Peran dan fungsi orangtua ketika anak terlibat penyalahgunaan narkoba

Alfarisi 2008 dalam sebuah situs mengatakan, Keluarga berperan sangat penting dalam menciptakan suasana yang dapat menghindarkan atau setidaknya meminimalkan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Dalam keluarga ada beberapa hal yang menjadi sumber kelemahan anggota keluarga dalam menghadapi penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Di antaranya yaitu kurangnya keakraban emosional, konflik dalam keluarga serta kurang lancarnya komunikasi yang berdampak pada kurangnya pemahaman disiplin dan norma-norma religius dalam keluarga. Jika anak sudah terlibat dalam penyalahgunaan narkotika sebagai orangtua hendaknya mengoreksi diri dan tidak langsung menuduh bahwa anaklah yang bersalah. Sebaliknya, orangtua harus memberikan dorongan terutama moriil dan juga bimbingan intensif untuk mengembalikan rasa percaya diri mereka. Banyak orangtua yang kurang paham bahkan cenderung tidak mengerti bagaimana harus bertindak ketika anaknya terlibat penyalahgunaan narkotika. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua jika anak mereka telah kecanduan narkotika. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi Sofyan 2006, yang mengatakan jika anak telah menyalahgunakan narkotika berusahalah untuk tenang dan yang terpenting adalah mengendalikan emosi, bicaralah pada anak dan dengarkan semua keluhannya usahakan agar anak betul-betul merasa aman dan nyaman dekat orangtua, bagi orangtua berusahalah untuk jujur terhadap diri sendiri dengan mengakui kelemahan dan kesalahan orangtua dalam mendidik anak agar tidak selalu merasa benar sendiri, kemudian mintalah bantuan kepada tenaga ahli dibidang narkotika seperti panti rehabilitasi dsb. Yayasan Cinta Anak Bangsa dalam situsnya, mengemukakan beberapa hal untuk dapat membantu memulihkan anak bagi orangtua yang memiliki anak pengguna narkoba: 1. Berbicaralah pada anak dengan penuh kasih sayang, kemudian katakan pada mereka bahwa apapun yang telah mereka lakukan orangtua tetap menyayangi mereka dan ingin membantu mereka keluar dari masalah. 2. Meminta pada anak untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah ini 3. Membawa anak ke dokter atau rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan.

2.4 Kerangka Berpikir

Orangtua bijak adalah orangtua yang dapat memberikan pendidikan yang baik dan benar bagi anak-anaknya. Pendidikan tersebut baru bisa diberikan jika orangtua memahami makna dan fungsi sebagai orangtua. Namun demikian orangtua seringkali lalai dalam memperhatikan perkembangan yang terjadi pada anak sehingga perubahan yang terjadi pada anak orangtuapun tidak mengetahuinya. Maraknya kriminalitas, seperti pelecehan sexual, tawuran dan narkotika yang dilakukan oleh banyak kalangan remaja merupakan kesalahan orangtua yang kurang memahami dan memperhatikan anak. Hal ini disebabkan karena sebagian orangtua sibuk mengejar karier, harta , popularitas, jabatan, politik, usaha dsb. Mereka terlalu asik dengan kesibukkan mereka padahal sebetulnya anak mereka membutuhkan bimbingan dan pendidikan dari orangtuanya. Pada akhirnya tak jarang di saat-saat tertentu orangtua menjadi korban dari ulah anak mereka sendiri. Terlebih lagi saat anak memasuki usia remaja dimana masa remaja adalah masa-masa penuh keingintahuan, gejolak emosi yang selalu berubah- ubah, juga rentan pengaruh pergaulan. Yang paling dikhawatirkan bagi para orangtua adalah masalah pemakaian narkotika. Dikarenakan penggunaan narkotika saat ini kebanyakan adalah usia remaja yang terpengaruh oleh teman sebaya atau mereka adalah korban broken home yang melampiaskan rasa kekecewaan mereka terhadap orangtua mereka sendiri. Saat ini di kota-kota besar seperti Jakarta khususnya banyak orangtua yang memiliki anak kecanduan narkoba. Mereka para orangtua merasa sangat menyesal karena kelalaian mereka dalam mendidik dan memperhatikan anak-anak mereka, sehingga mereka tumbuh tanpa bimbingan yang baik dari orangtua. Dalam kondisi yang penuh stress dan kekhawatiran akan anak, mereka orangtua memaksa terjadinya suatu perubahan-perubahan dalam berbagai hal, seperti komunikasi dan juga perhatian pada anak. Jika sebelumnya jarang terjadi komunikasi yang baik pada anak sehingga membuat anak merasa tidak diperhatikan dan tidak diakui keberadaannya yang akhirnya menyebabkan anak mencari perhatian dan kesenangan di luar hingga sampai memakai narkotika, maka komunikasi menjadi