3.6 Analisa Antar Kasus
Kehadiran komputer grafis sebagai alat bantu dalam memudahkan secara teknis perancangannya, telah banyak memberikan pengaruh tidak saja pada tampilan produk
cetakan itu sendiri namun juga termasuk dampak terhadap sikap perancang dalam pengambilan keputusan dengan keberadaan komputer grafis, serta cara pandang dan
sikap yang diambil masyarakat terhadap kehadiran komputer grafis tersebut.
Secara keseluruhan tampilan produk cetakan yang dihasilkan melalui pengolahan komputer grafis memiliki beberapa kecenderungan dimana hasil
olahannya cenderung menampilkan suatu kompleksitas dalam pengorganisasian seluruh unsur dan elemen yang digunakan.
Pengalaman visual yang ditawarkan dengan berbagai tampilan reka bentuk dalam sebuah produk cetakan merupakan suatu realitas semu, sebuah rancangan grafis
seringkali tidak berorientasi kepada khalayak sasarannya sebagai tujuan dari penciptaan sebuah karya produk cetakan. Perancang menggunakan ide dan gagasan
visual yang hanya dapat dipahaminya sendiri, hal ini sangat memungkinkan mengingat komputer grafis banyak memberi kejutan-kejutan dengan efek yang dapat
dihasilkannya, sehingga seringkali perancang kehilangan orientasi dalam menentukan arah keputusan rancangannya.
Karya produk cetakan yang disebar luaskan dengan membawa muatan informasi, dalam salah satu visinya adalah memberikan nilai tambah terhadap
keberadaan suatu perusahaan, khususnya pada khalayak sasarannya maupun pada masyarakat umumnya. Nilai tambah tersebut adalah suatu harapan agar perusahaan
melalui perangkat informasi tersebut dapat dipersepsi sesuai dengan apa yang diharapkan. Seyogyanya perancang melakukan suatu penataan informasi the
organisation of information melalui pendekatan struktur dalam desain dan dan struktur bahasa rupa dimana terdapat adanya hirarki dalam menemukan suatu
informasi. Dengan demikian pemirsa diajak untuk mengetahui tentang perusahaan tersebut melalui suatu pendekatan-pendekatan yang rasional, bukan dengan sungguh-
sungguh yang justru mengaburkan pemahaman pemirsanya.
Universitas Sumatera utara
Produk cetakan dalam cara penyampaian informasinya menggunakan dua bahasa yaitu bahasa gambar dan bahasa verbalteks, dimana konteks dalam sebuah
karya rancangan grafis bahasa visual menjadi unsur utamanya. Hal ini disadari sebagai suatu kenyataan bahwa gambar mampu mengeneralisir pemahaman dari pemirsanya,
dan mampu merepresentasikan suatu keadaan lebih efektif.
Fungsi dari gambar dalam satu produk cetakan adalah menggiring pemahaman pemirsa agar lebih jelas tentang maksud dari informasi yang disampaikan melalui
tuntunan teks, dimana teks berfungsi menjelaskan gambar.
Dalam pola bekerjanya sebuah pemahaman gambar dipersepsi oleh pemirsa yang dalam benaknya akan muncul berbagai pemahaman terhadap gambar tersebut,
sementara teks bekerja ketika dibaca oleh pemirsa akan menimbulkan gambaran- gambaran visual, idealnya kedua bahasa bekerja secara sinergi untuk saling
menguatkan pesannya. Secara keseluruhan dari kasus-kasus yang telah dianalisa dapat diformulasikan kedalam suatu analisa antar kasus yanmg menggunakan suatu
parameter yang sama dalam pola analisanya yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip Gestalt Pada dasarnya kesadaran perancang dalam membentuk suatu karya produk
cetakan, selalu berpatokan kepada pemahaman prinsip gestalt sebagai pola penataan visual dengan pendekatan gestalt seringkali tidak secara sengaja
dibuat dari awal perencanaan, proses merancang dengan komputer grafis memungkinkan seorang perancang melakukan bentukan-bentukan sesuai
dengan kriteria yang dianggapnya baik. Prinsip gestalt yang pada awalnya digunakan sebagai pola mengarahkan suatu tendesi mata kita terhadap objek
yang ditampilkan. Dalam era komputerisasi ini banyak ditemukan alternatif- alternatif baru untuk membentuk suatu pola visual dengan tetap menggunakan
berbagai dasar gestalt. Disadari bahwa prinsip gestalt adalah merupakan teori yang berbasiskan pendekatan secara psikologis dan kemampuan perseptual
mata, maka seiring dengan perubahan pola melihat dan pola ransangan visual dari berbagai media akan dapat memberikan suatu pengaruh yang signifikan
Universitas Sumatera utara
terhadap suatu model psikologis persepsi dalam mengolah berbagai informasi visual.
2. Sistem Grid Sistem grid dalam suatu kebutuhan produk cetakan dimaksudkan sebagai suatu
pola pengikat agar sistem dalam suatu karya produk cetakan menjadi jelas yang pada akhirnya dapat memberikan kenyamanan terhadap pemirsanya
dalam menikmati karya produk cetakan yang diterimanya. Kemudahan dalam sistem ini sebenarnya juga akan memudahkan pola rancangan secara
keseluruhan sehingga membetuk suatu karakter yang spesifik. Pada beberapa perancang sistem grid masih dianggap sebagai suatu kebutuhan dalam
membentuk suatu konsep perancangan dan penataan elemen secara terpadu, dengan hadirnya komputer grafis menjadikan perancang dapat mengatur
sebebas-bebasnya suatu pola penataan grid untuk berbagai kebutuhan perancangan. Hal ini disatu sisi dapat memberikan suatu keleluasaan bagi para
perancang yang sadar dengan apa yang akan dilakukan dan mengerti tujuan dari pembentukan suatu pola sistem grid.
Disisi lain bagi perancang yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai terhadap ruang ligkup perancangan grafis justru akan mengacaukan
pola tatanan grid sistem tersebut menjadi keluar dari jalur pemahaman yang sebenarnya.
3. Elemen Penggunaan berbagai elemen seperti tekstur, garis, bidang atau warna pada
beberapa produk cetakan dimanfaatkan sebagai penunjang dalam membentuk suatu rancangan yang komunikatif melalui pendekatan warna sebagai suatu
identitas pengenal diri perusahaan kepada masyarakat luas.
4. Struktur Struktur dalam berbagai tampilan produk cetakan, dengan hadirnya komputer
grafis terasa agak jauh lebih bermain dalam artian perancang dengan menggunakan komputer grafis tidak terpaku lagi kepada format-format yang
Universitas Sumatera utara
baku, tetapi dapat bebas berkreasi memunculkan suatu tawaran-tawaran alternatif dalam gagasan visualnya.
Perancang dapat mencari suatu gaya yang baru atau setidaknya mencari suatu format yang tidak standart dalam menghasilkan suatu struktur
perancangannya. Hal ini terlihat pada beberapa tempilan produk cetakan khususnya buku profil perusahaan dimana perancang mencoba mencari sebuah
kebaruan dalam hal struktur melalui permainan ruang dan perbedaan dalam setiap halaman.
5. Visualisasi Dominasi teknik fotografi dan olahan Photoshop masih dirasakan pada hampir
seluruh karya produk cetakan. Perancang dapat dengan bebas memilih suatu karakteristik visualisasinya tidak bergantung lagi pada hasil akhir sebuah foto,
namun dengan teknologi digital perancang mampu menggabungkan berbagai unsur dan elemen pada sebuah karya foto sehingga memunculkan suatu citra
baru dalam hasil akhirnya. Penggunaan Photoshop dalam sebuah karya produk cetakan bisa sangat tak terbatas dari pengolahan yang bersifat sederhana
hingga pengolahan yang sangat kompleks.
6. Tipografis Kesadaran dalam penggunaan tipografi sebagai alat untuk membawa pesan
lewat teks yang dibaca, beberapa perancang secara tepat mampu memilih karakter tipografi yang sesuai dengan kebutuhan akan fungsi pragmatisnya.
Walaupun kemampuan teknologi komputer grafis salah satunya dalah mengolah tampilan huruf namun dari beberapa sampel produk cetakan yang
ditampilkan olahan tipografis hanya berkisar pada hal-hal yang sangat sederhana.
7. Penyusunan Pesan Penyusunan pesan pada kebanyakan produk cetakan masih bersifat informatif
dengan memberikan beberapa penekanan pada bagian tertentu.
Universitas Sumatera utara
8. Khayalak Sasaran Dengan perbedaan tingkatan khalayak sasarannya maka nampaknya berbagai
pendekatan yang dilakukan sesuai dengan pola baru dalam menawarkan gagasan komunikasinya dengan mempertimbangkan trend dan pengaruh
informasi yang masuk ke Indonesia melalui berbagai media dan hal ini dicoba untuk dikemas kedalam satu sajian visual yang lebih banyak menawarkan
pengalaman visual baru, dengan maksud memberi suatu alternatif melihat atau memandang suatu karya produk cetakan.
9.Interpretasi Dari uraian deskripsi dan analisa sebelumnya tentang tampilan karya berbagai
produk cetakan perlu kiranya ditarik semacam benang merah guna menjajaki berbagai kemungkinan yang terjadi seiring dengan perkembagan teknologi
komputer grafis sebagais sarana bantu dalam perancangan grafis. Apa yang sering dilakukan oleh perancang dalam mengolah gagasan visual perancangan
sangat fleksibel dalam menentukan arah ujuan suatu perancangan sehingga akhirnya terjadi kondisi kompromistis yang terlalu luas, hal ini akan
mengakibatkan peran komputer yang sebagai alat tadi lebih sering dimanfaatkan untuk mengolah suatu gagasan visual yang bisa saja tidak
memiliki suatu alasan yang kuat kenapa keputusan tersebut diambil. Karya- karya produk cetakan dalam sampel yang diteliti ini memiliki kencederungan
yang sama artinya cara dalam memanfaatkan komputer grafis masih baru dilihat dari beberapa sisi saja sehingga agak sulit untuk dapat membedakan
mana karya sebuah buku profil perusahaan dengan karya iklan atau poster.
10. Penilaian Tampilan gambar yang dipilih dan diolah dalam poster ini tidak berkaitan
dengan materi kegiatan yang akan diselenggarakan, gambar-gambar yang dipilih dan pengolahan yang dilakukan dengan teknik digital. Namun pada
kenyataannya pada beberapa tempilan produk cetakan fungsi antara gambar dan teks terpisah, dimana tanggung jawab yang dipikul oleh gambar sebagai
untur utamanya seringkali tidak bekerja dengan baik. Pengolahan
Universitas Sumatera utara
visualisasinya lebih banyak terkonsentrasi pada upaya memunculkan unsur estetiknya saja, tanpa mempertimbangkan bobot informasi yang seharusnya
dapat dipahami oleh pemirsanya.
Namun disisi lain masih ada beberapa perancang yang memanfaatkan komputer grafis hanya sebagai alat bantu dalam perancangan untuk
mempermudah dari faktor keakurasiannya dalam proses mengolah data, kecepatan dalam proses perancangannya, serta kemudahan dalam proses tata
letaknya. Perancang sangat sadar bahwa kepentingan dari sebuah produk cetakan adalah memberikan suatu informasi dengan pendekatan bahasa visual
dan teks, dimana antar teks dan gambar merupakan suatu kesatuan yang saling menunjang.
Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki oleh komputer grafis tidak membuat perancang menjadi larut dalam eksplorasi gagasan hanya untuk
mengejar suatu tampilan yang menarik saja. Perancang dalam penyajian rancangannya cenderung melihat suatu kesederhanaan merupakan cara yang
efektif dalam menyampaikan suatu informasi tertentu. Kekuatan dalam karya produk cetakan oleh para perancang dengan tipe seperti ini, terletak pada
kemampuannya menghadirkan suatu kualitas foto yang dapat membawa suatu pesan tertentu, bukan pada olahan terhadap fotonya. Keaslian sebuah foto
dengan menampilan suatu objek tertentu dengan pengaturan tata cahaya yang alami pemilihan sudut pandang dan ketajaman gambarnya, adalah kekuatan
yang terletak pada foto itu sendiri. Kekuatan informasi dalam sebuah produk cetakan dapat didapat melalui tata letak dimana seluruh elemen yang
digunakan ditata dengan mempertimbangkan berbagai hal baik dari segi kemudahan mengurut informasi, kemudahan membaca maupun pemenuhan
unsur estetiknya.
Penataan huruf dan penambahan unsur atau elemen lainnya dipadukan dengan sangat hati-hati dengan tetap mempertimbangkan unsur estetiknya.
Kalaupun perancang menggunakan fasilitas yang tersedia dalam komputer grafis, hal itu hanya digunakan secukupnya untuk memperkuat informasinya.
Universitas Sumatera utara
Perancang grafis beranggapan bahwa produk cetakan adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan pendekatan bahasa rupa sebagai
kendaraan utamanya, sementara itu bahasa rupa dapat disajikan tidak hanya dengan mengolah tampilan visualisasinya saja melainkan dengan berbagai
pendekatan lainnya seperti memilih jenis kertas yang cocok dan sesuai dengan karakter perusahaan.
Universitas Sumatera utara
BAB IV
ANALISIS KARYA PRODUK CETAKAN YANG DIRANCANG DENGAN ALAT BANTU KOMPUTER
Dalam bab ini akan dianalisis produk cetakan yang dirancang dengan alat bantu komputer grafis dan tata ungkap visual yang menampilkan berbagai teknik gabungan
antara berbagai efek khusus yang menggunakan sistem digital. Hal tersebut akan dibahas dari sisi keterkaitan antara visualisasi dengan tujuan komunikasi dari produk
cetakan itu sendiri melalui berbagai pendekatan analisa yang terdiri dari: 1.
Deskripsi 2.
Analisis 3.
Interpretasi 4.
Penilaian.
Dari hasil semua analisis terhadap karya produk cetakan akan dilakukan analisis dampak terhadap orientasi perancang dalam proses kreasi dan gagasan komunikasinya
dalam karya produk-produk cetakan.
Contoh-contoh produk cetakan yang dianalisa adalah brosur, undangan, poster dan cover tabloid yang merupakan hasil karya penulis sebagai berikut.
4.1 Analisis Karya Produk Cetakan Brosur Studio Topcoder