Kerangka Teori Kerangka Teori dan Konsepsi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004” belum pernah dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama. Dengan demikian, penelitian ini merupakan sesuatu yang baru dan asli sesuai dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, objektif dan terbuka sehingga dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka terhadap masukan dan kritik yang konstruktif terkait dengan data dan analisis dalam penelitian ini.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan teori yang dibuat untuk memberikan gambaran yang sistematis mengenai masalah yang akan diteliti. Teori ini masih bersifat sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dengan cara meneliti dalam realitas. Kerangka teoritis lazimnya dipergunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan juga dapat dipergunakan dalam penelitian hukum yaitu pada penelitian hukum sosiologis dan empiris. 29 Roscoe Pound dalam teori Sociological Jurisprudence berpendapat bahwa didalam masyarakat terdapat kompromi yang cermat antara hukum tertulis sebagai kebutuhan masyarakat hukum demi terciptanya kepastian hukum atau positivisme hukum dengan listing law sebagai wujud penghargaan terhadap pentingnya peranan masyarakat dalam pembentukan dan orientasi hukum. Dalam hal ini ada 2 29 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press,1986, hal. 127. Universitas Sumatera Utara kepentingan yang harus dilindungi yaitu kepentingan publik negara dan kepentingan individu personal. 30 Dalam hal ini hukum yang baik dibentuk dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan yang ada dalam masyarakat, baik kepentingan umum termasuk yang utama adalah kepentingan negara, kepentingan individu dan kepentingan kepribadian. 31 Kepentingan umum, individu dan kepribadian membutuhkan kepastian hukum yang harus dapat menjamin hak dan kewajiban setiap manusia. Kepastian hukum tercermin dalam bentuk peraturan berupa perundang-undangan yang dapat menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam masyarakat. Menurut hukum modern, setiap manusia merupakan pendukung hak dan kewajiban dalam pergaulan hukum. Bertolak dari mekanisme pergaulan hukum dalam hidup manusia di masyarakat, maka subjek hukum merupakan salah satu yang menjadi faktor dari mekanisme hukum. 32 Manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam pergaulan hukum dikenal dengan istilah subjek hukum subjectum juris. Tetapi manusia bukanlah satu-satunya subjek hukum, ada subjek hukum lain yaitu segala sesuatu yang menurut hukum mempunyai hak dan kewajiban, dan dalam hal ini dinamakan dengan badan hukum rechtspersoon. 33 30 Bismar Nasution, Filsafat Hukum, Medan: USUDiktat Mata Kuliah Filsafat Hukum. 31 Ibid. 32 Sudarsono, Op.Cit. hal. 5. 33 Ibid, hal. 64. Universitas Sumatera Utara Menurut sifatnya badan hukum ada 2 macam, dan salah satunya adalah yayasan. Utrech menjelaskan bahwa yayasan di sini merupakan tiap kekayaan vermogen yang tidak merupakan kekayaan orang atau kekayaan badan, dan yang diberi tujuan tertentu. Dalam pergaulan hukum, yayasan bertindak sebagai pendukung hak dan kewajiban tersendiri. 34 Sebagai suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan yang bersifat sosial, maka untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuan tersebut, sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 dikatakan bahwa yayasan boleh melakukan kegiatan usaha dengan cara mendirikan badan usaha ataupun ikut serta dalam suatu badan usaha. 35 Untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui dan mengontrol setiap kegiatan usaha yayasan, maka dibutuhkan adanya prinsip transparansi dalam setiap pelaksanaan kegiatan usaha yayasan pelaksanaan. 36 Prinsip transparansi merupakan salah satu dari 4 empat prinsip utama dalam Good Corporate Governance yang diartikan sebagai pengelolaan perusahaan yang baik. Good Corporate Governance disingkat dengan GCG merupakan konsep yang menyangkut struktur perusahaan, pembagian tugas, pembagian kewenangan dan pembagian beban tanggung jawab dari masing-masing unsur perusahaan. 37 34 Chidir Ali, Badan Hukum, Bandung: Alumni, 1999, hal. 1. 35 Chatamarrasjid Ais, Op.Cit. hal. 6. 36 Ibid. hal. 95. 37 Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Governance, Jakarta: FH UI, 2006, hal. 24. Universitas Sumatera Utara Prinsip transparansi adalah syarat untuk sempurnanya pertanggungjawaban, di mana dituntut adanya sikap transparansi agar pertanggungjawaban kerja lebih terjamin validitas dan akurasi pembuktiannya. 38 Prinsip transparansi menyatakan bahwa kerangka pengelolaan perusahaan, dalam hal ini adalah yayasan harus dapat memastikan bahwa pengungkapan informasi yang akurat atau tepat berkaitan dengan materi yang menyangkut kegiatan usaha dari yayasan tersebut. 39

2. Kerangka Konsepsi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

7 121 117

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

1 41 100

Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Kekayaan Yayasan Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan

0 60 257

Tinjauan Hukum Yayasan Keagamaan Hindu Sikh Di Sumatera Utara Sebagai Badan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

0 44 174

Suatu Tinjauan Terhadap Penerapan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Oleh Yayasan AFTA sebagai Badan Hukum.

0 0 6

undang undang nomor 28 tahun 2004 tentang perubahan atas uu nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan

0 0 22

BAB II PENGELOLAAN YAYASAN OLEH ORGAN YAYASAN A. Keberadaan Yayasan Menurut Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 - Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang

0 0 31

Tinjauan Yuridis Tentang Pembagian Kekayaan Dari Yayasan Kepada Organ Yayasan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004

0 0 11

Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pemindahan Hak Atas Kekayaan Yayasan Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 JO Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan

0 0 26