Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi
langsung dapat dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, versi TSa- nyapun langsung bisa diterima. Metode ini memperhatikan prinsip-
prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan. Contoh:
ﺱ J K L6M , ﻡ
Artinya: Suami Fatimah meninggal dunia dua jam yang lalu.
19
3. Proses Penerjemahan
Proses terjemahan das Ubersetzen, The translating, seperti yang dikatakan ilmuwan bahasa dari Jerman, G Jagger 11:1994 adalah transformasi
teks dari satu bahasa ke teks bahasa lain tanpa mengubah isi teks asli. Jadi terjemahan adalah jenis transformasi antarbahasa yang berbeda dengan jenis
transformasi intrabahasa, yakni transformasi yang terjadi di dalam bahasa itu sendiri.
20
Secara skematis proses penerjemahan dapat digambarkan sebagai berikut:
21
19
Moh. Mansyur, Pedoman, h. 47
20
Salihen Moentaha, Bahasa dan Terjemahan, Bekasi: Kesaint Blanc, 2006, Cet I, h. 9
21
Zuchridin Suryawinata, Terjemahan: Pengantar Teori dan Praktek, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, h. 14
Teks Bsu
evaluasi dan revisi proses batin
transfer padanan
Pesan dlm Bsu
Pesan dlm Bsa
Teks Bsa
analisis pemahaman
restrukturisasi
Dengan demikian, proses penerjemahan dapat diterangkan dengan lebih jelas yaitu melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap analisis dan pemahaman: struktur lahiriah dan pesan dalam Bsu
dianalisis menurut hubungan gramatikal, makna atau kombinasi kata-kata, serta makna tekstual dan makna kontekstual. Ini merupakan proses
transformasi balik back transformation. 2.
Tahap transfer: materi yang sudah dianalisis dan dipahami maknanya diolah oleh penerjemah dalam pikiran batin dari Bsu ke dalam Bsa. Hal
ini masih merupakan proses batin. 3.
Setelah diperoleh padanan makna dalam Bsa, maka penerjemah mencari padanan kata, ungkapan, atau kalimat yang tepat dalam Bsa. Pada tahap
ini, penerjemah perlu menstrukturkan kembali yang sesuai dengan kaidah- kaidah Bsa.
4. Pada tahap terakhir, telah diperoleh padanan yang paling cocok. Di dalam
penerjemahan teks yang sederhana proses seperti digambarkan di atas terjadi dengan sederhana dan cepat. Tetapi, di dalam penerjemahan teks
yang kompleks ataupun penerjemahan ungkapan atau istilah yang sukar dicari padanannya, proses tersebut dapat berlangsung berkali-kali dengan
disertai pertimbangan dan revisi, hingga diperoleh padanan yang paling tepat.
Dalam proses trasformasi terjemahan, kita selalu berhadapan dengan dua teks teks bahasa asli dan teks bahasa terjemahan. Setiap satuan bahasa dalam
setiap bahasa mengandung dua sisitingkat level: tingkat pengungkapan level of epression
dan tingkat isi level of content.
B. Metode Penerjemahan Al Quran