Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa orang beranggapan bahwa menerjemahkan merupakan suatu pekerjaan yang mudah, padahal orang yang mengerti bahasa sumber dan bahasa sasaran yang merupakan komponen utama dalam menerjemahkan belum tentu menjadi jaminan bahwa dia dapat menerjemahkan dengan baik dan benar. Hal inilah yang banyak tidak disadari, sehingga tidak aneh jika terdapat seseorang yang baru memiliki sedikit penguasaan Bsu sudah berani menjadi seorang penerjemah. Hal tersebut dapat menjadi penyebab banyak bermunculan biro penerjemahan. Seorang penerjemah bukan mesin terjemah. Dia harus bisa mempertahankan teks sebagai teks, bukan teks yang kemudian berubah menjadi “sampah”. Seorang penerjemah juga tidak mungkin hanya mengandalkan pemaknaan teks pada kamus, karena pada kasus-kasus tertentu kamus tidak menyediakan makna yang tepat untuk teks tertentu. Wawasan mengenai konteks menjadi sesuatu yang niscaya dimiliki oleh seorang penerjemah. Wawasan ini tidak mungkin begitu saja dapat dimiliki tanpa adanya penyelaman yang mendalam dan kedekatan “emosional” antara dirinya dan teks tersebut. Perlu waktu yang lama untuk menjadi seorang penerjemah yang “disukai” banyak orang. Kesabaran dalam menyelami teks dan tidak terburu-buru memvonis satu 1 kata dengan makna tertentu merupakan prasyarat lain yang harus dimiliki seorang penerjemah. 1 Selain memahami apa itu menerjemahkan dan apa yang harus dihasilkan dalam terjemahannya seorang penerjemah hendaknya mengetahui bahwa kegiatan menerjemahkan itu kompleks dan merupakan suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan sebagai unsur integralnya. 2 Menguasai materi yang akan diterjemahkan, menguasai bahasa asing dalam buku yang akan diterjemahkan, menguasai bahasa Indonesia dengan baik, dan menguasai teknik menerjemah juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang penerjemah. Penerjemahan yang benar bergantung pada dan siapa penerjemahan itu dilakukan, atau dengan kata lain siapa calon pembaca terjemahan tersebut. Jadi, reaksi pembaca pada teks terjemahan harus sama dengan dengan reaksi pembaca pada teks sumber. Oleh karena itu sebelum penerjemah melakukan proses terjemahan dia perlu melakukan apa yang disebut dengan audiens designe menimbang siapa calon pembaca terjemahan dan apa tujuan menerjemahkan teks tersebut. Disinilah pentingnya metode penerjemahan bagi seorang penerjemah. Disesuaikan dengan tujuan penerjemahan, penerjemah dapat menentukan satu atau beberapa metode dalam penerjemahan. Dapat dikatakan hingga saat ini masih jarang metode yang dianggap “pas” demi untuk bisa diikuti oleh masyarakat yang beragam latar belakang pendidikan, profesi, kesempatan skaligus status sosialnya, apalagi yang berlatar belakang pendidikan Islam dan tidak pernah mendapatkan pengetahuan tentang bahasa 1 Syarif Hade Masyah Lc,. M. Hum, Teknik Menerjemah Teks Arab 1, Jakarta: Transpustaka, 2005, cet. ke-I, h. 2 2 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan, Yogyakarta: Kanisius, 2006, cet. ke-15, h. 14 Arab. Kondisi seperti ini menambah kecenderungan semakin asingnya aktivitas yang berkorelasi dengan keislaman, misalnya mempelajari bahasa Al Quran atau bahasa Arab, ditambah dengan masih jarangnya lembaga-lembaga yang concern dan fokus dalam kegiatan penerjemahan Al Quran. Ketertarikan penulis dalam memilih judul Penerjemahan Al Quran Metode Granada ini adalah karena masih jarangnya metode yang dipakai dalam upaya penerjemahan Al Quran. Metode Granada ini merupakan salah satu metode yang saat ini digunakan dalam kegiatan penerjemahan di lembaga-lembaga yang mengajarkan program penerjemahan. Jika dilihat dari peserta program ini yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan tidak mengetahui dasar pengetahuan tentang bahasa Arab yang mendalam. Hal ini menjadikan daya tarik tersendiri bagi penulis untuk meneliti dan mengkritisi penerapan metode ini. Disamping itu, sejauh pengamatan penulis melalui studi kepustakaan belum ada sebuah karya tulis yang difokuskan untuk meneliti dan mengkritisi metode ini.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah