
penyuluhan, petani jeruk yang berpengetahuan buruk dan cukup masing-masing 65 dan 35. Setelah penyuluhan, semua petani jeruk memiliki pengetahuan yang baik.
Adapun secara statistik, penelitian Bernadetta 2011 tersebut menggunakan uji “t-
berpasangan” dengan hasil p-value sebesar 0,000. Artinya, pada alpha 5 terdapat pengaruh penyuluhan yang signifikan terhadap perubahan pengetahuan petani jeruk
dalam menyemprot pestisda. Selanjutnya penelitian Solhi, dkk 2008 yang dilakukan di Ahwaz
– Iran tentang pengaruh penyuluhan terhadap penggunaan APD pada 100 pekerja di pabrik
karbon juga menunjukkan hasil yang sama. Setelah penyuluhan, rata-rata nilai pengetahuan meningkat dari 59.2 menjadi 84.9. Adapun hasil uji statistik one-way
anova menghasilkan p-value 0.00001. Artinya, pada alpha 5 terdapat pengaruh penyuluhan yang signifikan terhadap perubahan pengetahuan pekerja di pabrik karbon
tentang APD.
C. Sikap Petani Paprika