Aktivitas Antimikroba Berbagai Jenis Ekstrak
58
kurang efektif menghambat pada temperatur 30ºC dan 35ºC.Perlakuan lainnya seperti benomyl 500 ppm, pelarut etil asetat dengan tween 80 dan juga pelarut n-
heksana dengan tween 80, tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC.
Tabel 6. Pertumbuhan kapang Aspergillus sp. S13E pada berbagai perlakuan No.
Perlakuan Temperatur ºC
15 25
30 35
1 PDA
- -
- -
2 S13E
- +++++
+++++ +++++
3 Air Dingin
- +++++
++++ ++++
4 Air Panas
- +++++
++++ ++++
5 Etil Asetat
- +++++
+++ 2 34 mm +++ 2 33 mm
6 N-Heksana
- +++++
++++ ++++
7 Benomyl 500
ppm -
+++++ +++++
+++++ 8
Tween 80 + Etil Asetat
- +++++
+++++ +++++
9 Tween 80 +
N-Heksana -
+++++ +++++
+++++
Keterangan: 2
= Zona hambat parsial -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
+++++ = Ekstrak tidak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 1.
Pengaruh ekstrak lengkuas terhadap kapang Aspergillus sp. S13F dapat dilihat pada Tabel 7. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh perlakuan
tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 25ºC. Hal ini ditandai
59
dengan seluruh perlakuan dengan kontrol negatif S13Fsama-sama memiliki nilai +++++. Sedangkan ekstrak air dingin pada temperatur 30ºC dan 35ºC tidak dapat
menekan pertumbuhan kapang. Perlakuan lainnya seperti ekstrak air panas, ekstrak etil asetat, ekstrak n-heksana dan benomyl 500 ppm cukup efektif dan
dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC. Tabel 7. Pertumbuhan kapangAspergillus sp. S13F pada berbagai perlakuan
No. Perlakuan
Temperatur ºC 15
25 30
35 1
PDA -
- -
- 2
S13F -
+++++ ++++
++++ 3
Air Dingin -
+++++ ++++
++++ 4
Air Panas -
+++++ +++
+++ 5
Etil Asetat -
+++++ +++
+++ 6
N-Heksana -
+++++ +++
+++ 7
Benomyl 500 ppm -
+++++ +++
+++ 8
Tween 80 + Etil Asetat
- +++++
++++ ++++
9 Tween 80 +
N-Heksana -
+++++ +++
++++
Keterangan: -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
+++++ = Ekstrak tidak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 2.
Perlakuan pelarut etil asetat dengan tween 80 dan juga pelarut n-heksana dengan tween 80, kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang pada
temperatur 35ºC. Sedangkan pada temperatur 30ºC, pelarut etil asetat dengan tween 80 cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang sedangkan pelarut n-
60
heksana dengan tween 80, kurang efektif. Hal ini diduga bahwa tween 80 merupakan bahan pembantu pendispersian komponen galangal asetat yang dapat
meningkatkan daya hambat komponen dari ekstrak tersebut. Pengaruh ekstrak lengkuas terhadap kapang Aspergillus sp. S13G dapat
dilihat pada Tabel 8. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh perlakuan tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 25ºC, kecuali pada
ekstrak n-heksana dan ekstrak etil asetat dapat menekan pertumbuhan kapang ini, meskipun kurang efektif menghambat. Sedangkan ekstrak air dingin, ekstrak n-
heksana dan ekstrak etil asetat lengkuas pada temperatur 30ºC dan 35ºC dapat menekan dan cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang. Tetapi yang
membedakan dari ketiga ekstrak ini adalah, ekstrak etil asetat lengkuas menghasilkan zona hambat yang tidak dapat terukur pada kedua temperatur
tersebut dan memiliki zona hambat total sebesar 12 mm pada temperatur 25ºC. Sedangkan pada ekstrak n-heksana lengkuas dihasilkan adanya zona hambat yang
tidak dapat terukur pada temperatur 35ºC. Perlakuan ekstrak air panas dan benomyl 500 ppm kurang efektif dan tidak
dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC. Hal ini ditandai dengan seluruh perlakuan dengan kontrol negatif S113G sama-sama
memiliki nilai ++++. Perlakuan lainnya seperti pelarut etil asetat dengan tween 80 dan juga pelarut n-heksana dengan tween 80, tidak dapat menekan dan tdak efektif
menghambat pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC.
61
Tabel 8. Pertumbuhan kapang Aspergillus sp. S13G pada berbagai perlakuan No.
Perlakuan Temperatur ºC
15 25
30 35
1 PDA
- -
- -
2 S13G
- +++++
+++++ +++++
3 Air Dingin
- +++++
+++++ +++++
4 Air Panas
- +++++
++++ ++++
5 Etil Asetat
- ++++ 1
12 mm +++ 3
+++ 3 6
N-Heksana -
++++ +++
+++ 3 7
Benomyl 500 ppm -
+++++ +++++
+++++ 8
Tween 80 + Etil Asetat
- +++++
+++++ ++++
9 Tween 80 +
N-Heksana -
+++++ +++++
++++
Keterangan: 1
= Zona hambat total 3
= Zona hambat yang tidak dapat terukur -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
+++++ = Ekstrak tidak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir. Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 3.
Pengaruh ekstrak lengkuas terhadap kapang Aspergillus sp. S11D dapat dilihat pada Tabel 9. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh perlakuan
tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 25ºC. Hal ini ditandai dengan seluruh perlakuan dengan kontrol negatif S11D sama-sama memiliki nilai
+++++. Sedangkan ekstrak air dingin, ekstrak n-heksana dan ekstrak etil asetat lengkuas pada temperatur 30ºC dan 35ºC dapat menekan dan cukup efektif
menghambat pertumbuhan kapang. Tetapi yang membedakan dari ketiga ekstrak
62
ini adalah, ekstrak etil asetat lengkuas menghasilkan zona hambat yang tidak dapat terukur pada kedua temperatur tersebut.
Tabel 9. Pertumbuhan kapang Aspergillus sp. S11D pada berbagai perlakuan No.
Perlakuan Temperatur ºC
15 25
30 35
1 PDA
- -
- -
2 S11D
- +++++
++++ ++++
3 Air Dingin
- +++++
+++ +++
4 Air Panas
- +++++
++++ ++++
5 Etil Asetat
- +++++
+++ 3 +++ 3
6 N-Heksana
- +++++
+++ +++
7 Benomyl 500
ppm -
+++++ ++++
++++ 8
Tween 80 + Etil Asetat
- +++++
+++ +++
9 Tween 80 +
N-Heksana -
+++++ +++
+++
Keterangan: 3
= Zona hambat yang tidak dapat terukur -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
+++++ = Ekstrak tidak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 4.
Perlakuan ekstrak air panas dan benomyl 500 ppm kurang efektif dan tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC. Hal ini
ditandai dengan seluruh perlakuan dengan kontrol negatif S11D sama-sama memiliki nilai ++++. Perlakuan lainnya seperti pelarut etil asetat dengan tween 80
dan juga pelarut n-heksana dengan tween 80, dapat menekan dan cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC. Hal ini diduga
63
bahwa tween 80 merupakan bahan pembantu pendispersian komponen galangal asetat yang dapat meningkatkan daya hambat komponen dari ekstrak tersebut.
Pengaruh ekstrak lengkuas terhadap kapang Thielaviopsis sp. S8A1 dapat dilihat pada Tabel 10. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa perlakuan
ekstrak air dingin dan ekstrak air panas lengkuas tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 25ºC. Hal ini ditandai dengan perlakuan
kontrol negatif S8A1 dengan ekstrak air dingin dan ekstrak air panas sama-sama memiliki nilai +++++. Berbeda dengan perlakuan ekstrak etil asetat dan ekstrak n-
heksana lengkuas dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 25ºC. Sedangkan pada temperatur 30ºC dan 35ºC, ekstrak air dingin lebih dapat
menekan dan efektif dalam menghambat pertumbuhan kapang ini. Lain halnya dengan perlakuan ekstrak air panas yang lebih dapat menekan dan efektif
menghambat pertumbuhan kapang pada temperatur 35ºC, namun cukup efektif menghambat pada temperatur 30ºC. Pada temperatur 30ºC dan 35ºC, perlakuan
ekstrak n-heksana lebih dapat menekan dan efektif dalam menghambat pertumbuhan kapang ini, dibandingkan ekstrak etil asetat yang cukup efektif
dalam menghambat.
64
Tabel 10. Pertumbuhan kapang Thielaviopsis sp. S8A1 pada berbagai perlakuan No.
Perlakuan Temperatur ºC
15 25
30 35
1 PDA
- -
- -
2 S8A1
- +++++
++++ ++++
3 Air Dingin
- +++++
++ ++
4 Air Panas
- +++++
+++ ++
5 Etil Asetat
- ++++
+++ +++
6 N-Heksana
- ++++
++ ++
7 Benomyl 500
ppm -
++++ +++ 3
+++ 3 8
Tween 80 + Etil Asetat
- ++++
++++ +++
9 Tween 80 +
N-Heksana -
+++ 2 20 mm ++++
++++ 3
Keterangan: 2
= Zona hambat parsial 3
= Zona hambat yang tidak dapat terukur -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir ++
= Ekstrak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
+++++ = Ekstrak tidak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 5.
Pada temperatur 25ºC, perlakuan lainnya yaitu benomyl 500 ppm dapat menekan pertumbuhan kapang ini, meskipun kurang efektif menghambat.
Sedangkan pada temperatur 30ºC dan 35ºC, dapat menekan dan cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang ini, serta menghasilkan zona hambat yang
tidak dapat terukur. Selain itu, perlakuan pelarut etil asetat dengan tween 80, dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 25ºC, sedangkan pada
temperatur 30ºC tidak dapat menekan pertumbuhan kapang ini, meskipun
65
keduanya kurang efektif dalam menghambat. Tetapi pada temperatur 35ºC, pelarut etil asetat dengan tween 80 dapat menekan dan cukup efektif menghambat
pertumbuhan kapang ini. Sedangkan pada temperatur 25ºC, pelarut n-heksana dengan tween 80 dapat menekan dan cukup efektif menghambat pertumbuhan
kapang ini, dengan menghasilkan zona hambat parsial sebesar 20 mm. Berbeda dengan temperatur 30ºC dan 35ºC, pelarut n-heksana dengan tween 80 sama-sama
tidak dapat menekan pertumbuhan kapang ini, tetapi menghasilkan zona hambat yang tidak dapat terukur pada temperatur 35ºC.
Pengaruh ekstrak lengkuas terhadap kapang Penicillium sp. S11B dapat dilihat pada Tabel 11. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak
air dingin, ekstrak air panas, ekstrak n-heksana lengkuas dan benlate 500 ppm tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC,
meskipun kurang efektif menghambat. Hal ini ditandai dengan perlakuan kontrol negatif S11B dengan ekstrak air dingin dan ekstrak air panas dan ekstrak n-
heksana sama-sama memiliki nilai ++++. Pada temperatur 25ºC, ekstrak air panas, ekstrak n-heksana lengkuas, benomyl 500 ppm mampu menekan pertumbuhan
kapang ini walaupun kurang efektif menghambat, tetapi tidak pada ekstrak air dingin lengkuas, pelarut etil asetat dengan tween 80 dan juga pelarut n-heksana
dengan tween 80. Berbeda dengan perlakuan ekstrak etil asetat lengkuas mampu menekan dan cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang pada temperatur
25ºC, 30ºC dan 35ºC.
66
Tabel 11. Pertumbuhan kapang Penicillium sp. S11B pada berbagai perlakuan No.
Perlakuan Temperatur ºC
15ºC 25ºC
30ºC 35ºC
1 PDA
- -
- -
2 S11B
- +++++
++++ ++++
3 Air Dingin
- +++++
++++ ++++
4 Air Panas
- ++++
++++ ++++
5 Etil Asetat
- +++
+++ +++
6 N-Heksana
- ++++
++++ ++++
7 Benomyl 500
ppm -
++++ ++++
++++ 8
Tween 80 + Etil Asetat
- +++++
+++++ +
9 Tween 80 +
N-Heksana -
+++++ +++++ 2 24
mm ++++ 3
Keterangan: 2
= Zona hambat parsial 3
= Zona hambat yang tidak dapat terukur -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir +
= Ekstrak sangat efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
+++++ = Ekstrak tidak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 6.
Pada temperatur 30ºC perlakuan lainnya yaitu pelarut etil asetat dengan tween 80 tidak dapat menekan pertumbuhan kapang ini, meskipun kurang efektif
menghambat. Berbeda pada temperatur 35ºC, pelarut etil asetat dengan tween 80 lebih dapat menekan dan sangat efektif menghambat pertumbuhan kapang ini.
Selain itu, perlakuan pelarut n-heksana dengan tween 80, tidak dapat menekan pertumbuhan kapang, tetapi memiliki zona hambat parsial sebesar 24 mm pada
temperatur 30ºC. Sedangkan pada temperatur 35ºC, pelarut n-heksana dengan
67
tween 80 juga tidak dapat menekan dan kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang ini, dengan menghasilkan zona hambat yang tidak dapat terukur.
Pengaruh ekstrak lengkuas terhadap khamir Saccharomyces sp. S10B dapat dilihat pada Tabel 12. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa perlakuan
ekstrak air dingin dan ekstrak air panas lengkuas tidak dapat menekan pertumbuhan khamir pada temperatur 25ºC, 30ºC dan 35ºC. Hal ini ditandai
dengan perlakuan kontrol negatif S10B dengan ekstrak air dingin dan ekstrak air panas sama-sama memiliki nilai ++++. Masing-masing pemberian pelarut etil
asetat dan n-heksana pada ekstrak lengkuas dapat menekan dan cukup efektif menghambat pertumbuhan khamir pada temperatur 25ºCdan 35ºC. Sedangkan
pada suhu 30ºC, ekstrak etil asetat cukup efektif dan ekstrak n-heksana sangat efektif menghambat pertumbuhan khamir.
Perlakuan lainnya yaitu benomyl 500 ppm cukup efektif menghambat pertumbuhan khamir pada temperatur 25ºC, 30ºC dan 35ºC, serta menghasilkan
zona hambat yang tidak dapat terukur pada temperatur 30ºC. Selain itu, perlakuan pelarut etil asetat dengan tween 80 dan juga pelarut n-heksana dengan tween 80,
kurang efektif pada temperatur 25ºC dan 30ºC. Pada temperatur 35ºC, pelarut n- heksana dengan tween 80 menghasilkan zona hambat yang tidak dapat terukur
tetapi kurang efektif menghambat. Sedangkan pada pelarut etil asetat dengan tween 80 cukup efektif menghambat pertumbuhan khamir.
68
Tabel 12. Pertumbuhan khamir Saccharomyces sp. S10B pada berbagai perlakuan
No. Perlakuan
Temperatur ºC 15
25 30
35 1
PDA -
- -
- 2
S10B -
++++ ++++
++++
3 Air Dingin
-
++++ ++++
++++
4 Air Panas
-
++++ ++++
++++
5 Etil Asetat
-
+++ +++
+++
6 N-Heksana
-
+++ ++
+++ 7
Benomyl 500 ppm -
++++ +++ 3
+++
8 Tween 80 + Etil
Asetat -
++++ ++++
+++
9 Tween 80 +
N-Heksana -
++++ ++++
++++3
Keterangan: 3
= Zona hambat yang tidak dapat terukur. -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir ++
= Ekstrak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 7.
Perlakuan lainnya yaitu benomyl 500 ppm cukup efektif menghambat pertumbuhan khamir pada temperatur 25ºC, 30ºC dan 35ºC, serta menghasilkan
zona hambat yang tidak dapat terukur pada temperatur 30ºC. Selain itu, perlakuan pelarut etil asetat dengan tween 80 dan juga pelarut n-heksana dengan tween 80,
kurang efektif pada temperatur 25ºC dan 30ºC. Pada temperatur 35ºC, pelarut n- heksana dengan tween 80 menghasilkan zona hambat yang tidak dapat terukur
69
tetapi kurang efektif menghambat. Sedangkan pada pelarut etil asetat dengan tween 80 cukup efektif menghambat pertumbuhan khamir.
Pengaruh ekstrak lengkuas terhadap khamir Rhodotorula sp. S11A1 dapat dilihat pada Tabel 13. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak
air dingin lengkuas mampu menekan pertumbuhan khamir pada temperatur 25ºC, 30ºC dan 35ºC, meskipun kurang efektif. Hal ini ditandai dengan perlakuan
kontrol negatif S11AI nilainya +++++ , sedangkan ekstrak air dingin memiliki nilai ++++. Perlakuan ekstrak air panas dapat menekan pertumbuhan khamir pada
temperatur 30ºC dan 35ºC, meskipun kurang efektif. Kurang efektifnya dalam menekan pertumbuhan khamir ini, diduga karena konsentrasi ekstrak lengkuas
rendah. Masing-masing pemberian pelarut etil asetat dan n-heksana pada lengkuas dapat lebih menekan pertumbuhan khamir pada temperatur 25ºC, 30ºC
dan 35ºC. Pada perlakuan lainnya yaitu benomyl 500 ppm, pelarut etil asetat dengan
tween 80 dan juga pelarut n-heksana dengan tween 80, kurang efektif. Namun perlakuan benomyl 500 ppm menghasilkan zona hambat total pada temperatur
30ºC dan 35ºC sebesar 22 mm dan 16 mm. Sedangkan perlakuan pelarut n- heksana dengan tween 80 terbentuk adanya zona hambat parsial pada temperatur
30ºC sebesar 13 mm. Hal ini diduga bahwa tween 80 merupakan bahan pembantu pendispersian komponen galangal asetat yang dapat meningkatkan daya hambat
komponen dari ekstrak tersebut.
70
Tabel 13. Pertumbuhan khamir Rhodotorula sp. S11A1 pada berbagai perlakuan No.
Perlakuan Temperatur ºC
15 25
30 35
1 PDA
- -
- -
2
S11A1 -
+++++ +++++
+++++ 3
Air Dingin -
++++ ++++
++++ 4
Air Panas -
+++++ ++++
++++ 5
Etil Asetat -
+ +
+ 6
N-Heksana -
+++ +
- 7
Benomyl 500 ppm
- ++++
+++ 1 22 mm +++ 1 16
mm 8
Tween 80 + Etil Asetat
- ++++
++++ ++++
9 Tween 80 +
N-Heksana -
++++ ++++ 2 13 mm
++++
Keterangan: 1
= Zona hambat total 2
= Zona hambat parsial -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir +
= Ekstrak sangat efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
+++++ = Ekstrak tidak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 8.
Pengaruh ekstrak lengkuas terhadap kapang Streptomyces sp. S11A3 dapat dilihat pada Tabel 14. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh perlakuan
tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 25ºC, kecuali pada ekstrak n-heksana dan ekstrak etil asetat dapat menekan pertumbuhan kapang ini,
meskipun kurang efektif menghambat. Sedangkan ekstrak air panas, ekstrak n- heksana dan ekstrak etil asetat lengkuas pada temperatur 30ºC dan 35ºC dapat
menekan dan cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang. Tetapi yang
71
membedakan dari ketiga ekstrak ini adalah, ekstrak etil asetat lengkuas menghasilkan zona hambat yang tidak dapat terukur pada temperatur 25ºC.
Tabel 14. Pertumbuhan kapang Streptomyces sp. S11A3 pada berbagai perlakuan
No. Perlakuan
Temperatur ºC 15
25 30
35 1
PDA -
- -
- 2
S11A3 -
+++++ +++++
+++++ 3
Air Dingin -
+++++ +++++
+++++ 4
Air Panas -
+++++ +++
+++ 5
Etil Asetat -
++++ 3 +++
+++ 6
N-Heksana -
++++ +++
+++ 7
Benomyl 500 ppm
- +++++
+++++ +++++
8 Tween 80 + Etil
Asetat -
+++++ ++++
++++ 9
Tween 80 + N-Heksana
- +++++
++++ ++++
Keterangan: 3
= Zona hambat parsial -
= Tidak adanya pertumbuhan kapang khamir +++
= Ekstrak cukup efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir ++++ = Ekstrak kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir
+++++ = Ekstrak tidak efektif menghambat pertumbuhan kapang khamir Pembentukan zona hambat Lihat lampiran 9.
Perlakuan lainnya seperti benomyl 500 ppm tidak efektif dan tidak dapat menekan pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC. Hal ini ditandai
dengan seluruh perlakuan dengan kontrol negatif S11A3 sama-sama memiliki nilai +++++. Perlakuan lainnya seperti pelarut etil asetat dengan tween 80 dan
juga pelarut n-heksana dengan tween 80, mampu menekan tetapi kurang efektif menghambat pertumbuhan kapang pada temperatur 30ºC dan 35ºC.
72