Kasus pasangan subyek A A. Latar belakang subyek pasangan A

Silsilah Keturunan Subyek Pasangan A Gambar 4.1. Bagan Silsilah Keturunan Keluarga A

B. Analisis Pemakaian Napza Di Keluarga Subyek Pasangan A

Kehidupan pasangan A tidak jauh berbeda dengan kehidupan pasangan keluarga lain pada umumnya. Dikaruniai anak, memiliki pekerjaan tetap serba berkecukupan bahkan bisa dikatakan status sosial dan ekonominya di atas rata-rata, juga memiliki kendaraan pribadi yakni mobil. pasangan A dikategorikan keluarga yang mapan bahkan tergolong cukup kaya dilingkungan sekitar rumahnya. Masyarakat sekitar rumah pun memandang keluarga pasangan A adalah keluarga mampu yang tidak sombong, keluarga pasangan A selalu berbaur dengan masyarakat sekitar dan tidak memilih-milih dalam hal pergaulan. Pasangan A mulai mengalami masalah dengan Wy anak mereka diakhir-akhir tahun 2007, mereka curiga bahwa Wy adalah pengguna narkoba, mereka memperhatikan dari segi fisik nya yang mulai berubah. Wy juga sempat mengalami kecelakaan motor dimana saat itu Wy masih melanjutkan kuliah S1di salah satu Suami Wa Istri H Anak 1 ♂ Anak 3 ♀ Anak 2 ♀ perguruan tinggi negeri di kota J. Akan tetapi Wy jarang sekali mengikuti perkuliahan “..Abis kecelakaan itu karena waktu kecelakaan itu dia masih di UNJ, dia itu eee mau dapet nilai semester petama akhirnya saya yg dateng kesana, baru saya tau dia tuh ga pernah masuk sejak abis lebaran 2007, keliatannya si dia mulai bergaulnya maksudnya bergaul dengan para pemakai narkoba mulai nyoba-nyobanya itu abis lebaran 2007, sampai mungkin itu kan kira-kira mungkin sekitar bulan oktober atau pertengahan oktober lebaran itu, jadi oktober november desember itu jadi dia udah kecanduan kayanya” . Kecurigaan dan keyakinan bahwa anak mereka menggunakan narkoba itu semakin kuat ketika mereka menemukan bungkusan plastik berwarna putih seperti kantong yang biasa digunakan untuk membungkus shabu-shabu dan putaw di kamar Wy, juga ada beberapa bekas lintingan ganja yang masih tergeletak di atas mejanya di kamar Wy. Akan tetapi pasangan A tidak mengetahui dimana dan kapan persisnya anak mereka memakai barang tersebut ..”Ya kita memang sering menemukan apa namanya barang-barang yang memang dicurigain, seperti umpamanya lintingan ganja pernah saya dapatkan cuman ketika saya klarifikasi ke dianya dia bilang bukan punya dia, ga tau katanya. Karena memang itu tergeletak di atas mejanya. Terus juga ada bekas kaya kantong-kantong shabu atau putaw itu juga kita menemukan. Tetapi yang ada isinya kita blum pernah menemukan, dan kapan dimana dia pakenya juga kita belum pernah ngeliat. Mungkin karena rumah ini kan agak gede sambil memutarkan jari telunjuknya dia juga kamarnya sendiri mungkin ketika kita tidur dia menggunakan di kamarnya ya wallahua’alam, tapi tanda-tanda kearah sana saya udah rada-rada curiga..” Pasangan A juga mengetahui beberapa jenis narkoba yang dipakai Wy dari beberapa informasi yang mereka peroleh melalui teman, tetangga, juga rekan kerja. Selain dari hasil temuan pasangan a sendiri di kamar Wy “Informasi aja , kalo saya ngeliat sendiri selain ganja ya itu, jenis jenis yang lain saya ga tau” Ada rasa tidak percaya terhadap pasangan A bahwa anak mereka Wy memakai narkoba. Menurut penuturan Pasangan A anak mereka Wy adalah anak yang penurut dan pintar. Namun kecurigaan mereka semakin kuat dengan adanya perubahan perilaku Wy. Pola hidup yang tidak sehat, jadi sering begadang, berubah sifat menjadi temperamental, sering berbohong, juga menjadi boros dalam menggunakan uang. “Ya kaget lah, kita kan orang tua tadinya kan percaya ga percaya ya, perilakunya berubah terutama dari pola hidupnya dia. …Heu..euh jadi siang dibikin malam malam dibikin siang, terus juga di samping itu dia jadi temperamental mungkin karena pengaruh obat itu. Padahal Sebelum-sebelumnya sih dia cukup nurut cukup pinter anaknya gitu, tapi setelah kita tau dia make tadi satu, pola hidup, pola pikir, terus juga boros sering bohong ya itulah kira-kira yang kita tau, gitu Perubahan dari sisi emosional akibat penggunaan narkoba semakin terbukti ketika suatu hari tepatnya tanggal 27 Pebruari 2008 yang bertepatan dengan hari ulang tahun Wy memecahkan kaca meja yang ada di ruang tamu, Wy kesal karena hansfreenya hilang. Padahal menurut pengakuan pasangan A hansfree itu hilang karena Wy yang menghilangkan, tetapi Wy lalu mengamuk dan memarahi adiknya T dan memecahkan kaca meja ruang tamu “…Ini ada meja itu ada kacanya itu pas dia ulang tahun 27 Pebruari 2008 pecah ama dia. Ininya sambil menunjuk meja yg ada di depan kami kayu kan biasanya ada mejanya, dan itu waktu pebruari, lalu sekitar tanggal tujuhan gitu ya dia itu eee kehilangan ini pah hanspree, ingat ga? sambil nanya ke suami yang hanspreenya ilang, sampai dia ngamuk eee ngamuk sama si tommy dia bilang si tomy yang ngilangin dia yg dirugikan hansprenya ilang ko dia yg dia dimarahin itu persepsinya dia dah mulai berubah..” Perubahan tingkah laku Wy semakin menjadi-jadi, Wy juga sempat membawa barang-barang elektronik seperti mesin fax dan juga printer yang ada di rumah untuk dijual. Pasangan A tidak mengerti mau diapakan barang-barang tersebut. Namun ketika ditanya oleh H barang-barang tersebut mau dijual “januari tuh pernah ribut sampe mesin fax sambil menunjuk ke arah mesin fax rusak, semua dibawain, itu lemari sambil menunjuk kea rah lemari yg dimaksud mau di robohin sama dia terus udah gitu eee ini ini apa menunjuk kearah barang yg dimaksud printer dibawa, mesin fax dibawa ga tau bawanya gimana, mau ditaro di motor semua ya ga mungkin, tapi saya udah punya analisa ada kemungkinan mau dijual gitu..” Dari beberapa temuan langsung oleh pasangan A barang-barang berupa bungkusan plastic bekas putaw dan ganja yang ada dikamar Wy tersebut serta perubahan tingkah laku yang terjadi pada Wy, mereka memang yakin bahwa anak mereka adalah seorang pecandu narkoba.

C. Strategi Coping Yang Dilakukan Subyek Pasangan A

Pasangan A sadar bahwa keterlibatan Wy memakai narkoba bukan masalah yang mudah untuk di selesaikan. Mereka memahami bahwa ketika seseorang menjadi pecandu narkoba maka akan berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan juga psikisnya “..orang-orang yang sudah kecanduan atau menggunakan itu kan yang rusak itu bukan hanya fisiknya tapi mentalnya juga akan rusak gitu, jadi inilah yang apa namanya kita coba supaya jangan sampe ini keterlanjuran atau jangan sampe terlalu parah, karena kan kalo sakitnya sakit badan itu mengobatinya lebih gampang dibandingkan sakit jiwa, nah kalo penggunaan obat terlarang ini yang kena itu dua- duanya bukan Cuma jiwa saja itu yang saya rasakan, seperti yang saya rasakan sekarang fisiknya otaknya atau umpamanya hatinya liver juga kan udah mulai kena nah itu kan diobatinnya kan tidak terlalu berat dibandingkan dengan mengobati mentalnya apalagi ini obat-obat begini kan gangguannya bukan cuma dari diri sendiri dari lingkungan atau dari orang-orang yang sama-sama pemake, jadi ini pengobatannya sangat luar biasa..” Problem Focused Coping a. Planful Problem Solving Ketika mengetahui bahwa Wy menggunakan narkoba pasangan A langsung membuat rencana untuk mengobati Wy anak mereka agar bisa lepas dari pemakaian narkoba. Pasangan a tidak ingin anak mereka sampai meninggal akibat pemakaian narkoba tersebut. “ya jadi kita langsung membuat rencana setelah tau bahwa willy itu make narkoba, Seperti misalnya berobat, kemudian kita datang ke prof Dadang dan prof Dadang juga menyarankan agar fokus untuk segera mengatasi ini dan kita berprinsip kalau penyakit ini harus segera diatasi harus langsung segera berobat dan ga boleh sampe ditunda-tunda” Namun demikian pasangan a sedikit mengalami kesulitan untuk merealisaikan rencana tersebut, kesulitan itu karena anak mereka Wy menolak untuk dibawa berobat. Wy mengaku takut karena bayangan akan proses pengobatannya itu sendiri “ada, kita mendapat kesulitan dari willy sendiri karena ada ketakutan dan juga penolakan dari dia untuk kita bawa berobat. kesulitannya ya itu tadi karena ada ketakutan dari willy untuk proses pengobatannya” b . Confrontative Coping Ketika anak mereka Wy mengalami gejala semacam sakau H hanya memberikan semacam obat untuk meredakan sakit kepala Wy dan memberikan pijatan supaya sakit yang dialami sedikit berkurang