melanggar fiduciary duty, maka pengurus yang memperoleh keuntungan dari pelanggaran tersebut, diwajibkan menanggung akibatnya, sebagaimana seorang
constructif trustee, begitu pula setiap orang yang diketahui membantu terjadinya pelanggaran atau menerima keuntungan juga dibebani kewajiban untuk
memegangnya sebagai seorang constructif trustee.
114
Pihak Ketiga yang menerima sebidang tanah milik yayasan umpamanya, dan mengetahui bahwa tujuannya adalah tidak patut dan melanggar fiduciary duty wajib
mempertanggungjawabkannya kepada yayasan, sebagai seorang yang dipercayai dan konstruktif.
115
2. Piercing The Corporate Veil
Prinsip piercing the corporate veil atau lifting veil diartikan sebagai membuka cadar atau menebus kerudung, yang merupakan prinsip di mana pemegang saham
tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap pihak ketiga. Tanggung jawab pemegang saham terbatas sebesar jumlah saham yang dimilikinya, walaupun dalam
keadaan tertentu pemegang saham dapat bertanggung jawab secara pribadi.
116
Pengurus yayasan yang bertindak atas nama yayasan tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap pihak ketiga. Dalam hal perbuatan melanggar hukum ataupun
perbuatan curang suatu badan hukum, maka di sisi yang dihadapi adalah organisasi yang kompleks yaitu sekelompok orang yang terkait dalam suatu sistem kerja
tertentu. Kewenangan bertindak pengurus badan hukum dirumuskan dalam anggaran
114
Chatamarrasjid, Op.Cit. hal. 98.
115
Ibid.
116
Ningrum Natasya Sirait, Op.Cit. hal. 12.
Universitas Sumatera Utara
dasarnya, merupakan hukum positif yang mengikat semua pengurus dan para pendiri yang tidak dapat dikesampingkan apabila diminta pertanggungjawaban badan hukum
tersebut. Pertanggungjawaban secara pribadi ini dapat dikenakan pada pengurus
yayasan apabila melanggar batas kewenangannya berdasarkan Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004
tentang Yayasan yang menyatakan bahwa pengurus tidak berwenang: a.
Mengikat yayasan sebagai penjamin utang; b.
Mengalihkan kekayaan yayasan kecuali dengan persetujuan pembina; c.
Membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain.
117
Apabila ketiga hal tersebut di atas dilakukan seorang pengurus yayasan maka dengan sendirinya pengurus tersebut dapat dikatakan telah menembus tirai
kewenangannya, maka pertanggungjawabannya kepada pihak ketigapun dilakukan secara pribadi.
Prinsip piercing the corporate veil sebenarnya lebih tegas dijelaskan pada Pasal 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
menyebutkan bahwa pemegang saham tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
perseroan melebihi saham yang dimilikinya, tetapi ketentuan di atas tidak berlaku apabila persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum terpenuhi dan pemegang
117
Sebagaimana diatur dalam Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
saham dalam hal ini terlibat baik secara langsung atau tidak dan dengan iktikad buruk memanfaatkan perseroan untuk kepentingan pribadi, terlibat dalam perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh perseroan ataupun menggunakan kekayaan perseroan yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk
melunasi utang perseroan.
118
Apabila Pasal 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tersebut ditafsirkan kedalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004, maka prinsip piercing the corporate veil tersebut dapat dikenakan pada pengurus yayasan apabila akta pendirian yayasan:
1. Belum disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM;
2. Pengurus mempergunakan yayasan untuk memperoleh keuntungan secara
pribadi dengan cara: a.
Mengikat yayasan sebagai penjamin utang; b.
Mengalihkan kekayaan kecuali dengan persetujuan pembina; c.
Membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain. 3.
Pengurus melakukan perbuatan melawan hukum untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompoknya, misalnya yayasan membeli sebidang tanah dengan
alasan pengembangan dengan harga yang tinggi, ternyata tanah yang dibeli tersebut adalah milik pengurus;
4. Pendirian yayasan belum diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia.
118
Sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian maka seorang pengurus dalam memimpin operasional kegiatan yayasan kedudukannya hampir sama dengan direksi pada suatu perseroan,
di mana kedua-duanya mempunyai tanggung jawab dan apabila hal ini dilanggar maka dapat dikenakan kesalahan berdasar prinsip piercing the corporate veil.
3. Ultra Vires