31
mengandung bahan antimikroba tertentu pada medium lempeng padat yang telah dicampur dengan jamur yang akan diuji. Medium ini kemudian diinkubasi pada
suhu 37˚C selama 18-24 jam, selanjutnya diamati adanya zona jernih disekitar kertas cakram. Daerah jernih yang tampak di sekeliling kertas cakram
menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba. Jamur yang sensitif terhadap bahan antimikroba akan ditandai dengan adanya daerah hambatan disekitar
cakram, sedangkan jamur yang resisten terlihat tetap tumbuh pada tepi kertas cakram Tortora et al, 2001.
Penentuan daya antimikroba didasarkan pada besarnya zona hambat yang terbentuk, dinyatakan dalam tiga kategori Lorian, 1980, yaitu:
1. Zona hambat total yaitu bila zona hambat yang terbentuk di sekitar silinder
terbentuk jernih. 2.
Zona hambat parsial yaitu bila di dalam zona hambat yang terbentuk masih terdapat adanya pertumbuhan beberapa koloni jamur.
3. Zona hambat nol yaitu bila tidak ada zona hambat yang terbentuk disekeliling
silinder.
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian yang bertempat di Cimanggu-Bogor. Penelitian
dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, pipet tetes, pipet mikro, gelas ukur, gelas
piala, kertas saring, labu ukur, autoklaf, rotary evaporator, sentrifuge, cover glass, Spektrofotometer UV-Vis Cary 60, dan Mikroskop Trinokular LW Scientific.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lengkuas merah dari daerah Bogor, buah salak pondoh yang telah busuk, pelarut n-heksana, pelarut
etil asetat, akuades, tween 80, larutan benomyl 500 ppm, larutan natrium klorida, media PDA Potato Dextrosa Agar, reagen Folin Ciocalteu, pelarut metanol
80, larutan asam galat, dan larutan natrium karbonat 7.
33
3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Pembuatan Ekstrak
Bahan baku rimpang lengkuas merahyang berumur ± 7 bulan, dicuci dan dibersihkan dari kotoran yang melekat. Setelah itu rimpang lengkuas dikecilkan
ukurannya melalui pengirisan, dan kemudian diparut. Selanjutnya, dilakukan pembuatan ekstrak secara maserasi dengan empat jenis pelarut, yaitu air dingin,
air panas, pelarut n-heksana dan pelarut etil asetat.
1.3.1.1. Ekstraksi lengkuas dengan air dingin akuades
Lengkuas yang sebelumnya telah diparut ditimbang sebanyak 50 g, lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian ditambah 500 ml akuades.
Selanjutnya, ditunggu selama 10 menit sambil diaduk rata. Kemudian direndam selama 24 jam, selanjutnya di sentrifuge dan filtrat yang dihasilkan diuapkan
pelarutnya menggunakan rotary evaporator selama 45 menit dengan suhu 50°C sampai sisa pelarut habis dan menghasilkan ekstrak kental.
1.3.1.2. Ekstraksi lengkuas dengan air panas
Lengkuas sebelumnya telah diparut, kemudian 500 ml air dipanaskan sampai mendidih dan lengkuas sebanyak 50 g dimasukkan, lalu ditunggu selama
10 menit ± 100°C sambil diaduk rata. Kemudian direndam selama 24 jam, selanjutnya di sentrifuge dan filtrat yang dihasilkan diuapkan pelarutnya
menggunakan rotary evaporator selama 20 menit dengan 50°C sampai sisa pelarut habis dan menghasilkan ekstrak kental.
34
1.3.1.3. Ekstraksi lengkuas dengan pelarut n-heksana
Pembuatan ekstrak lengkuas dengan menggunakan larutan n-heksana dilakukan secara maserasi basah. Lengkuas ditimbang sebanyak 50 g dan
dilarutkan dalam 500 ml larutan n-heksan.Kemudian direndam selama 24 jam, selanjutnya di sentrifuge dan filtrat yang dihasilkan diuapkan pelarutnya
menggunakan rotary evaporator pada suhu 55°C sampai 20 menit sisa pelarut habis dan menghasilkan ekstrak kental.
1.3.1.4. Ekstraksi lengkuas dengan pelarut etil asetat
Pembuatan ekstrak lengkuas dengan menggunakan larutan etil asetat dilakukan secara maserasi basah. Lengkuas ditimbang sebanyak 50 g dan
dilarutkan dalam 500 ml larutan etil asetat. Kemudian direndam selama 24 jam, selanjutnya di sentrifuge dan filtrat yang dihasilkan diuapkan pelarutnya
menggunakan rotary evaporator pada suhu 40°C selama 20 menit sampai sisa pelarut habis dan menghasilkan ekstrak kental.
3.3.2. Analisis Total Fenolik 3.3.2.1. Persiapan Larutan Standar Asam Galat
Pembuatan larutan induk asam galat, ditimbang 50 mg asam galat dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan akuades sampai 100 ml
sehingga diperoleh konsentrasi 500 ppm dari larutan induk dipipet 1; 2.5;5;10;15,20 ml diencerkan dengan akuades sampai volume 50 ml. Sehingga
dihasilkan larutan dengan konsentrasi 10, 25, 50, 100, 150, 200 ppm asam galat.