yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
APD dipakai jika telah dilakukan usaha yang maksimum terhadap rekayasa engineering dan cara kerja yang aman work practice. Namun pemakaian APD
bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut tetapi sebagai usaha terakhir dalam upaya melindungi tenaga kerja Milos Nedved Soemanto Imamkhasani, 1991
2. Standar Occupational Safety and Health Association OSHA Mengenai APD
Untuk meningkatkan perlindungan diri dari bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja maka OSHA Occupational Safety and Health Association membuat
peraturan APD sebagai berikut : a. Memeriksa sekeliling tempat kerja untuk menentukan apakah ada bahaya-
bahaya yang dapat terjadi sewaktu kerja. b. Memilih dan mempersiapkan APD yang benar-benar cocok untuk masing-
masing pekerja sesuai dengan lingkup pekerjaanya. c. Melatih bagaimana cara menggunakan atau memakai APD secara benar
untuk mencegah dari bahaya-bahaya yang dapat mengancam bagian tubuh seperti kepala, muka, mata, telinga, sistem pernafasan, tangan, kaki dan
lain-lain. Masing-masing APD dirancang atau dibuat untuk mencegah bahaya-
bahaya yang mengancam di tempat kerja. Untuk meyakinkan bahwa pekerja telah memakai APD yang sesuai dan tepat, maka OSHA merekomendasikan agar
mengadakan pemeriksaan atau peninjauan ke tempat kerja terlebih dahulu dan
kemudian mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan adanya bahaya-bahaya yang timbul dan dapat mengancam pekerja pada waktu mereka sedang melakukan
pekerjaannya.
3. Peraturan Perundang-Undangan Terkait Dengan APD
Peraturan Pemerintah atau perundang-undangan yang terkait dengan
penggunaan APD antara lain :
a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Bab V pasal 9 ayat 1 butir c tentang kewajiban pengurus menjelaskan alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja
yang bersangkutan. b. UU No.1 Tahun 1970 BAB X : Pengurus diwajibkan menyediakan secara
cuma-cuma alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawasan atau ahli-ahli tenaga
kerja. c. UU No.1 Tahun 1970 BAB IX pasal 13
d. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.1ns.02MBWBK1984 tentang pengesahan APD
e. Surat Edaran Dirjen Biawas No.SE06BW1997 tentang Pendaftaran Alat Pelindung Diri.
4. Pemilihan APD