Semua KKPP berpola “Mu-a” kecuali pola
R:=A9ﻡ
. Pola
R:=A9ﻡ
bukan termasuk dalam pola “mu-a” tetapi memiliki makna yang sama
dengan pola “mu-i” seperti kata
R6 Hﻡ
. Jika dalam kata
R1 5ﻡ
, pola mu-a-nya yang menjadikan kata tersebut memiliki makna yang di..,
maka dalam kata
R6 Hﻡ
, mim dan wawu sebelum akhirlah yang menjadikan pola tersebut bermakna yang di, sehingga kata
R6 Hﻡ
bermakna yang dipukul.
3. Huruf Penyakit Illat
1. Huruf penyakit ada tiga yaitu:
6 Q
Q
C
2. dan
6
di tengah, dalam akar kata berubah menjadi . Contoh: kata
: J
dan
ﺱ
asalnya
:=J
dan
ﺱ
3.
6
di akhir berubah menjadi . Contoh: kata
= p
berubah menjadi
-p
4. di akhir berubah menjadi
C.
Contoh: kata
cAﺱ
berubah menjadi
EAﺱ
5. Pola
KKBP asalnya
:`
atau
6
. Contoh: kata
ﺱ
asalnya
:`ﺱ
atau
ﺱ6
6. Pola
T
KKBP asalnya atau
6
Contoh: kata
rT
asalnya
r 6
atau
r
7. Pola
KKBP asalnya
:=
atau Contoh: kata
J
asalnya
:=J
atau
J
8. Pola
Aﺕ
dan keturunannya, ta dan huruf sebelunya dibuang, dan tasydid
=
6 j ,
j j
Contoh: kata
sﺕb
ta dan huruf sebelumnya dibuang, sedang tasydid kemungkinan asalnya waw atau alif atau ya ataupun ta,
sehingga asalnya bisa
sﺕ j
sی j
p j
p6
. 9.
Jika setelah hurufnya dikurangi dan huruf yang tersisa hanya dua, maka kita hanya cukup menambahkan huruf
atau pada akhir kata tersebut.
Contoh: kata
= p
setelah dikurangi
6
dan sebagai akhiran, maka yang tersisa hanya dua huruf. Untuk menggenapkan kata
tersebut menjadi tiga huruf maka pada akhir kata tersebut ditambahkan huruf
atau , sehingga asal kata tersebut bisa
p
bisa juga
E p
. 10.
Jika setelah hurufnya dikurangi dan huruf yang tersisa hanya satu, maka ada dua cara, yaitu:
a. Jika huruf tersebut berkasrah atau berdhammah, berarti yang hilang
adalah
6
di awal dan di akhir.
Contoh: kata
=J
setelah dikurangi akhiran
6
dan nya, maka yang tersisa hanya satu huruf, yaitu
a
saja, untuk mengetahui akar katanya, kita hanya cukup menambahkan
6
di awal dan
di akhir, sehingga akar katanya adalah
J6 cS
. b.
Jika huruf tersebut berharakat fathah, berarti yang hilang adalah hamzah maqshurah dan secara berurutan.
Contoh: kata
76 ی
setelah dikurangi yang tersisa hanya satu huruf, yaitu
. Untuk mengetahui akar katanya, kita hanya cukup menambahkan hamzah maqshurah dan
secara berurutan, sehingga akar katanya adalah .
Langkah keempat yang harus ditempuh peserta didik adalah “Latihan yang Istiqamah”.
48
Berlatih menerjemahkan al Quran secara istiqamah bukan saja akan menambah kosa kata, pengalaman dan wawasan, tatapi juga akan mendekatkan
pembacanya pada Allah swt. karena al Quran adalah firman-Nya dan setiap satu huruf bernilai sepuluh kebaikan jika dibaca. Apalagi jika dipelajari bahasa dan
tafsirnya.
48
Solihin Bunyamin Ahmad Lc, Panduan.., h.54.
Tanpa berlatih menerjemah yang istiqamah, peserta didik tidak akan mendapatkan kemajuan di bidang terjemah. Oleh karena itu, Metode Granada
menjadikan latihan yang istiqamah sebagai salah satu langkah atau proses yang harus dilewati peserta didiknya.
Granada menganjurkan
peserta didiknya
untuk membaca
dan menerjemahkan al Quran secara leterlek kata perkata sesuai dengan kaidah-
kaidah yang diperoleh selama belajar menggunakan metode Granada. Jika telah selesai menerjemahkan satu ayat secara leterlek, kemudian ubahlah menjadi
terjemahan yang mudah dipahami. Dalam hal ini, Granada menganjurkan peserta didiknya untuk melihat pada al Quran terjemahan Depag atau yang lainnya.
Setelah mendapatkan arti yang mudah dipahami, peserta didik dianjurkan untuk mengetahui tafsirnya, agar tidak terjadi penafsiran atau pemahaman yang keliru,
Granada menunjuk tafsir ibnu katsir sebagai rujukan. Latihan yang istiqamah harus dilakukan setiap hari, walaupun satu atau
dua ayat. Hal yang sedikit tapi rutin itu lebih baik dari pada hal yang banyak tapi terputus-putus.
B. Aplikasi Metode Granada dalam Menerjemahkan Al Quran
1T STﺏ=ﻥT 6 9 ﺱ Y 6 B_ 1 59ﻥ = t6 P Tp = A _b یT 6
Terjemah Ayat
Sedang, padahal, bersama, dan, demi, tetapi
6
Orang-orang yang
ی
Apabila, jika, tiba-tiba
_b