BANK SYARIAH LANDASAN TEORI

perundang-undangan di Indonesia, diantaranya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Undang-Undang No. 10 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1998 tentang Perbankan, Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, 5 serta yang terakhir adalah Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 3. Tujuan Pendirian Bank Syariah Ada beberapa pandangan tentang tujuan didirikannya bank syariah. Secara garis besar pandangan tentang tujuan tersebut dikategorikan kedalam dua bentuk, yaitu pandangan yang dikemukakan oleh para teoretis dan praktisi ekonomi Islam. Menurut Muhammad Umer Chapra, tujuan didirikannya bank syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat Islam yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Oleh karenanya, bank syariah harus sungguh-sungguh dalam menyiapkan segala pirantinya yang menekankan bahwa pembiayaan yang disediakannya tidak akan meningkatkan konsentrasi kekayaan atau meningkatkan konsumsi. 6 5 Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah, h. 2. 6 Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, cet.I, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 80. Sebaliknya, para praktisi ekonomi Islam atau bankir Islam menganggap bahwa peranan bank syariah semata-mata bertujuan untuk komersial dengan mendasarkan pada instrumen-instrumen keuangan yang bebas bunga dan ditujukan untuk menghasilkan keuntungan finansial. Ini berarti bahwa para bankir Islam menganggap bank syariah bukan sekedar lembaga sosial semata. 7 Namun demikian, tidak berarti bahwa para bankir Islam menganggap bahwa bank Islam hanya sebuah lembaga yang hanya berorientasi pada Profit semata tanpa memperhatikan aspek kepedulian pada perkembangan masyarakat Islam. Bank Islam didirikan untuk menggalakkan, memelihara, serta mengembangkan jasa serta produk perbankan yang berasaskan syariah Islam. 8 Jika perbankan didasarkan pada sistem dan norma-norma Islam, maka ia harus tunduk dan patuh terhadap semua aturan yang berlaku dalam Islam. 9

B. SAHAM

1. Pengertian Saham adalah bukti sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan tertentu, dimana tiap saham menunjukkan satu suara kepemilikan. 10 Saham share merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. 7 Ibid., h. 80. 8 Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional bank Syariah, Jakarta: Penerbit Djambatan, 2002, h.23. 9 Rivai dan Permata Veithzal, Islamic Financial Management, h.80. 10 Nazir, dan Hasanuddin, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, h.512. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham juga dapat didefinisikan sebagai selembar catatan yang berisi pernyataan kepemilikan sejumlah modal pada perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, 11 atau sebagai penyertaan modal. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan mengemukakan pendapat. Saham penyertaan modal atau share merupakan salah satu bentuk penanaman modal pada suatu entitas Badan Usaha yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas perusahaan. Pemegang saham atau Investor mendapatkan hasil melalui pembagian dividen dan capital gain. Perusahaan penerbit saham pada umumnya berbentuk Perseroan Terbatas PT dan terbuka Tbk.. 12 Investor akan memperoleh 2 dua keuntungan dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: 11 Nasrun Haroen, Perdagangan Saham di Bursa Efek, Tinjauan Hukum Islam, cet.I, Jakarta: Yayasan kalimah, 2000, h.71., Dikutip dari Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 859KMK.011987. 12 Muhamad Nafik, HR., Bursa Efek dan Investasi Syariah, cet.I, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2009, h.244.