Pengamatan Karakter Morfologi Kapang Listiandiani, 2011. Hubungan Antara Jenis Ekstrak dan Daya Hambat

39

3.6. Skema Penelitian

Skema penelitian dibuat agar memudahkan dalam melihat dan mengetahui proses penelitian. Dimana skema penelitian tersebut akan diawali dengan pembuatan ekstrak lengkuas yang dilakukan dengan proses maserasi sampai didapatkan ekstrak kental, hingga berbagai macam pengujian. Gambar 8. Diagram alir penelitian Ekstrak Lengkuas Air Dingin Air Panas n-Heksana Etil Asetat Rimpang Lengkuas Dicuci, Diparut di sentrifuge dan di evaporasi Uji Aktivitas Antimikroba Penyiapan Isolasi Kapang Khamir dari buah salak busuk Uji Pembentukan Zona Hambat Pengamatan Karakter Morfologi Kapang Analisis Total Fenolik Persiapan Larutan Standar Asam Galat Penetapan Fenol 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Total Fenolik Ekstrak Lengkuas

Analisa total fenolik pada penelitian ini menggunakan ekstrak lengkuas dengan bermacam-macam variasi pelarut. Pelarut ysng digunakan adalah air dingin, air panas, pelarut etil asetat, dan pelarut n-heksana. Ekstrak lengkuas dibuat dengan menggunakan metode maserasi selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk melarutkan komponen flavonon dan dihidroflavonol dikenal sebagai senyawa yang bersifat fungistatik dan fungisida yang terdapat pada lengkuas Hemzela, 2006. Hal ini dibuktikan dengan dihasilkannya Tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Kadar total fenolik pada ekstrak lengkuas. Keterangan: Srividya et al., 2010 Hasil pengujian kadar total fenolik menunjukkan bahwa ekstrak air panas lengkuas memiliki kandungan senyawa fenolik paling tinggi yaitu 1110,3 ppm GAE, lalu ekstrak etil asetat lengkuas sebesar 746, 3 ppm GAE, ekstrak air dingin lengkuas sebesar 733,6 ppm GAE dan ekstrak n-heksana lengkuas sebesar 293, 4 ppm GAE. Sedangkan hasil penelitian Srividya et al., 2010 total fenolik dari Sampel Kadar Total Fenolik ppm GAE Ekstrak Air Dingin Lengkuas 733,6 220 ± 0.87 Ekstrak Air Panas Lengkuas 1110,3 Ekstrak Etil Asetat Lengkuas 746, 3 227 ± 1.03 Ekstrak N-Heksana Lengkuas 293, 4 41 ekstrak etil asetat lengkuas adalah 227 ± 1.03 ppm GAE dan ekstrak air dingin lengkuas 220 ± 0.87 ppm GAE. Hal ini membuktikan bahwa penelitian telah dilakukan memiliki total fenolik jauh lebih tinggi daripada dengan hasil penelitian Srividya et al., 2010. Berdasarkan Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa kadar total fenolik tertinggi adalah ekstrak air panas lengkuas dibandingkan dengan ekstrak air dingin lengkuas. Perbedaan pelarut ternyata menghasilkan perbedaan total fenolik dan lama ekstraksi juga mempengaruhi ekstrak yang dihasilkan Revilla et al., 1998. Hal ini juga terlihat pada ekstrak etil asetat lengkuas yang memiliki kadar total fenolik lebih tinggi dibandingkan ekstrak n-heksana lengkuas.

4.2. Karakter Morfologi Isolat Kapang

Identifikasi konvensional kapang dilakukan dengan pengamatan karakter morfologi. Berdasarkan hasil pengamatan karakter morfologi, terlihat bahwa sembilan isolat tersebut adalah tujuh isolat berbentuk kapang dan dua isolat berbentuk khamir. Sembilan isolat ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan diidentifikasi sebagai kapang Aspergilus sp. Isolat S13E, S13F, S13G dan S11D, Penicillium sp. Isolat S11B, Thielaviopsis sp. Isolat S8A1, Saccharomyces sp. Isolat S10B, Rhodotorula sp. Isolat S11A1 dan Streptomyces sp. Isolat S11A3. Hasil identifikasi berdasarkan karakter morfologi kapangkhamir sebagai berikut.