Dalam mewujudkan faktor tersebut secara baik perlu diperkirakan berbagai hal secara terpadu baik dalam strategi penyampaian pesan, serta pemilihan media yang
tepat, disamping cara penyampaian yang terencana dengan baik. Oleh karenanya dalam proses perancangan produk cetakan desainer bekerja dengan
mempertimbangkan berbagai hal penting seperti:
a. Mengenali karakter informasi yang akan disampaikan
b. Mengenali karakter sasarantarget audience
c. Mengenali karakter media yang akan digunakan
2.5.1 Mengenali Karakter InformasiPesan
Pada awal kemunculannya desain grafis memang lebih menekankan gubahan informasi tersebut pada komposisi tipografi yang dipadukan dengan gaya seni lukis,
karena saat itu informasi tercetak yang dipublikasikan kepada masyarakat belum sebanyak saat ini sehingga tingkat permasalahan yang dihadapi dalam proses
perancangan relatif lebih sederhana.
Seiring dengan perkembangan jaman yang merubah tatanan hidup manusia, terjadi pula pergeseran-pergeseran dalam kegiatan desain grafis, dimana setiap harinya
manusia disodori berbagai informasi baik dalam bentuk visual, audio atau bahkan audio visual. Menyadari akan keterbatasan manusia dalam menyaring informasi
tersebut, seorang desainer harus mampu mengenali karakter informasi yang akan disampaikan kepada khalayak sasarannya, agar informasi yang disampaikan dapat
segera dipahami oleh penerima pesan.
Dalam mengolah informasi ke dalam gagasan visual desainer mempertimbangkan apakah informasi yang disampaikan berupa produk, perusahaan,
kampanye sosial, ajakan, larangan atau informasi lainnya. Sebuah informasi akan menjadi sangat efektif apabila dibangun melalui suatu perencanaan yang memadai,
Universitas Sumatera utara
dengan mempertimbangkan beberapa hal pokok dalam gagasan perancangannya. Bagaimana pendekatan-pendekatan visual dilakukan dengan menggunakan jenis huruf
tertentu, penggunaan warna tertentu, pemilihan objek tertentu, ditampilkan sesuai dengan karakter pesan yang akan disampaikan agar dapat segera dipahami oleh
penerima pesan.
Selanjutnya desainer mengolah informasi tersebut ke dalam gagasan visual yang meliputi penataan dan pemilihan unsur-unsur visual yang tersedia. Gubahan
informasi tersebut selanjutnya diaplikasikan ke dalam pemilihan jenis visual, apakah fotografi, illustrasi, karikatur atau hanya penggunaan tipografi saja.
Ada model dalam penyusunan informasi dalam kebutuhan sebuah karya produk cetakan, yakni informasipesan yang bersifat informatif dan penyusunan pesan
yang bersifat persuasif.
1. Penyusunan pesan yang bersifat informatif
Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat
difusi atau penyebaran, sederhana, jelas dan tidak banyak menggunakan jargon atau istilah yang kurang popular di masyarakat.
Ada empat macam penyusunan pesan yang bersifat informatif yakni:
a. Space Order
Adalah penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang seperti internasional, nasional dan daerah.
b. Time Order
Adalah penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis
c. Deductive Order
Universitas Sumatera utara
Adalah penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal yang bersifat khusus.
d. Inductive Order Adalah penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus
kepada hal yang bersifat umum.
2. Penyusunan pesan yang bersifat persuasif
Model penyusunan yang bersifat persuasive memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Oleh sebab itu penyusunan pesan
persuasif memiliki sebuah proporsi. Proporsi disini ialah apa yang dikehendaki pemberi pesan terhadap penerima pesan yang disampaikan, artinya setiap
pesan yang disampaikan diharapkan membuat perubahan sikap. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang
memakai teknik persuasi antara lain:
a. Fear appeal : ialah metoda penyusunan atau penyampaian pesan dengan
menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak. Sebenarnya khalayak kurang suka menerima pesan yang disertai ancaman menakutkan, sebab
mereka tidak memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan mengemukakan pendapatnya. Tetapi dalam hal tertentu khalayak harus
menerima karena akan dapat mengancam dirinya.
b. Emotional appeal: ialah cara penyusunan pesan dengan berusaha
menggugah emosional khalayak misalnya dengan mengungkapkan suku, agama, kesenjangan ekonomi, diskriminasi.
c. Reward appeal : ialah cara penyusunan pesan yang dibuat dengan janji,
tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga dapat mengikuti pesan-pesan yang disampaikannya.
Universitas Sumatera utara
d. Humorius appeal : ialah teknik penyusunan pesan yang disertai dengan
humor, sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang disertai humor mudah diterima, enak dan menyegarkan.
2.5.2 Mengenali Karakter Khalayak SasaranTarget Sasaran