Karakteristik pecandu narkoba Narkoba

berbohong, bicaranya tidak nyambung, kadang tertawa atau menangis tanpa alasan, tidak peduli pada kebersihan tubuh dan penampilan, malas mandi, prestasi belajar menurun, menjadi kasar dan tidak sopan, gampang curiga pada setiap orangparanoid, suka menyendiri dan penuh rahasia, ekspresi wajah kuyu lesu muka pucat dan mata merah, sering batuk pilek dan menguap, nafsu makan hilang atau meningkat tidak teratur, terkadang hiperaktif atau menarik perhatian, kebutuhan uang meningkat tapi sering pula kehabisan uang hingga mencuri. Adapun tahapan seseorang yang memakai narkoba dapat diidentifikasi melalui beberapatahapan, seperti yang diungkapkan dr. Subagyo 2006 tentang tahapan seseorang menggunakan narkoba, yaitu : • Tahap awal coba-coba, dimana pada awalnya hanya coba-coba, kemudian karena terjebak oleh sifat-sifat jahat narkoba, ia menjadi mau lagi dan lagi. • Kemudian tahap kedua: yaitu adanya peningkatan dari coba-coba menjadi terbiasa karena pemakai sudah merasakan kenikmatan dari narkoba tersebut. • Tahap ketiga tahap berkala, setelah beberapa kali memakai narkoba, pemakai terdorong untuk memakai lebih sering lagi, selain merasakan adanya kenikmatan ia juga mulai merasa sakaw kalau terlambat atau berhenti mengkonsumsi narkoba. • Tahap keempat tahap tetap madat, setelah menjadi pemakai narkoba secara berkala, pemakai narkoba akan dituntut oleh tubuhnya sendiri untuk semakin sering memakai narkoba dengan dosis yang semakin tinggi. Pada tahap ini pemakai sama sekali tidak bisa lepas dari narkoba atau disebut juga Junkies. Jadi secara umum penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan dampak yang merugikan terhadap kondisi kesehatan jasmani fisik dan kejiwaaan dan psikis bagi pemakainya. Perubahan psikis sering menimbulkan kendala hubungan sosial dari pengguna tersebut.

2.3 Orang Tua Anak Penyalahguna Narkoba

Orang tua berperan besar dalam perkembangan kepribadian anak. Orang tua menjadi faktor penting dalam menanamkan dasar kepribadian seseorang setelah dewasa, gambaran kepribadian yang terlihat dan diperlihatkan seorang remaja, banyak ditentukan oleh keadaan dan proses-proses yang ada dan terjadi sebelumnya yang dialami dalam lingkungan keluarganya. Ahmadi Sofyan, 2007:93 Senada dengan yang diungkapkan oleh Ahmadi Sofyan, Roebyantho 1986 dalam Danny I Yatim dan Irwanto mengatakan, Orang tua mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi anak sebagai anggota keluarga. Dari orang tualah anak belajar tentang nilai-nilai dan sikap yang terdapat dan dianut masyarakat di sekitar mereka, jadi pada dasarnya watak dan sikap seorang individu untuk pertama kali dibentuk oleh orang tua. Hurlock, 1975 dalam Danny i yatim dan irwanto mengemukakan, pada masa remaja anak mengalami perubahan secara fisik, emosi, dan pengetahuan. Saat itulah anak sangat membutuhkan perhatian dan bimbingan orangtua karena banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri mereka. Karena adanya perubahan seperti ini maka kebutuhan akan bimbingan dan petunjuk dari orangtua tentang norma-norma dan nilai yang berlaku di masyarakat sangat diperlukan. Jika bimbingan dan juga petunjuk dari orangtua tidak dapat terlaksana maka bisa menyebabkan hambatan bagi perkembangan kepribadian para remaja, dan biasanya mereka akan mencari sesuatu untuk dapat menghilangkan perasaan itu, salah satunya bisa dengan mengkonsumsi narkoba. Kedekatan antara orang tua dan anak merupakan salah satu faktor yang mendukung terhindarnya anak dari penyalahgunaan narkoba, perhatian dan kepedulian orangtua berperan besar bagi kehidupan mereka. Akan tetapi jika anak terlanjur menggunakan narkotika maka sebagai orangtua hendaknya mengoreksi diri dan tidak langsung menuduh anak bersalah. Ahmadi Sofyan 2007 mengemukakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan orangtua jika anaknya menyalahgunakan narkoba, diantaranya adalah: tenang dalam menghadapi masalah, hadapi kenyataan dan ajak anak untuk berdialog, hargai kejujuran anak atas sebab ia menggunakan narkoba, cari pertolongan tenaga profesi seperti panti rehabilitasi, kemudian ajak anak untuk berobat atau mendatangi panti rehabilitasi yang sudah didapat. Pada dasarnya sebagai orangtua hendaknya bisa memahami gejolak emosi seorang anak. Sering kali yang terjadi orangtua memberikan kritik ataupun saran serta respon negatif terhadap apa yang sedang anak lakukan, padahal seorang anak