pasal-pasal yang tidak diubah dan penjelasan yang tidak diubah dalam undang- undang tersebut masih berlaku. Dengan adanya perubahan tersebut, kedua undang-
undang itu saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Undang-Undang Yayasan pada prinsipnya menghendaki yayasan bersifat terbuka dan pengelolaannya bersifat profesional. Dengan adanya Undang-Undang
Yayasan sangat menggembirakan masyarakat, karena sudah ada kaidah hukum yang menjadi pegangan bagi mereka yang berkecimpung dalam yayasan dan sebagai
pegangan bagi masyarakat pada umumnya. Masyarakat dapat melihat bagaimana kehidupan yayasan di Indonesia setelah berlakunya Undang-Undang Yayasan.
C. Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan Kegiatan Usaha Yayasan
1. Pengelolaan Yayasan
Keberadaan yayasan merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat yang menginginkan adanya wadah atau lembaga yang bersifat dan bertujuan sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan. Pertimbangan hakikinya adalah bahwa sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yang mau tidak mau harus atau setidaknya
mempunyai keinginan untuk memperhatikan nasib kehidupan sosial mereka, atau dalam arti kata memberikan cinta kasih dan menambah arti dan kualitas hidup yang
positif bagi sesamanya. Yayasan dipandang sebagai bentuk ideal philantropic untuk mewujudkan keinginan manusia, dan karena itu keberadaannya dirasakan membawa
manfaat positif dari sisi sosial kemanusiaan. Mengapa demikian? Karena yayasan
Universitas Sumatera Utara
tidak semata-mata mengutamakan profit atau mengejar mencari keuntungan danatau penghasilan sebesar-besarnya sebagaimana layaknya badan usaha lainnya.
Yayasan sebagai badan hukum merupakan “artificial person” orang ciptaan hukum yang hanya dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantaraan manusia
selaku wakilnya. Yayasan sangat tergantung pada wakil-wakilnya dalam melakukan perbuatan hukum, karenanya agar yayasan dapat dengan mudah melakukan perbuatan
hukum tersebut yayasan harus mempunyai organ. Ketiadaan organ menyebabkan yayasan tidak dapat berfungsi dan mencapai maksud dan tujuan pendiriannya. Dalam
menjalankan kegiatan usahanya yayasan dibina, diurus, dan diawasi oleh organ yayasan. Yang termasuk sebagai organ yayasan adalah:
77
a. Pembina;
b. Pengurus;
c. Pengawas.
Tugas dan tanggung jawab organ yayasan bersumber pada:
78
i ketergantungan yayasan kepada organ tersebut mengingat bahwa yayasan tidak dapat berfungsi tanpa organ, dan ii kenyataan bahwa organ adalah sebab bagi
keberadaan raison d’etre yayasan, karena apabila tidak ada yayasan, maka juga tidak akan ada organ.
Antara yayasan dengan masing-masing organ terdapat fiduciary relationship hubungan kepercayaan yang melahirkan fiduciary duties. Adanya hubungan
77
Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi, Hukum Yayasan di Indonesia, Jakarta: Abadi, 2001, hal. 93.
78
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan atau fiduciary relationship antara yayasan dengan organnya berarti bahwa keberadaan organ adalah semata-mata demi kepentingan dan tujuan yayasan
yang dipertegas dalam Pasal 3 ayat 2 Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang yayasan. Guna menjaga fiduciary
relationship dan fiduciary duties antara yayasan dengan organ yayasan, maka Undang-Undang Yayasan juga mengatur mengenai adanya larangan perangkapan
jabatan dan larangan menerima gaji, upah, atau honor tetap, yang tidak lain gunanya menghindari conflict of interest antara kepentingan yayasan dengan kepentingan
pribadi organ yayasan.
6. Prinsip Transparansi dalam Pengelolaan Kegiatan Usaha Yayasan