Elemen Dasar Dalam Perancangan Grafis

2.4.4 Elemen Dasar Dalam Perancangan Grafis

Dalam proses perancangan, desainer bekerja tidak hanya sekedar menghias sebuah tampilan karyanya, tetapi menggunakan prinsip-prinsip dasar desain dalam pengaturan seluruh elemen dan unsur yang akan dihadirkan dalam sebuah karya, agar mendukung suatu gagasan dalam menyampaikan informasi kepada sasaran yang dituju melalui pendekatan visual. Sebelum suatu pesan atau informasi dapat mengalihkan pengetahuan, menciptakan atau mengubah suatu citra atau menciptakan atau mengubah suatu sikap atau perilaku gagasan tampilan keseluruhan haruslah berhasil terlebih dahulu menyusup ke dalam benak penerimapembaca yang menjadi target sasarannya. Dalam proses komunikasi, hal demikian disebut persepsi. Persepsi dapat dirumuskan sebagai proses pemeliharaan kontak diantara seseorang terhadap lingkungannya dan dalam pengertian lain sebagai proses ketika seseorang dalam menrima rangsang inderawi dan menafsirkannya terhadap informasi yang disampaikan tersebut Sudiana, 2003. Memilih dan mereduksi unsur-unsur rupa yang tersedia bagi desainer merupakan dasar dalam mengawali sebuah pekerjaan merancang. Apa yang akan disampaikan oleh perancang melalui gagasan visualnya, serta bagaimana perancang menyampaikan ungkapan gagasannya tersebut, unsur apa yang digunakan oleh perancang dalam menyampaikan gagasan tersebut merupakan keputusan desainer dalam menentukan tujuan dari hasil akhir sebuah rancangan. Dalam proses berkarya elemen-elemen dan struktur yang biasa digunakan oleh desainer grafis dalam membangun suatu rancangan adalah: 1. Garis: Oleh para desainer garis sering disebut sebagai unsur pertama dalam pelaksanaan proses kreatif, untuk membuat sketsa-sketsa atau gambar kontur garis dapat dibagi menjadi dua yaitu garis nyata dan garis ilusi. Garis nyata dapat dibuat sengaja dengan menggoreskan pinsil atau pena di atas kertas Universitas Sumatera utara degan karakternya yaitu panjang, pendek vertikal, horisontal, lurus melengkung atau berombak. 2. Warna : Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan perbedaan kerucut-kerucut warna pada retina untuk bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga mengubah persepsi kasat mata manusia. Bentuk dan warna merupakan dua unsur dasar dan rangsangan kasat mata. Menurut para ahli peranan warna yang paling penting ialah kemampuannya untuk mempengaruhi dan merangsang mata manusia sehingga menimbulkan getaran-getaran elektromagnetik yang dapat membangkitakan emosi pemirsanya. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk penentuan pemilihan warna dalam penggunaannya dalam dunia desain grafis antara lain seperti : 1. Untuk identifikasi. Dalam praktek sehari-hari tidak jarang terjadi penggunaan warna sebagai lambang atau tanda-tanda yang mengandung makna-makna tertentu yang telah disepakati bersama. 2. Untuk menarik perhatian. Ini merupakan manfaat warna yang utama bagi desain grafis. Berbagai tes memberikan kesimpulan bahwa jumlah orang yang memperhatikan suatu pesan melalui produk cetakan meningkat dengan pembubuhan warna. Sebaiknya warna dibubuhkan pada bagian yang paling menonjol atau patut ditampilkan, karena penandasan tercapai berkat kontras atau lawanan, maka seyogianya warna-warna ditempatkan secara bijaksana. Warna-warna yang dapat menyajikan derajat kontras adalah komplementer, pecahan komlementer, analogi dan monokromatik. 3. Untuk menumbuhkan pengaruh psikologis. Warna-warna yang muncul dalam suatu iklan atau produk cetakan, harus sesuai dengan suasana keseluruhan pesan. Pembubuhan warna yang menampilkan kesejukan dan kehangatan Universitas Sumatera utara secara silih berganti membangun suatu suasana diantara formal dan ceria. Warna merah dapat menandaskan suasana hati dan gagasan mengenai kehidupan, seperti tindakan, gairah dan gaya. Kuning membubuhkan kehangantan Hijau sering dihubungkan sengan kesuburan, ketakwaan dan keteduhan. Ungu melambangkan keagungan dan kemegahan. Putih bagi kemurnian. 4. Untuk megembangkan asosiasi. Adalah wajar bagi orang awam untuk mengkaitkan warna-warna tertentu bagi produk-produk tertentu. 5. Untuk membangun ketahanan minat. Ketika memaparkan sesuatu, tidak jarang kita merujuk pada warnanya. Ini disebabkan warna mengandung nilai kenangan tinggi 6. Untuk menciptakan suatu suasana yang menyenangkan. Pembubuhan warna yang tepat dapat merebut perhatian awal komunikan, untuk selanjutnya tertarik membaca atau menyimak. Selain menunjang suasana, sifat dan kesukaan akan warna tertentu, warna juga memiliki temperatur atau suhu, didekripsikan mulai dari suhu tinggi atau panas, hangat hingga dingin yang dikaitkan dengan penggunaannya. Uraian tentang warna yang lebih terinci disertai alasan keterkaitannya dengan hal-hal yang sifatnya empiris dikemukakan oleh Charlotte and Fiell 2003, hal 142. Warna panas hot, terdiri dari warna merah dalam kecerahan yang berbeda dalam lingkaran warna color wheel. Warna-warna panas memberi efek yang kuat dan menarik perhatian. Untuk alasan ini merah selalu digunakan dalam sistem tanda. Warna-warna panas pada umumnya kuat dan agresif serta seolah-olah menggetarkan bidang yang ditempatinya. Kekuatan warna-warna panas dapat mempengaruhi orang dari berbagai sisi, seperti aliran darah memberi tekanan dan mempengaruhi sistem saraf. Contoh warna dingin terlihat pada gambar dibawah ini. Universitas Sumatera utara Gambar 2.11 Warna dingin cold Warna dingin cold, warna-warna dingin umumnya terdiri dari warna biru, dan dalam warna biru cerah akan muncul dangat kuat. Warna-warna dingin mengingatkan pada es dan salju. Rasa yang ditimbulkan oleh warna-warna dingin biru, hijau dan biru-hijau sangat berlawanan dengan warna panas, seperti perasaan tenang dan dalam. Gambar 2.12 Warna hangat warm Warna hangat warm, semua warna yang terlihat di atas memiliki unsur warna merah dan kuning merupakan warna hangat dan menjadikannya berbeda secara substansi dari warna-warna panas. Warna-warna hangat merah-jingga, dan kuning- jingga, selalu terdiri dari campuran warna merah dan kuning dalam komposisinya serta menunjukkan sebagian besar dari spektrum emosional. Warna hangat mencerminkan kesenangan, spontanitas dan keramahan. Sejuk cool warna-warna sejuk berbasis warna biru. Mereka berbeda dari warna dingin karena terdapat warna kuning dalam komposisinya. Dengan mengkreasikan kuning, hijau dan hijau-biru maka akan muncul beberapa variasi dan warna sejuk. Warna-warna ini menimbulkan perasaan yang dalam seperti perasaan nyaman seperti gambar warna sejuk di samping ini. Universitas Sumatera utara Gambar 2.13 Warna sejuk cool Gambar 2.14 Warna terang light Warna terang light, warna-warna terang di atas terdiri dari warna pastel yang pucat, seolah-olah warnanya kehilangan warna dan umumnya terlihat transparan. Ketika kecerahannya meningkat, perbedaan antara potongan warna tidak terlihat bias. Warna terang menciptakan kabut dan memberikan kesan tidak adanya udara, ketenangan, udara yang basah serta memberi tirai tipis di jendela. Gambar 2.15 Warna gelap dark Warna gelap dark , warna-warna gelap seperti di atas adalah warna-warna yang terdiri dari hitam dalam setiap komposisinya. Ruang yang terlihat seperti dangkal dan membuat benda-benda tampak kecil. Efek warna gelap adalah konsentrasi dan serius. Kombinasi terang dan gelap menciptakan suasana dramatis, seperti malam dan siang. Universitas Sumatera utara Gambar 2.16 Warn a pucat pale Warna pucat pale, Golongan warna seperti di atas merupakan warna-warna pastel yang lembut dan tipis. Terdiri dari 65putih disetiap komposisinya, menunjukkan perasaan kelembutan dan romantis. Warna pucat seperti warna gading, biru tipis dan merah muda memberikan kesan feminin, seperti gambar warna di atas. Di bawah ini terdapat karakteristik warna-warna cemerlang. Gambar 2.17 Warna cemerlang bright Warna cemerlang bright, warna-warna ini merupakan komunitas warna murni tanpa warna abu-abucerah. Kejernihan warna-warna cemerlang dapat dicapai dengan menghilangkan warna abu-abu dan hitam. Warna-warna biru, merah dan kuning oranye adalah warna cemerlang penuh. Warna-warna ini terasa hidup dan menarik perhatian. Kesenangan dan keceriaan dari warna-warna cemerlang cocok dipergunakan untuk packaging, fashion dan iklan. Dalam penerapannya di dalam tampilan produk cetakan, berbagai elemen tersebut yaitu garis, bidang, bentuk, tekstur dan warna. Merupakan sarana untuk memperkuat pesan komunikasinya . Melalui organisasi elemen dengan unsur lainnya dapat membentuk dampak visual yang beraneka ragam sesuai dengan maksud dan tujuan komunikasinya. Universitas Sumatera utara Informal asimetri terjadi apabila peletakan elemen atau unsur secara lebih acak dalam skala proporsi dan warna. Ketiga adalah keseimbangan radial, keseimbangan ini terjadi ketika semua unsur seolah berasal dari pusat. 3. Prinsip irama rhythm Meski desain produk cetakan bersifat statis, namun masih memungkinkan untuk menimbulkan kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan diarahkan ke seluruh bagian desain. Satu perangkat sederhana adalah memasukkan teks pada setiap awal paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. 4. Prinsip penekanan, pengutamaan, aksentuasi emphasis Dalam sebuah tampilan desain adalah bila semua ditonjolkan maka yang akan terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan all emphasis is no emphasis seperti yang terjadi bila terlalu banyak menggunakan jenis huruf tebal atau terlalu banyak huruf kapital yang digunakan. Suatu kalimat yang ditulis dalam kombinasi huruf besar dan kecil lebih mudah dibaca daripada suatu kalimat yang semuanya ditulis dengan huruf besar. Namun demikian, penekanan merupakan hal penting, dan hal ini berkaitan erat dengan prinsip lainnya terutama prinsip keberagaman dan skala. Sebuah desain dapat dibuat sehingga tampak menarik, jika ada penekanan seperti jenis huruf tebal atau misalnya kata-kata tertentu diberi penekanan dengan menggunakan warna lain. Ruang atau bidang yang dibiarkan kosong white space, kecerahan juga dapat menjadi cara efektif untuk menghasilkan penekanan. Setiap inci ruang tidak harus diisi dengan kata-kata. Karena tujuan penekanan dalam tampilan sebuah rancangan yaitu untuk menonjolkan bagian-bagian tertentu yang dianggap penting sehingga pesan secara keseluruhan dapat dipahami sebagaimana yang dikehendaki oleh perancang. Bentuk lain suatu kekontrasan adalah dengan menggunakan metode putih atas hitam, suatu metode yang sering digunakan dengan logotype, plat nama dan sign sistem. Metode putih di atas hitam ini harus dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan. Penggunaan yang berlebihan, cenderung mengurangi tingkat keterbacaan. Universitas Sumatera utara 5. Keselarasan kesatuan harmony, unity Sebuah kesatuan atau pengelompokkan yang terbentuk karena adanya hubungan antara elemen-elemen yang saling berdekatan. Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan elemen yang ditampilkan warna, huruf, foto, ilustrasi, elemen estetik. Kesatuan layout ini dapat menjadi kacau apabila terlalu banyak jenis huruf yang berbeda dan berlawanan, warna yang diaplikasikan dengan sembarangan, unsur-unsur yang kurang proporsional atau layout yang ‘semarak’ dengan bagian-bagian yang membingungkan. Keselarasan adalah perpaduan antar elemen yang terdapat dalam suatu karya produk cetakan, baik foto, jenis huruf, ukuran huruf, warna yang ditempatkan atau untuk mempertinggi kesan, artinya fotografi memanfaatkan referensi pemirsa akan pengalamanya untuk kemudian dimunculkan kembali pada saat pemirsa tersebut berhadapan dengan sebuah media informasi. Memahami sifat-sifat dan karakter yang dapat dimunculkan oleh sebuah foto. Dalam kebutuhan perancangan garafis, kondisi objek sangat menentukan komunikasi dalam kaitannya dengan ekspresi visual yang ditampilkannnya seperti kesan kehangatan , sensual, petualangan, persahabatanm dan lain-lain Dalam perancangan grafis fotografi merupakan alat untuk mengkomunikasikan sebuah gagasan pesan karena: a. Fotografi merupakan bahasa yang umum yang dapat dicerna sebagai suatu bentuk visual yang dapat diidentifikasi b. Fotogarafi bukan merupakan khayalan seseorang ataupun interpretasi sesorang tetapi merupakan fakta nyata. c. Fotografi adalah berita-berita. Masyarakat pembaca telah sedemikian terbiasa untuk melihat bahwa foto-foto berita atau iklan yang ada dalam surat kabar majalah, memberikan kita pemahaman bahwa fotografi dapat memberikan suatu gambaran realistis. Universitas Sumatera utara d. Fotografi mengajak pembaca masuk dalam foto tersebut atau keterlibatan secara pribadi. Merupakan suatu kenyataan apabila orang yang melihat foto tersebut ikut merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari fotogambar tersebut. e. Fotografi secara langsung melibatkan kita kepada apa yang ada pada foto tersebut. f. Fotografi merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan dimana dapat memberikan kemungkinan yang paling baik dari dua kemungkinan apakah dia merupakan fakta atau fantasi. Dalam kebutuhunnya sebagai alat untuk merepresentasekan suatu keadaan, kondisi, citra, serta berbagai ungkapan lainnya, teknik fotografi digunakan oleh para perancang untuk memvisualisasikan berbagai ungkapan visual seperti foto staf direksi dengan setingan tertentu, foto produk, foto kegiatan dan moment lainnya. 6. Tipografi Kelancaran dan keberhasilan sebuah aktifitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara pengirim pesan dan si penerima pesan. Selama berabad- abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif. Dapat dikatakan bahwa tulis menulis merupakan reprsentasi fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak dapat terlihat oleh kasat mata. Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi typography. Universitas Sumatera utara Tipografi dalam desain grafis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem penataan seluruh unsur yang akan digunakan, karena sifat dan karakter huruf yang sangat beragam memungkinkan desainer memilih jenis huruf dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda. Huruf dalam desain grafis digunakan sebagai alat untuk dibaca sesuai dengan susunan hurufnya yang membentuk kata atau kalimat, dalam proses penggunaan jenis huruf tertentu didasari oleh 2 prinsip yaitu : 1. Kemudahan Terbaca legibility Mengandung pengertian dimana suatu interaksi antara susunan huruf dalam bentuk kalimat tidak saja terlihat, tetapi juga mudah untuk dibaca sekaligus memberikan pengertian terhadap pemaknaannya. Kemudahan terbaca juga data berarti kemudahan pemirsa terhadap penggunaan jenis huruf tertentu untuk kepentingan media tertentu serta jarak pandang tertentu sehingga pesan melalui susunan huruf yang mengandung arti dapat segera dipahami oleh pemirsanya. Disisi lain legibility merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Banyak sekali faktor yang menjadi pendukung keberhasilan legibility dalam sebuah rancangan grafis. Bila meninjau dari grand design dari tipografi, maka pendekatan terhadap permasalahan tipografi dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tipografi mikro menyangkut tampilan visual rancangan huruf secara mendasar, seperti desain tata letak serta eksekusi-eksekusi visual yang terdiri dari perhitungan besar huruf, leading dan kerning. Sedangkan tipografi makro lebih menyangkut kepada pengintegrasian permasalahan strategi kreatif mulai dari konsep desain filosofi, kaitan huruf dengan sejarah, sasaran khayalak, serta penggunaan huruf sebagai sebuah solusi komunikasi. Sangatlah sulit memberikan penilaian terhadap kesuksesan dari sebuah rancangan tipografi, terutama yang menyangkut legibility. Kondisi yang majemuk dari khalayak audience, seperti masalah psikologis dan fisiologis merupakan faktor eksternal di luar tipografi mikro yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan kegiatan membaca serta memahami ini dari sebuah naskah. Oleh karena itu untuk menangani sebuah kasus desain diperlukan investigasi yang cermat dan Universitas Sumatera utara terpadu baik yang bersifat visual maupun non visual guna menghasilkan karya desain yang optimal. 2. Kecocokan appropriateness Memilih jenis huruf untuk kebutuhan perancangan grafis lebih didasari oleh pertimbangan terhadap gagasan visual keseluruhan yang akan ditampilkan, apakah rancangan ini merupakan sebuah informasi produk, informasi tentang peringatan, informasi tentang himbuan atau lainnya. Karena dari pemahaman itulah pemilihan jenis huruf tertentu dapat dilakukan agar sesuai dengan karakter informasinya. Seperti halnya dalam fotografi, huruf dengan karakteristiknya masing-masing dapat menampilkan berbagai kesan seperti romantis, gembira, beringas, takut dan lain-lain. Di bawah ini merupakan contoh klasifikasi beberapa jenis huruf yang memiliki karakter tersendiri. Jenis huruf : Ariston Jenis huruf : Stencil Jenis huruf : Bohemian Jenis huruf : Variant Display Gambar 2.18 Jenis-jenis huruf Apa yang telah dipaparkan tersebut diatas adalah berbagai prinsip dan sistem dalam proses perancangan grafis untuk menghasilkan suatu tampilan produk cetakan dimana berbagai prinsip tersebut bertujuan membangun. Namun bagaimana kemudian produk cetakan tersebut dapat dipahami oleh khalayak sasarannya maka menjadi penting bagi perancang untuk mempertimbangkan faktor eksternal sebagai faktor penunjang untuk menguatkan pesan yang terkandung dalam produk cetakan tersebut, dengan memahami berbagai faktor. Universitas Sumatera utara

2.5 Gagasan Komunikasi Dalam Perancangan Grafis