BAB II PRINSIP TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN USAHA
YAYASAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 JO UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004
A. Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan Yayasan
1. Pengertian dan Karakteristik Prinsip Transparansi
Transparansi merupakan suatu prinsip yang sangat penting dalam suatu badan usaha. Prinsip ini menjamin adanya pengungkapan ataupun keterbukaan segala
informasi yang berkaitan dengan performance serta berbagai permasalahan yang berkaitan dengan badan usaha secara tepat waktu dan akurat.
50
Pengertian transparansi
memberikan suatu petunjuk agar pelaku kunci yang
terlibat untuk bertanggung jawab dan menjamin kinerja pelayanan publik yang baik. Prinsip transparansi merupakan pelaksanaan keterbukaan dalam setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pihak terkait atas pelaksanaan kewenangan yang diberikan padanya. Prinsip ini terutama berkaitan erat dengan keterbukaan terhadap efektivitas kegiatan
dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan ataupun program yang telah ditetapkan. Transparansi mempunyai karakteristik:
a. Adanya tujuan yang telah ditetapkan;
b. Penentuan standard yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan;
c. Mendorong penerapan atau pemakaian standarisasi;
50
Adri Mustiko, Peran Prinsip Transparansi dalam Mewujudkan Good Corporate Governance pada Perseroan Terbatas Terbuka, dikutip dari buku Corporate Governance oleh Tager I.
Nyoman Tesis, 2005.
Universitas Sumatera Utara
d. Mengembangkan standard organisasi dan operasional secara ekonomis.
51
2. Fungsi Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan Yayasan
Kehadiran dunia usaha sangat berperan penting dalam menopang kegiatan perekonomian masyarakat dan bangsa. Dunia usaha akan mendorong menguatnya
sektor riel masyarakat dan sekaligus akan menyerap tenaga kerja serta mengurangi pengangguran. Perkembangan dunia usaha terutama di bidang perindustrian dan
perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang atau jasa. Di samping itu, globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan
teknologi telekomunikasi dan informasi telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang atau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang dan jasa
yang ditawarkan semakin bervariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri.
Sehubungan dengan itu, sudah semestinya dunia usaha juga harus memiliki tata kelola usaha yang baik dan tidak merugikan kepentingan masyarakat, khususnya
para konsumen. Salah satu solusinya, perlu diberlakukannya dan ditegakkannya prinsip-prinsip good corporate governance GCG bagi dunia usaha dan praktek
bisnis pada umumnya, sebagai pedoman dan parameter kinerja dunia usaha dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam hal ini kontrol dan pengawasan publik terhadap
praktek bisnis dapat melibatkan baik dari unsur pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha sendiri. Perkembangan bisnis sekarang menuntut adanya transparansi
51
YB. Sigit Hutomo, “Reformasi Yayasan Perspektif Hukum dan Manajemen, The Jakarta Consulting Group Editor 360” Approach on Fondation, Yogyakarta: Andi, 2002, hal. 144.
Universitas Sumatera Utara
manajemen dalam mengelola perusahaan. Pihak manajemen harus menyajikan kondisi perusahaan secara jelas, baik secara finansial maupun operasional.
transparansi manajemen ini tidak lepas dari peran independen yaitu audit eksternal. Audit eksternal yang independen adalah akuntan publik dan akuntan pemerintah.
Akuntan publik sebagai badan pemeriksa laporan keuangan perusahaan privat, sedangkan akuntan pemerintah dalam hal ini badan Pemeriksa Keuangan sebagai
Pemeriksa Perusahaan Publik atau Badan Usaha Milik Negara BUMN. Oleh karena itu perusahaan Indonesia dapat dipercaya masyarakat maupun investor jika sudah
diperiksa laporan keuangan oleh akuntan dalam tahun-tahun belakangan ini berbagai tuntutan dari masyarakat agar mendapatkan pelayanan yang baik merupakan suatu
gejala yang sulit dihindari baik di sektor pemerintahan maupun sektor swasta. Suatu badan usaha yang bergerak di sektor publik akan memberikan perhatian
yang penuh terhadap prinsip transparansi dalam bentuk prosedur dan penekanan atas nilai-nilai yang direfleksikan pada kebijakan administratif sehingga memungkinkan
masyarakat untuk menilai bentuk pertanggungjawaban yayasan dalam setiap aktivitasnya, terutama berkaitan dalam kegiatan usaha yayasan.
Ellwod menjelaskan ada 4 empat dimensi transparansi yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik atau badan hukum, yaitu:
a. Transparansi Kejujuran dan Transparansi Hukum
Transparansi kejujuran terkait dengan keterbukaan atas tindakan yang tidak bertentangan dalam bentuk penyalahgunaan jabatan abuse a power, sedang
Universitas Sumatera Utara
transparansi hukum berkaitan dengan jaminan akan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku;
b. Tranparansi Proses
Transparansi proses terkait dengan prosedur pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan kecukupan informasi yang diberikan pada publik;
c. Transparansi Program
Transparansi program terkait dengan pertimbangan atas pencapaian dari tujuan yang telah ditetapkan serta program yang memberikan hasil optimal;
d. Transparansi Kebijakan
Transparansi kebijakan terkait dengan keterbukaan setiap organ terkait atas kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka pencapaian tujuan.
52
3. Kedudukan Prinsip Transparansi dalam Good Corporate Governance