Latar Belakang Masalah Analisis Komputer Pada Perancangan Grafis Dan Pengaruhnya Terhadap Tampilan Produk Cetakan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Desain Grafis adalah kegiatan perencanaan yang menghasilkan suatu bentuk rancangan, sebagai upaya dalam membantu menyelesaikan permasalahan komunikasi, melalui gagasan- gagasan visual yang membawa pesan-pesan tertentu dari pemberi pesan kepada penerima pesan, melalui media cetak. Dalam buku Graphic Design Basics Amy E. Arntson 1998, hal:2 mengatakan Graphic design is a problem solving on a flat two-dimensional surface. The designer conceives, plans, and executes designs that communicate a specific message to a specific audience within given limitations- financial, physical, or psychological. Pada tampilannya pesaninformasi disajikan dapat berupa huruf saja, gambar saja atau paduan keduanya, dengan memberikan bobot estetik agar karya yang dihasilkan tidak saja efektif dan efisien tetapi juga mampu memberikan daya tarik kepada calon penerima pesannya. Desain grafis yang pengungkapan utamanya menggunakan bahasa visual, dapat membawa berbagai pesan komunikasi seperti promosi dagang, kampanye politik, sosial kebudayaan, kesehatan, transmigrasi, KB, pendidikan dan lain-lain. Sebuah rancangan grafis diharapkan mampu menyampaikan gagasan secara efektif dan efisien agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti dan dipahami oleh komunikan serta menimbulkan feed back atau aksi balik positif terhadap pesaninformasi yang disampaikan. Universitas Sumatera utara Salah satu ciri utama desain grafis adalah penggunaan metode cetak-mencetak mesin cetak kertas dalam produksi karyanya yang memungkinkan pengulangan atau pelipatgandaan lembaran karya agar pesan-pesan komunikasi yang terwujud, dapat disebarluaskan kepada lebih dari seorang komunikan. Sejarah desain grafis diawali dengan ditemukannya teknologi mesin cetak pertama dengan sistem Movable Type oleh seorang Jerman, Johann Genfleischzum Gutenberg di tahun 1450, yang sekaligus merupakan awal perkembangan desain grafis, yang diaplikasikan dalam pembuatan salinan publikasi dalam jumlah banyak sama seperti aslinya. Perancangan grafis pada masa Gutenberg diawali saat mencetak sebuah publikasi Alkitab sebanyak 42 baris, dikerjakan bersama seniman-seniman buku lainnya. Gebrakan yang dilakuan Gutenberg telah mengilhami sejumlah seniman-seniman huruf ternama seperti Claude Garamond di Prancis, John Baskerville di Inggris dan Giambattista Bodoni Italia. Jenis-jenis huruf ciptaan mereka kini dikenal sesuai dengan nama penciptanya: Garamond, Baskerville, Bodoni dan sebagainya Arnson, 1998. Sejak penemuan mesin penyusun huruf composing machine pada tahun 1846 hingga jaman industrialisasi di Eropa pada abad ke-19, banyak sekali penyempurnaan atas peralatan cetak mencetak, yang membuka lebar kreatifitas dalam lingkup desain grafis. Percetakan dengan movable type digunakan hampir selama 400 tahun dengan berbagai macam penyempurnaan terhadap sistem yang telah diciptakan sebelumnya, Ottmar Mergenthaler dari Jerman menemukan typecasting yang cara kerjanya adalah memasangkan sejumlah huruf yang disusun per baris linecasting. Mesin temuan Mergenthaler ini disebut dengan Lynotype, yang berasal dari kata Lyne of Type. Mesin teknologi cetak tinggi ini masih digunakan sampai saat ini Heru, 2000. Penemuan teknologi penunjang dalam lingkup desain grafis terus berlangsung waktu demi waktu, hal ini terlihat dengan dihasilkannya mesin penyusun huruf dengan berbagai sistem dipatenkan. Setelah tahun 1946 berbagai teknologi penunjang desain grafis terdahulu banyak disempurnakan, salah satunya adalah mesin penyusun huruf tersebut berhasil dibuat menjadi sebuah mesin semi komputer yang dapat membuat rangkaian huruf yang dicetak ke dalam kertas bromidefilm orto. Universitas Sumatera utara Perkembangan dalam dunia fotografi juga memberikan andil dalam pengembangan teknologi penunjang desain grafis, dimana proses memunculkan gambar dalam bentuk foto menjadi salah satu alternatif bagi desainer dalam proses pengolahan rancangan grafis. Dengan adanya teknologi komputer, desain grafis telah mengalami loncatan perkembangan yang pesat dibandingkan awal kelahirannya lebih dari satu abad yang lalu. Pada mulanya keahlian menghasilkan karya desain grafis diperoleh melalui jalur pendidikan formal di sekolah seni atau belajar melalui praktisi desain, namun setelah era informasi kemajuan teknologi memberi banyak kemudahan melalui pembelajaran langsung dengan buku-buku yang dijual bebas, proses dalam berkarya menjadi semakin mudah, baik secara teknik maupun proses berkreasinya. Desainer dapat melakukan berbagai olahan visual melalui berbagai perangkat lunak yang tersedia dalam fasilitas komputer grafis. Hal ini disebabkan perangkat komputer menyediakan sistem kerja yang meniru semua teknik dalam peralatan gambar seperti cat air, cat poster, charcoal, pensil warna, air brush, brush stroke dan lain-lain. Untuk program vektor disediakan fasilitas pembuat garis lurus, lengkung, putus-putus, garis bebas, garis beraturan, blocking warna, gradasi warna dan lain-lain. Dalam program pengolahan pixel disediakan fasilitas pengolah hasil fotografi dengan sistem yang meniru hampir seluruh efek dalam teknik fotografi seperti: efek blur, sharpen, brightness, contrast, saturation, rander, tekstur, dan lain-lain serta penambahan secara terpisah untuk berbagai filter menjadikan perangkat komputer sebagai alat serba bisa yang sangat membantu desainer dalam proses merancang. Pada awalnya karya-karya yang diolah dengan komputer grafis oleh para kritikus seni di Amerika Serikat, dalam sebuah seminar yang diselenggarakan di Howard Wise Gallerry di New York tahun 1976 mendapat kritikan tajam, mereka menilai karya tersebut berkesan kaku, kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya dan tidak berjiwa. Para kritikus menilai komputer grafis tidak dapat meniru ataupun melampaui bentuk tak beraturan atau bentuk organis, seperti yang terdapat dalam bentuk seni tradisional, yang cenderung mengambil bentuk-bentuk yang berasal dari alam, seperti pada karya William Morris The Wood beyond the World. Universitas Sumatera utara Dalam beberapa hal pendapat tersebut dapat dibenarkan, namun dalam beberapa tahun kemudian seiring dengan kemajuan teknologi komputer yang terus dikembangkan merubah persepsi para kritikus tadi terhadap perkembangan dan tampilan karya desain yang muncul Kusriyanto, 2007. Meskipun banyak kritikan dan keraguan terhadap kegunaan dan kemampuan komputer garafis sebagai alat bantu perancangan pada masa itu, ada beberapa orang yang jeli dalam melihat kemampuan sebenarnya yang terdapat dalam komputer grafis. Salah satu diantaranya adalah seorang ilmuwan yang memiliki visi jauh ke depan bernama A.Michael Noll yang menganggap komputer grafis sebagai suatu bentuk teknologi yang juga dapat menghasilkan karya seni yang tidak kalah mutunya dengan yang dihasilkan melalui cara konvesional. Meskipun ia seorang ilmuwan namun pada kenyatannya dialah salah seorang yang menerapkan teknik-teknik konvensional ke dalam komputer. Mempertimbangkan kelebihan komputer sebagai alat dalam hal kecepatannya untuk melakukan repitisi bentukobjek, distorsi dan manipulasi foto, sehingga pencarian alternatif sebanyak banyaknya menjadi dipermudah. Perombakan terhadap komponen desain guna menghasilkan suatu pemetaan ulang wawasan dalam mewujudkan gagasan visual, dengan mudah dapat dilakukan komputer grafis, terutama untuk program-program vektor dan pixel seperti: Photoshop, Illustrator, Macromedia Freehand, Painter dan lain-lain. Merancang dengan alat bantu komputer grafis, dapat merupakan proses eksperimen dalam mengekplorasi gagasan dengan pendekatan baru, mencoba ide baru, yang menghasilkan berbagai tampilan yang sangat beragam , baik dalam bentuk gambar, huruf, tata letak, warna, dan lain-lain, sehingga dari tahun ke tahun semakin banyak desainer yang beralih kekomputer, karena desainer dengan bebas dapat menggali kemungkinanan yang hampir tiada batas. Proses bereksperimen melalui komputer grafis dapat menghasilkan berbagai hal baru dalam menghasilkan tampilan yang sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Universitas Sumatera utara Selain proses tampilannya, dari segi waktu komputer grafis dapat menghasilkan karya lebih cepat, hal tersebut akan merubah proses kreatif, guna menghasilkan gagasan lebih baik dan komputer dianggap telah melakukan hal tersebut. Kegiatan desain grafis di Indonesia telah ada sejak jaman penjajahan dalam lingkup yang masih sederhana, yaitu dilakukan oleh pendesain Belanda yang berkarya di Indonesia yang menghasilkan aneka karya rupa seperti gambar, illustrasi, perangko, poster, reklame, desain uang, brosur, kemasan dan sebagainya. Kurang lebih dua dasawarsa setelah kemerdekaan, teknologi percetakan di Indonesia baru meningkat dengan hadirnya mesin web offset, yang pertama kali digunakan pada tahun 1969 untuk mencetak Koran Harian Merdeka. Tetapi rintisan sebelumnya dengan mengunakan teknologi cetak tinggi Rotasi Duplex sejak tahun 1950-an merupakan kealanjutan perkembangan kegiatan desain grafis di Indonesia. Beberapa karya cetak perangko, uang, poster, majalah, bahkan buku, merupakan hasil karya grafis yang dikerjakan di dalam negeri maupun dikerjakan bersama pihak asing. Perkembangan dalam bidang desain grafis di Indonesia tidak terlepas dari pertumbuhan perekonomian Indonesia di tahun 90-an yang mengalami kemajuan relatif pesat, khususnya pada sektor seperti : industri, perbankan, jasa, asuransi, properti. Serta berbagai kebijakan pemerintah dan kondisi yang wajar dari sebuah negara yang sedang berkembang: a. Kebijakan pemerintah dengan segala usaha mempercepat roda pembangunan telah diawali dengan deregulasi, debirokratisasi, dan swastanisasi. b. Kebijakan pemerintah menciptakan globalisasi pemasaran yang merupakan gerakan ofensif multinasional dalam perluasan usaha. Dunia sudah dianggap sebagai suatu wilayah Indonesia, suatu pasar dengan penduduk nomor 5 terbesar menjadi sangat potensial. c. Adanya media eletronik antar wilayah antar benua yang menembus ruang dan waktu tanpa batas, menimbulkan pengaruh yang berarti terhadap laju Universitas Sumatera utara perkembangan informasi baik dari luar Indonesia maupun Indonesia ke luar negeri, yang berdampak pada perubahan pola masyarakat pengguna jasa sistem informasi dari sistem informasi yang sederhana sistem informasi yang canggih, sebagai contoh: teknologi telepon berkembang dari sistem satelit, akses informasi dari luar Indonesia dapat diperoleh dengan cara mudah melalui jaringan internet. d. Investsi penanaman modal asing untuk meningkatkan lapangan tenaga kerja dan produktifitas pembangunan akan mengalirkan pula tenaga profesional asing, termasuk juga praktisi dalam bidang desain grafis. Kemampuan untuk melakukan usaha yang penuh inovasi merupakan cara manusia agar dapat bertahan hidup dan bersaing merupakan tuntutan mayarakat di era teknologi ini. Dampak teknologi tersebut merambat menjadi sebuah tren media komunikasi, bukan hanya karena efektifitas dan efisiennya, namun juga muncul nilai baru yang berhubungan dengan gaya hidup, sehingga media komunikasi yang fungsi awalnya hanya sebagai media penyampai pesan saja lambat laun mengalami perubahan, dimana dimanfaatkan juga secara strategis dalam setiap segmen sasaran komunikasi target audience baik secara geografis, demografis, juga psikografis. Hal tersebut di atas memberikan pengaruh terhadap perkembangan bidang desain grafis di Indonesia, dipandang dari: a. Aspek produktifitas karya yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. b. Jenis media informasi yang dihasilkan untuk kebutuhan publikasi. c. Tampilan desain berbagai karya produk cetakan d. Proses kreasi dalam menghasilkan karya produk cetakan Hal ini terlihat dengan tinggginya tingkat permintaan dari berbagai institusi kepada biro-biro desain grafis untuk pembuatan berbagai media sebagai upaya penyeberluasan informasi, baik kepada masyarakat luas maupun sasaran yang khusus. Universitas Sumatera utara Sebagai gambaran di tahun 90-an Fortune Compset salah satu biro desain di Jakarta, dalam setiap tahunnya menerima pekerjaan perancangan dari 15 perusahaan, yang memesan berbagai media informasi seperti buku profil perusahaan, laporan tahunan, kalender, brosur, katalog, dan lain-lain. Bidang desain grafis mengalami percepatan kemajuan dan omset usaha terutama ketika penggunaan komputer grafis semakin terkenal di masyarakat sejak awal 90an. Penggunaan komputer grafis saat ini praktis telah digunakan dalam proses perancangan karya desain grafis dan menggantikan sepenuhnya sistem kerja sebelumnya, berbagai keahlian dalam proses produksi sebuah karya grafis yang sebelumnya dimiliki oleh mereka yang sekian lama menggeluti bidangnya seperti visualiser penggambar, paste-up artist penata letak, typesetter penyusun huruf serta operator kamera repro, sudah dapat dipastikan tidak digunakan lagi. Komputer grafis adalah perangkat yang terdiri dari software perangkat lunak dan hardware perangkat keras, yang didukung oleh berbagai jenis fasilitas untuk kebutuhan teknis dalam perancangan grafis. Adapun perangkat lunak yang telah dikembangkan sedemikian rupa agar mampu memenuhi kebutuhan perancang antara lain : Adobe Photoshop, Macromedia Freehand, Adobe Illustrator, CorelDraw, Page Maker, Quark Xpress dan lain-lain. Dengan munculnya perangkat lunak tersebut serta sarana bantu lainnya seperti printer, scanner, kamera digital dan lain-lain, membawa perubahan yang berarti terhadap tampilan-tampilan desain produk cetakan seperti poster, brosur, leaflet, iklan, buku profil perusahaan, laporan tahunan, kalender dan lain-lain. Perubahan-perubahan tadi meliputi tampilan rupa, penggayaan, rekayasa foto, tampilan huruf, tata letak, serta sistem produksinya. Sejak digunakan komputer grafis sebagai alat bantu dalam perancangan karya grafis, secara signifikan terjadi beberapa perubahan terhadap tampilan keseluruhan dari karya-karya grafis Indonesia, khususnya pada tata ungkap visual baik berupa foto, huruf, tata letak, pengayaan serta idiom komunikasinya. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat fasilitas yang tersedia dalam sebuah perangkat komputer menyediakan Universitas Sumatera utara berbagai fasilitas untuk mengolah berbagai kebutuhan gambar, seperti program pengolahan foto dengan Photoshop, program pengolahan huruf dengan Macromedia Freehand atau Illustrator, program untuk mengubah tata letak dengan Page Maker atau Quark Xpress. Seluruh program ini dilengkapi dengan fasilitas penunjang lain untuk memudahkan perancang menyiapkan sebuah rancangan sampai pada proses pembuatan sparasi warna.

1.2 Batasan Masalah