Keluhan peserta didiknya kemudian membawanya untuk bekerja dan berpikir keras untuk mengelompokkan semua perubahan kata. Kerja kerasnya itu
akhirnya mendapatkan jalan terang dari Allah sewaktu dia duduk di angkot angkutan kota 106 jurusan Lebak Bulus–Parung, dalam perjalanan pulang
setelah mengajar penerjemahan al Quran dari sebuah instansi. Dalam otaknya terbayang dengan jelas bagaimana cara membuat awalan, akhiran dan sisipan,
karena menurutnya perubahan itu berawal dari imbuhan; awalan, akhiran dan sisipan.
27
Akhirnya hasil temuannya itu menjadi tabel sederhana berupa satu lembar rumus Granada. Tabel tersebut berisi semua awalan, akhiran dan sisipan dalam
bahasa Arab yang kemudian menjadi kunci utama metode delapan jam bisa menerjemahkan al Quran yang diberi nama “Tabel Rumus Granada”.
2. Dasar Penyusunan Metode Granada
Ada beberapa alasan dasar dalam penyusunan metode ini,
28
yaitu; a.
Adanya pemikiran bahwa Allah akan memudahkan al Quran untuk dipelajari, hal ini mengandung pesan bahwa ada cara khusus untuk
mempermudah mempelajari al Quran, baik bacaan maupun menerjemahkan bahasa dan pesan-pesan-Nya. Oleh karena itu,
sudah menjadi tugas kita untuk menerjamahkan pesan-pesan suci al Quran sehingga cahayanya dapat menerangi umat Islam secara
keseluruhan, karena dengan mengerti bahasa al Quran berarti akan
27
Solihin Bunyamin Ahmad Lc, Wawancara..
28
Solihin Bunyamin Ahmad Lc, Panduan.., h.2
mengerti pesan-pesan-Nya, dengan mengerti pesan-pesan-Nya berarti akan mendorong pada penghayatan dan pengalaman ruhani
yang lebih dalam. b.
Adanya keyakinan bahwa bahasa Arab dapat dimodifikasi seperti bahasa Indonesia.
c. Umat Islam sangat membutuhkan cara mudah dan cepat untuk
memahami al Quran. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan waktu yang mereka miliki, sementara pesan-pesan Ilahi yang mereka
butuhkan untuk acuan hidup sebagian besar tertulis dalam al Quran. d.
Pengentasan buta bahasa al Quran kurang mendapatkan perhatian di
kalangan Ulama,
sementara kondisi
umat sangat
memerlukannya.
3. Tujuan Granada
Metode Granada memiliki tujuan Khusus dan Tujuan Umum, yaitu
29
: a.
Tujuan Khusus 1.
Menghilangkan pendapat bahwa bahasa al Quran sulit. Pendapat ini harus segera dihilangkan, sebab jika tidak, akan terjadi stagnasi
kemandegan pemahaman tentang al Quran, jika tidak dikatakan sebagai bentuk pemasungan terhadap usaha untuk memahami pesan-
pesan al Quran.
29
Solihin Bunyamin Ahmad Lc, Panduan.., h.10
2. Peserta didik mengetahui perubahan kata dalam bahasa al Quran
dengan baik. 3.
Peserta didik mampu dan lihai membuka kamus untuk mengetahui makna dari lafadh-lafadh yang dicarinya.
4. Peserta didik mengetahui pola kalimat dalam bahasa al Quran dan
mampu menerjemahkannya. 5.
Peserta didik bisa mengungkap pesan-pesan al Quran dengan baik setelah mengetahui terjemahnya, baik secara harfiyah maupun
maknawiyah. 6.
Peserta didik lebih khusyu’ beribadah dan lebih santun dalam tingkah laku dengan mengetahui pesan-pesan Allah secara langsung dari al
Quran. b.
Tujuan Umum 1. Memasyarakatkan bahasa al Quran dalam pesan-pesan-Nya.
2. Melaksanakan kewajiban menyebarkan ilmu-ilmu syariat yang antara lain adalah ilmu tafsir. Sebab terjemah al Quran merupakan bagian
dari, dan proses menuju tafsir
B. Biografi Solihin Bunyamin Ahmad