Dengan demikian maka seorang pengurus dalam memimpin operasional kegiatan yayasan kedudukannya hampir sama dengan direksi pada suatu perseroan,
di mana kedua-duanya mempunyai tanggung jawab dan apabila hal ini dilanggar maka dapat dikenakan kesalahan berdasar prinsip piercing the corporate veil.
3. Ultra Vires
Prinsip Ultra Vires merupakan prinsip yang mengatur tindakan perseroan yang tidak dapat dilakukan keluar dari batas kekuasaan perseroan. Dalam hal ini
kekuasaan perseroan dimuat dalam anggaran dasar sehingga perseroan tiodak dibenarkan bertindak di luar kekuasaan yang telah dirinci dalam anggaran
dasarnya.
119
Dalam hal ini yayasan memiliki maksud dan tujuan tertentu yang diatur dalam akta pendirian dan anggaran dasarnya, sehingga semua tindakan atau perbuatan
hukum yayasan di luar cakupan maksud dan tujuan yayasan disebut sebagai perbuatan ultra vires.
Perbuatan ultra vires pada prinsipnya adalah perbuatan yang batal demi hukum dan oleh karena itu tidak mengikat yayasan. Dalam hal ini ada 2 dua hal
yang berhubungan dengan tindakan ultra vires yayasan, yaitu: a.
Tindakan yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta anggaran dasar yayasan adalah tindakan yang berada di luar maksud dan tujuan
yayasan;
119
Ningrum Natasya Sirait, Op.Cit. hal. 12.
Universitas Sumatera Utara
b. Tindakan dari pengurus yayasan yang berada di luar kewenangan yang diberikan
kepadanya berdasarkan ketentuan yang berlaku termasuk anggaran dasar yayasan.
120
Dalam melaksanakan tugasnya pengurus yayasan tidak hanya terikat pada apa yang secara tegas dicantumkan dalam maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
yayasan, akan tetapi dapat juga mengambil prakarsa guna mewujudkan kepentingan yayasan dengan melakukan perbuatan yang menunjang dan memperlancar tugas-
tugasnya, namun perbuatan itu masih berada dalam batas-batas kewenangan atau masih dalam ruang lingkup tugas dan kewajiban yang diberikan dalam anggaran sasar
yayasan intra vires dan tidak bersifat ultra vires.
121
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 menentukan secara tegas mengenai tindakan ultra vires, di mana dikatakan
bahwa setiap pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar yang mengakibatkan kerugian yayasan atau pihak ketiga.
122
Pengurus juga dapat diminta pertanggungjawabannya secara pribadi apabila membuat kesalahan atau kelalaian, sehingga menyebabkan usaha yang dikelola
yayasan mengalami kepailitan. Bahkan dalam hal kepailitan terjadi akibat kesalahan atau kelalaian pengurus sehingga kekayaan yayasan tidak cukup untuk menutup
120
Chatamarrasjid, Op.Cit. hal. 99.
121
Ibid.
122
Sebagaimana diatur dalam Pasal 35 ayat 5 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.
Universitas Sumatera Utara
kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota pengurus secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
123
Pasal 39 butir 1 Undang- Undang No. 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.
4. Transparansi dan Akuntabilitas Yayasan