10
Gambar 3. Struktur kimia dari beberapa kandungan utama lengkuas Chudiwal et al., 2010.
2.2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dengan pembagian antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari
suatu pelarut ke pelarut lain Setyowati, 2009. Serbuk yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan tidak dapat larut dalam pelarut
organik seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai serbuk dapat digolongkan ke dalam golongan minyak
Galanga
Camphor β-Pinene
α-Pinene Kaemperol
β-Bisaboline β-Selinene
1,8- Cineole Trans-p-coumaryl diacetate
Trans-p-hidroxycinnamyl acetate Trans-p-coumaryl alcohol
Trans-p-hydroxycinnamaldehyde 1’S’-1’-hydrotoxychavicol acetate
1’S’-1’-acetoxyeugenol acetate 1’S’-1’-acetoxychavikol acetate
11
atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Struktur kimia yang berbeda-beda dapat mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa-senyawa tersebut terhadap
pemanasan, udara, cahaya, logam berat dan derajat keasaman. Diketahuinya senyawa aktif yang dikandung dalam serbuk dapat mempermudah pemilihan
pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa dari serbuk nabati atau serbuk hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian pelarut diuapkan sehingga diperoleh massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Soesilo, 1989. Beberapa faktor utama yang diperlukan pada pemilihan pelarut yaitu
selektivitas, ekonomis, dan ramah lingkungan. Pemekatan dan penguapan evaporasi merupakan proses penguapan pelarut sehingga diperoleh ekstrak
kental atau pekat Soesilo, 1989.
2.2.1. Pelarut Organik
Proses ekstraksi didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran. Kelarutan suatu komponen tergantung pada derajat
kepolarannya. Pelarut organik berdasarkan konstanta elektrikum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelarut polar dan pelarut non-polar. Konstanta dielektrikum
dinyatakan sebagai gaya tolak-menolak antara dua partikel yang bermuatan listrik dalam suatu molekul. Semakin tinggi konstanta dielektrikumnya maka pelarut
bersifat semakin polar Sudarmadji et al., 1989. Urutan tingkat kepolaran
12
beberapa pelarut organik berdasarkan nilai konstanta dielektriknya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Konstanta dielektrikum pelarut organik Pelarut
Rumus Kimia Tititk Didih
Konstanta Dielektrik
Heksana CH
3
-CH
2
-CH
2
-CH
2
- CH
2
-CH
3
6λ˚C 2,0
Benzen C
6
H
6
80˚C 2,3
Khloroform CHCl
3
61˚C 4,8
Etil asetat CH
3
-C=O-O-CH
2
- CH
3
77˚C 6,0
Etanol CH
3
-CH
2
-OH 78,4
˚C 24,3
Metanol CH
3
-OH 65˚C
33,1 Air
H-O-H 100˚C
80,4 Sumber : Sudarmadji et al., 1989
Ekstraksi dapat menggunakan pelarut tunggal dan pelarut campuran. Pelarut campuran yang biasa digunakan yaitu campuran air dan etanol, campuran air dan