Bahan Alat dan Bahan 1. Alat

34

1.3.1.3. Ekstraksi lengkuas dengan pelarut n-heksana

Pembuatan ekstrak lengkuas dengan menggunakan larutan n-heksana dilakukan secara maserasi basah. Lengkuas ditimbang sebanyak 50 g dan dilarutkan dalam 500 ml larutan n-heksan.Kemudian direndam selama 24 jam, selanjutnya di sentrifuge dan filtrat yang dihasilkan diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator pada suhu 55°C sampai 20 menit sisa pelarut habis dan menghasilkan ekstrak kental.

1.3.1.4. Ekstraksi lengkuas dengan pelarut etil asetat

Pembuatan ekstrak lengkuas dengan menggunakan larutan etil asetat dilakukan secara maserasi basah. Lengkuas ditimbang sebanyak 50 g dan dilarutkan dalam 500 ml larutan etil asetat. Kemudian direndam selama 24 jam, selanjutnya di sentrifuge dan filtrat yang dihasilkan diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator pada suhu 40°C selama 20 menit sampai sisa pelarut habis dan menghasilkan ekstrak kental. 3.3.2. Analisis Total Fenolik 3.3.2.1. Persiapan Larutan Standar Asam Galat Pembuatan larutan induk asam galat, ditimbang 50 mg asam galat dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan akuades sampai 100 ml sehingga diperoleh konsentrasi 500 ppm dari larutan induk dipipet 1; 2.5;5;10;15,20 ml diencerkan dengan akuades sampai volume 50 ml. Sehingga dihasilkan larutan dengan konsentrasi 10, 25, 50, 100, 150, 200 ppm asam galat. 35

3.3.2.2. Penetapan Kadar Fenol

Ekstrak diambil sebanyak 0,5 ml dan dilarutkan dalam 9,5 ml metanol, kemudian di ultrasonic selama 20 menit. Setelah itu disaring, filtrat diambil 0,5 ml. Kemudian ditambahkan 1 ml reagen Folin Ciocalteu, 10 ml Na 2 CO 3 7 dan ditambahkan akuades sampai dengan 25 ml. Campuran tersebut didiamkan disuhu ruang selama 90 menit lalu dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer Uv- Vis pada panjang gelombang 750 nm. Semua sampel dianalisa dua kali Singleton dan Rossi, 1965. 3.3.3. Uji Aktivitas Antimikroba 3.3.3.1. Penyiapan Isolasi Kapang Khamir Kapang diisolasi dari buah salak pondoh yang telah rusak. Tanda-anda kerusakan adalah sampel berbau busuk dan ditumbuhi kapangkhamir. Setelah itu sampel diambil sebanyak 10 g, lalu dimasukkan ke dalam 90 ml larutan pengencer NaCl 0,85 steril. Sebanyak 1 ml cairan dari sampel diambil dan dimasukkan dalam cawan petri steril kemudian dituangkan media PDA dan diinkubasi pada suhu kamar selama dua hari. Koloni kapangkhamir yang tumbuh dari sampel diambil dengan menggunakan ose secara aseptis dan dipindahkan ke cawan yang berisi PDA beku dan dilakukan gores kuadran. Gores kuadran dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan kultur murni. Cara ini dilakukan untuk setiap jenis koloni kapang khamir yang berbeda.Setelah diperoleh kultur kapangkhamir