Peran dan fungsi pada orangtua
tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup yang relatif mapan.
d. Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga.
tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan seseorang sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan orang tua yang lanjut
usia, dan membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
Dalam hal yang berkaitan dengan keluarga, usia madya memiliki tugas yang salah satunya adalah mendidik anak-anak mereka terutama yang sudah menginjak
masa remaja agar mampu menjadi anak yang bertanggung jawab dalam berbagai hal ketika dewasa nanti.
Penerapan pola asuh orang tua berkaitan erat bagi perkembangan anak. Hoffman, 1989 dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2004
mengemukakan tiga jenis pola asuh orang tua, yaitu : 1. Pola asuh bina kasih induction
Adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memberikan penjelasan yang masuk akal terhadap setiap keputusan dan
perlakuan yang diambil bagi anaknya. 2. Pola asuh unjuk kuasa power assertion,
Pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memaksakan kehendaknya untuk dipatuhi oleh anak meskipun sebenarnya anak
tidak dapat menerimanya. 3. Pola asuh lepas kasih love withdrawal
Pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara menarik sementara cinta kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang dikehendaki
orang tuanya, tetapi jika anak sudah mau melaksanakan apa yang dikehendaki orang tuanya maka cinta kasihnya itu dikembalikan seperti sediakala
Dalam konteks pengembangan kepribadian remaja, pola asuh bina kasih induction sangat cocok digunakan karena dalam pola asuh bina kasih setiap
keputusan yang diambil oleh orang tua tentang anak remajanya atau setiap perlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak remajanya harus senantiasa disertai dengan
penjelasan atau alasan yang rasional. Sehingga remaja dapat mengembangkan pemikirannya untuk kemudian mengambil keputusan mengikuti atau tidak perlakuan
orang tuanya Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2004 Kemudian interaksi antara orangtua dan anak juga sangat penting agar anak
betul-betul mendapatkan kenyamanan di dalam keluarga. Interaksi yang baik antara orangtua dan anak harus dimiliki oleh setiap keluarga karena keluarga adalah tempat
pembelajaran pertama bagi mereka, sedangkan lingkungan teman-teman sebaya adalah “rumah” kedua setelah keluarga. Jersild, Brook dan Brook 1998 dalam
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori 2004 mengatakan bahwa interaksi antara
remaja dengan orang tua dapat digambarkan sebagai drama tiga tindakan three act drama.
a. Drama tindakan pertama the first act drama, interaksi remaja dengan orang tua berlangsung sebagaimana yang terjadi pada interaksi antara masa anak-
anak dengan orang tua. b. Drama tindakan kedua the second act drama, disebut dengan istilah
perjuangan untuk emansipasi, remaja memiliki perjuangan kuat untuk membebaskan dirinya dari ketergantungan dengan orang tuanya seperti pada
masa anak-anak untuk mencapai status dewasa. c. Drama tindakan ketiga the third act drama, remaja berusaha menempatkan
dirinya berteman dengan orang dewasa dan berinteraksi secara lancar dengan mereka.
Dalam hal lain yakni komunikasi, suatu hal sederhana tapi memiliki peran penting dalam menciptakan suasana hangat di dalam keluarga. Danny I Yatim dan
Irwanto 1986 mengemukakan beberapa faktor penting yang menentukan jelas tidaknya informasi yang dikomunikasikan orangtua kepada anak, yaitu:
1. Konsistensi artinya informasi yang dikomunikasikan konsisten, jelas dan dapat dipercaya.
Contoh: jika orangtua mengatakan bahwa “narkoba itu tidak baik bagi kesehatan”, tetapi mereka sendiri memakai narkoba, maka ia menyajikan
informasi yang tidak konsisten.
2. Keterbukaan Suatu komunikasi selalu terbuka untuk segala penafsiran. Keterbukaan untuk
berdialog, membicarakan isi informasi mempunyai arti yang sangat penting dalam dalam mengarahkan perilaku penerima informasi sesuai dengan yang
dikehendaki. Inilah esensi dari komunikasi dua arah. 3. Ketegasan
Suatu ketegasan yang terbuka dengan contoh perilaku konsisten akan memperjelas nilai-nilai, sikap, dan harapan-harapan orangtua yang dikenakan
pada anak-anaknya. Ketegasan tidak selalu bersifat otoriter, tetapi hanya meyakinkan anak bahwa si komunikator orangtua benar-benar yakin dengan
sikapnya. Contoh: seorang ayah ingin agar anaknya tidak memakai narkoba seperti sang ayah, maka sang ayah harus memberi tahu bahaya dari narkoba.