Biografi Solihin Bunyamin Ahmad

2. Peserta didik mengetahui perubahan kata dalam bahasa al Quran dengan baik. 3. Peserta didik mampu dan lihai membuka kamus untuk mengetahui makna dari lafadh-lafadh yang dicarinya. 4. Peserta didik mengetahui pola kalimat dalam bahasa al Quran dan mampu menerjemahkannya. 5. Peserta didik bisa mengungkap pesan-pesan al Quran dengan baik setelah mengetahui terjemahnya, baik secara harfiyah maupun maknawiyah. 6. Peserta didik lebih khusyu’ beribadah dan lebih santun dalam tingkah laku dengan mengetahui pesan-pesan Allah secara langsung dari al Quran. b. Tujuan Umum 1. Memasyarakatkan bahasa al Quran dalam pesan-pesan-Nya. 2. Melaksanakan kewajiban menyebarkan ilmu-ilmu syariat yang antara lain adalah ilmu tafsir. Sebab terjemah al Quran merupakan bagian dari, dan proses menuju tafsir

B. Biografi Solihin Bunyamin Ahmad

30 Solihin Bunyamin Ahmad, Lc, adalah penemu Metode Granada, lahir pada tanggal 15 Desember 1969 di Rajasinga Indramayu, Jawa Barat. Dia memulai pendidikan dasarnya di SD dan Madrasah Ibtidaiyah Hayatul U’lum 1976-1983, 30 Solihin Bunyamin Ahmad Lc, Metode Granada Sistem 8 Jam Bisa Menerjemah al Quran. Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000, cet ke-1, h. 12 Indramayu, Jawa Barat. Setelah lulus, dia melanjutkan pendidikan menengahnya di Madrasah Tsanawiyah MTs GUPPI Cikedung Indramayu, Jawa Barat 1983- 1986. Pada tahun 1986-1989, dia melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah An-Nashihah Palimanan Cirebon Jawa Barat. Pada tahun 1989, dia berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan studinya dan diterima di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab LIPIA di kelas persiapan bahasa selama 2 tahun. Pada tahun 1991-1992, dia melanjutkan studinya di lembaga yang sama guna persiapan Universitas LIPIA. Kemudian pada tahun 1994-1998, dia masuk pada Fakultas Syariah di lembaga yang sama LIPIA. Sejak lulus SD 1983, dia sudah diperkenankan mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Hayatul U’lum Terisi Rajasinga, Cikedung, Indramayu, Jawa Barat. Selain itu, dia juga mengisi seminar yang diadakan oleh lembaga, instansi, dan sebagainya. Dalam hal ini, dia mulai banyak menulis karya ilmiah seperti, Pokok- pokok Perbedaan Syi’ah dan Ahlus Sunnah Waljama’ah, Jampi-jampi Syar’iyyah dan Jawaban atas Penentang-penentangnya, dan Mukjizat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Penciptaan Manusia.

BAB IV APLIKASI METODE GRANADA

DALAM MENERJEMAHKAN AL QURAN

A. Proses Belajar Mengajar

1. Pra Menerjemah

Sebelum memasuki praktek menerjemah menggunakan metode Granada, ada beberapa hal yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh seorang pelajar, yaitu: a. Pelajar harus menguasai perubahan kata dalam dua bahasa, bahasa asal dan bahasa terjemah. b. Pelajar harus menguasai pola kalimat pada dua bahasa tersebut. c. Pelajar harus menguasai kosa kata pada dua bahasa tersebut. d. Pelajar harus memahami kata-kata idiom pada dua bahasa terebut, dan e. Pelajar harus memiliki emosional yang hidup ketika membaca sebuah teks asli dan bisa mengungkapkan kembali dalam bahasa terjemah dengan baik.

2. Proses Menerjemah

Untuk dapat menerjemah dengan baik dengan menggunakan Metode Granada, peserta didik harus melalui empat langkah proses menerjemah metode Granada. Langkah pertama yang harus ditempuh oleh peserta didik adalah “menguasai komponen kalimat dalam bahasa Arab”. 31 31 Solihin Bunyamin Ahmad Lc, Panduan.. h.9 28