Metode Teknik Perancangan Grafis

kehadiran komputer grafis sebagai alat bantu dalam proses perancangan bertujuan mengoptimalkan kemampuan perancang dalam menghasilakn karya-karya desainnya melalui berbagai fasilitas yang tersedia dalam komputer grafis. Desain grafis dalam impelementasi profesinya, berada diantara kepentingan yang harus dapat dipenuhinya, pertama: kepentingan klien sebagai pemberi pekerjaan, kedua kepentingan pribadi dalam diri perancangnya sendiri atau biro desain dimana perancang bekerja, ketiga: kepentingan masyarakat atau khalayak penerimanya. Perancang grafis dengan hasil rancangannya, tidak sekedar memenuhi keinginan salah satu pihak saja seperti sebuah rancangan dibuat hanya untuk memenuhi kepuasan pihak klien saja, tanpa memperdulikan kepentingan pihak lain demikian pula sebaliknya.

3.3 Metode Teknik Perancangan Grafis

Dalam proses merancang dengan menggunakan komputer grafis, seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya dimana dalam perkembangan teknologi komputer grafis berbagai sarana penunjang baik dalam ruang lingkup internal desainer maupun juga pada ruang lingkup proses produksinya telah merubah beberapa tatanan dalam poses perancangan. A. Perancangan Grafis Dengan Teknik Manual Perancang grafis dalam menghasilkan suatu karya desan grafis cetakan untuk kebutuhan apapun selalu melalui beberapa tahapan kerja, yang relatif panjang. Setelah sebuah biro desain mendapatkan penjelasan dari pihak pemberi pekerjaan klien, keseluruhan informasi ini diterjemahkan oleh penulis naskah dan perancang grafis kedalam suatu konsep awal perencanaan yang divisualisasikan kedalam bentuk sketsa kasar sering disebut dengan rough scribles, scamps, atau visual rancangan kasarskets, digambar dengan menggunakan pensil atau pena gambar, dan sejumlah Universitas Sumatera utara rancangan kasar versi percobaan tersebut dibuat oleh seorang visualiser, sampai ia berhasil mendapatkan dua atau tiga alternatif. Ide rancangan kasar ini akan dikembangkan hingga menjadi suatu bentuk rancangan yang mendekati desain sebenarnya dan dapat ditunjukkan pada klien untuk mendapat persetujuan. Sehingga layout sementara dalam konsep perancangan ini telah ditentukan pendekatan visual dalam tampilan karyanya, apakah menggunakan ilustrasi, fotografi atau tipografi. Layout ini belum dilengkapi dengan artwork akhir, foto, lettering, typesetting, atau type mark-up. Ilustrasi akan diwakili dengan menggunakan sketsafoto polaroid atau foto- foto simpanan yang mendekati gagasan visual sebenarnya, dan untuk teks biasanya menggunakan blind copy hanya untuk menunjukkan posisi teks diletakkan. Apabila layout ini disetujui, penyusunan artwork akan segera dikerjakan, dan seorang penyusun layout paste up arist akan memproduksi layout akhir lengkap dengan menampilkan pilihan jenis dan besar huruf yang akan digunakan dalam bentuk bromide camera read copy. Apabila rancangan tersebut dalam hasil akhirnya akan menampilkan foto atau ilustrasi maka pihak desainer dapat bekerja sama dengan fotografer untuk melakukan pengambilan gambar momen atau produk tertentu demikian pula halnya dengan ilustrator. Tahap selanjutnya hasil foto akan dilampirkan dalam bentuk slide, bila menggunakan ilustrasi maka hasil ilustrasi akan asli juga harus dilampirkan. Seluruh elemen tersebut disusun dalam sebuah kertas artwork. Artwork tersebut dilapisi kertas transparan untuk memberikan berbagai instruksi sesuai dengan keinginan desainer, instruksi dapat berupa pembesaran dan pengecilan foto dan ilustrasi, notasi warna, nada warna, warna spot, warna spesial dan lain sebagainya. Lembar kerja tersebut dikenal denga istilah final artwork FA. Kemudian FA lembar kerja diproses melalui kamera reproduksi untuk dijadikan film yang disebut proses separasi warna, yang terdiri dari warna cyan, magenta, yellow dan black untuk selanjutnya film separasi tersebut direkam kedalam plat cetak, untuk diproses dengan menggunakan mesin cetak offset. Universitas Sumatera utara Proses pengerjaan perancangan dengan sistem manual memakan waktu sekitar 1 sampai 2 bulan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan perancangan grafis, hal ini dianggap normal bila tidak ada kasus-kasus khusus dalam proses pengerjaannya. B. Perancangan Grafis Dengan Komputer Tahapan pekerjaan perencanaan dan perancangan grafis di era teknologi komputer mengalami perubahan yang sangat signifikan terutama dalam proses teknisnya. Dari narasumber beberapa desainer yang telah menggunakan komputer grafis sebagai alat bantu perancangan grafis, menyatakan bahwa proses sketsa yang sebelumnya dilakukan dengan menggunakan pensil atau pena, hanya dilakukan untuk memudahkan perancang dalam proses menetukan grid sistemnya untuk memudahkan pola tata letaknya. Dengan fasilitas perangkat lunak yang tersedia desainer dapat melakukan berbagai alternatif rencangan awal, dengan meminjam berbagai clipart yang tersedia baik fotografi, ilustrasi maupun tipe huruf yang diinginkan, sehingga pada alternatif desain awal yang dipresentasikan kepada klien tampilan desain sudah dalam bentuk seperti aslinya karena dilengkapi dengan foto-foto atau ilustrasi yang masih bersifat sementara. Dengan adanya fasilitas printer dan kertas beresolusi tinggi tampilan alternatif desain dapat disajikan dengan full color dimana tampilan warna yang dihasilkan kualitas cetakan printer standart, hasilnya dapat mendekati kualitas cetak dengan menggunakan mesin cetak offset. Sehingga hal ini sangat membantu klien untuk dapat memahami seluruh gagasan yang divisualisasikan secara komperhensif. Sampai dengan tahap ini selanjutnya apabila rancangan awal tadi disetujui oleh pihak klien maka, seperti juga pada sistem perancangan manual bila desain tersebut akan menampilkan foto atau ilustrasi, pihak desainer dapat bekerja sama dengan fotografer untuk melakukan pengambilan gambar momen atau produk tertentu demikian pula halnya dengan ilustrator. Universitas Sumatera utara Fotografi merupakan suatu teknik dalam menghasilkan sebuah gambar melalui alat foto yang dapat merekam suatu kejadian, momen, objek, dan lain-lain sama seperti aslinya. Oleh karena itu untuk memberikan gambaran yang sebenarnya foto dianggap cocok sebagai media untuk merepresentasikan suatu keadaan. Dalam upaya untuk memberikan suatu kesan tertentu dalam sebuah foto, fotografer membangun suatu kesan tertentu tadi melalui pemilihan objek yang sesuai, membentuk suatu suasana yang mendukung kesan tadi, menata komposisi sebagai cara untuk menguatkan kesan, pertimbangan penataan cahaya, serta menentukan sudut pandang. Dalam proses perancangan hasil sebuah foto ditata dengan berbagai elemen dan unsur grafis lainnya agar menghasilkan suatu pesan secara keseluruhan, yang sesuai dengan tujuan komunikasinya. Dalam era komputerisasi saat ini, teknik digital telah memindahkan sebagian besar berbagai teknik fotografi dalam suatu perangkat lunak yaitu program Photoshop. Sehingga perancang saat ini tidak 100 persen bergantung dengan hasil sebuh foto karena fasilitas yang dimiliki komputer grafis dengan perangkat lunaknya mampu melakukan beberapa koreksi, olahan, bahkan manipulasi tanpa harus melakukan pemotretan ulang. Sebagai contoh dalam sebuah sesi pemotretan sebuah gedung idealnya menunggu cuaca yang cerah untuk dapat menghasilkan suatu foto yang baik bahkan idealnya lagi dicari suatu momen dimana langit terlihat biru dengan gumpalan awan putih. Dalam situasi tertentu dimana kondisi tersebut tidak memungkinkan karena berbagai alasan. Dengan teknik manipulasi gambar, karena program tersebut menghasilkan berbagai efek cahaya buatan, kumpulan klip awan berbagai cuaca, serta berbagai efek pendukung lainnya. Dalam penggunaan huruf untuk kondisi Indonesia metode perancangan dengan komputer grafis telah memposisikan perancang sekaligus sebagai fotografer karena perangkat lunak yang digunakan dalam rancangan tersebut. Dalam proses selanjutnya dimana rancangan akan diproses menjadi film, kelengkapan program komputer telah memberikan berbagai fasilitas untuk dapat Universitas Sumatera utara mengatur seluruh sistem termasuk pemberian notasi warna, ukuran rancangan, serta jenis separasi yang diinginkan. Sehingga dalam proses pembuatan film seluruh rancangan, tidak lagi dalam bentuk fisik seperti yang dilakukan dalam teknik manual dimana hasil rancangan harus dibuat dalam bentuk Final artwork saat ini rancangan telah diubah dalam sistem digital sehingga pengistilahan untuk final artwork berubah menjadi Digital artwork. Dalam bentuk fisiknya data digital artwork tersebut dimasukkan dalam keping Compact DiscCD. CD tersebut diproses oleh pembuat film separasi dengan menggunakan komputer juga, sehingga kita dapat melakukan proses check and recheck secara mendetail sebelum digital image tersebut diproses menjadi film separasi, yaitu Cyan, Magenta, Yellow dan Black.

3.4 Tampilan Visual Pada Produk Cetakan