Similiarity Continuation Proximity Analisa Visual

Sekelompok pakar psikologi dari Jeman dan Austria pada tahun 1912 memformulasikan sebuah teori Gestalt. Teori ini berbasis pada “patern seking” dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gambar dapat dianalisis dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau “membaca” sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan “figure” dan ruang negatif yang disebut dengan “ground”. Penerapan prinsip persepsi visual dari teori Gestalt sebagai acuan serta beberapa contoh rancangan yang dapat memperjelas gambaran-gambaran terhadap penerapan teori tersebut. Prinsip gestalt merupakan suatu pola melihat suatu objek gambar, dimana pada saat benda-benda tersebut bersiri sendiri dan setelah disusun sedemikian rupa maka dapat menimbulkan pengertian baru yang berbeda dengan objek sebelumnya. Pola penglihatan dengan pendekatan prinsip gestalt dapat membantu menampilkan suatu gagasan visual yang dapat menimbulkan suatu “ambiguitas’ dalam pemahaman terhadap objek gambar yang ditampilkannya seperti gambar di bawah ini.

a. Similiarity

Objek yang sama akan terlihat bersamaan sebagai kelompok. Hal ini ditentukan lewat bentuk, warna, arah, dan ukuran. Tendensi: Mata kita akan mengelompok-kan kotak-kotak yang miring sekaligus melihat tanda tambah atau silang. Universitas Sumatera utara

b. Continuation

Penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti kesebuah arah tertentu . Tendensi: Gerak mata kita akan mengikuti kearah kanan.

c. Proximity

Sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya korelasi antara elemen-elemen yang saling berdekatan. Tendensi: Pandangan mata kita akan menuju pertama kali kepada kelompok yang terkelompok rapat.

d. Closure

Bentuk yang tertutup atau meyambung terlihat lebih stabil. Tendensi: Tanpa disadari mata kita akan mencoba menyambung bagian dari lingkaran yang tertutup. Gambar 2.8 Objek pola dalam desain grafis Contoh penerapan prinsip figureground dari teori Gestalt yang menjelaskan bahwa mata kita dapat mengenali sebuah objek karena adanya kontras seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Universitas Sumatera utara Gambar 2.9 Karya logo untuk program kampanye Kebun Binatang Minnesota

2.4.3 Sistem Grid Pada Produk Cetakan

Sistem grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Sistem Grid digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui sistem grid seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan sistem grid dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik. Sistem grid oleh perancang banyak dimanfaatkan juga sebagai identitas dari sebuah karya produk cetakan, dimana dalam pola susunan secara keseluruhan dapat memberikan suatu ciri tersendiri antara produk cetakan yang satu dengan lainnya. Sehingga hal ini memungkinkan pemirsa dapat mengenali suatu karya produk cetakan salah satunya adalah dengan melihat pola susunan elemen visual yang ditata dalam sebuah komposisi tertentu. Struktur grid karya Andre Jute dapat dilihat pada gambar berikut ini. Universitas Sumatera utara Gambar 2.10 Struktur Grids dalam grafik desain oleh Andre Jute Selain itu pola penataan elemen dalam sistem grid dapat memberikan suatu ruang berkarya yang tak terbatas dimana perancang dengan bebas mengolah, tampilan karya produk cetakan melalui sajian-sajian bentuk dan komposisi visual sesuai dengan konsep dari karya produk cetakan tersebut. Sistem grid secara visual akan dapat menghadirkan suatu kesan dalam menyampaikan suatu gagasan komunikasi, melalui pengaturan jumlah kolom, besaran foto, naskah serta elemen pendukung lainnya. Walaupun tidak ada aturan-aturan yang baku mengenai penentuan besarnya margin, namun pemanfaatan ukuran margin yang tepat dapat memberikan dampak visual terhadap keseluruhan rancangan. Margin yang sama besar akan lebih cepat membosankan, dibanding dengan margin yang tidak sama besar karena akan dapat menciptakan ruang asimetris yang lebih dinamis. Selain itu pola penataan sebuah grid sistem dapat menjadi acuan dalam suatu rangkaian produk cetakan sejenis yang masih dalam suatu kepentingan penyampaian informasi. Sistem grid sangat diperlukan sebagai dasar pola menyusun huruf dan gambar dalam jumlah banyak, seperti buku, brosur, katalog, company profile, majalah dan surat kabar. Universitas Sumatera utara

2.4.4 Elemen Dasar Dalam Perancangan Grafis

Dalam proses perancangan, desainer bekerja tidak hanya sekedar menghias sebuah tampilan karyanya, tetapi menggunakan prinsip-prinsip dasar desain dalam pengaturan seluruh elemen dan unsur yang akan dihadirkan dalam sebuah karya, agar mendukung suatu gagasan dalam menyampaikan informasi kepada sasaran yang dituju melalui pendekatan visual. Sebelum suatu pesan atau informasi dapat mengalihkan pengetahuan, menciptakan atau mengubah suatu citra atau menciptakan atau mengubah suatu sikap atau perilaku gagasan tampilan keseluruhan haruslah berhasil terlebih dahulu menyusup ke dalam benak penerimapembaca yang menjadi target sasarannya. Dalam proses komunikasi, hal demikian disebut persepsi. Persepsi dapat dirumuskan sebagai proses pemeliharaan kontak diantara seseorang terhadap lingkungannya dan dalam pengertian lain sebagai proses ketika seseorang dalam menrima rangsang inderawi dan menafsirkannya terhadap informasi yang disampaikan tersebut Sudiana, 2003. Memilih dan mereduksi unsur-unsur rupa yang tersedia bagi desainer merupakan dasar dalam mengawali sebuah pekerjaan merancang. Apa yang akan disampaikan oleh perancang melalui gagasan visualnya, serta bagaimana perancang menyampaikan ungkapan gagasannya tersebut, unsur apa yang digunakan oleh perancang dalam menyampaikan gagasan tersebut merupakan keputusan desainer dalam menentukan tujuan dari hasil akhir sebuah rancangan. Dalam proses berkarya elemen-elemen dan struktur yang biasa digunakan oleh desainer grafis dalam membangun suatu rancangan adalah: 1. Garis: Oleh para desainer garis sering disebut sebagai unsur pertama dalam pelaksanaan proses kreatif, untuk membuat sketsa-sketsa atau gambar kontur garis dapat dibagi menjadi dua yaitu garis nyata dan garis ilusi. Garis nyata dapat dibuat sengaja dengan menggoreskan pinsil atau pena di atas kertas Universitas Sumatera utara degan karakternya yaitu panjang, pendek vertikal, horisontal, lurus melengkung atau berombak. 2. Warna : Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan perbedaan kerucut-kerucut warna pada retina untuk bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga mengubah persepsi kasat mata manusia. Bentuk dan warna merupakan dua unsur dasar dan rangsangan kasat mata. Menurut para ahli peranan warna yang paling penting ialah kemampuannya untuk mempengaruhi dan merangsang mata manusia sehingga menimbulkan getaran-getaran elektromagnetik yang dapat membangkitakan emosi pemirsanya. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk penentuan pemilihan warna dalam penggunaannya dalam dunia desain grafis antara lain seperti : 1. Untuk identifikasi. Dalam praktek sehari-hari tidak jarang terjadi penggunaan warna sebagai lambang atau tanda-tanda yang mengandung makna-makna tertentu yang telah disepakati bersama. 2. Untuk menarik perhatian. Ini merupakan manfaat warna yang utama bagi desain grafis. Berbagai tes memberikan kesimpulan bahwa jumlah orang yang memperhatikan suatu pesan melalui produk cetakan meningkat dengan pembubuhan warna. Sebaiknya warna dibubuhkan pada bagian yang paling menonjol atau patut ditampilkan, karena penandasan tercapai berkat kontras atau lawanan, maka seyogianya warna-warna ditempatkan secara bijaksana. Warna-warna yang dapat menyajikan derajat kontras adalah komplementer, pecahan komlementer, analogi dan monokromatik. 3. Untuk menumbuhkan pengaruh psikologis. Warna-warna yang muncul dalam suatu iklan atau produk cetakan, harus sesuai dengan suasana keseluruhan pesan. Pembubuhan warna yang menampilkan kesejukan dan kehangatan Universitas Sumatera utara secara silih berganti membangun suatu suasana diantara formal dan ceria. Warna merah dapat menandaskan suasana hati dan gagasan mengenai kehidupan, seperti tindakan, gairah dan gaya. Kuning membubuhkan kehangantan Hijau sering dihubungkan sengan kesuburan, ketakwaan dan keteduhan. Ungu melambangkan keagungan dan kemegahan. Putih bagi kemurnian. 4. Untuk megembangkan asosiasi. Adalah wajar bagi orang awam untuk mengkaitkan warna-warna tertentu bagi produk-produk tertentu. 5. Untuk membangun ketahanan minat. Ketika memaparkan sesuatu, tidak jarang kita merujuk pada warnanya. Ini disebabkan warna mengandung nilai kenangan tinggi 6. Untuk menciptakan suatu suasana yang menyenangkan. Pembubuhan warna yang tepat dapat merebut perhatian awal komunikan, untuk selanjutnya tertarik membaca atau menyimak. Selain menunjang suasana, sifat dan kesukaan akan warna tertentu, warna juga memiliki temperatur atau suhu, didekripsikan mulai dari suhu tinggi atau panas, hangat hingga dingin yang dikaitkan dengan penggunaannya. Uraian tentang warna yang lebih terinci disertai alasan keterkaitannya dengan hal-hal yang sifatnya empiris dikemukakan oleh Charlotte and Fiell 2003, hal 142. Warna panas hot, terdiri dari warna merah dalam kecerahan yang berbeda dalam lingkaran warna color wheel. Warna-warna panas memberi efek yang kuat dan menarik perhatian. Untuk alasan ini merah selalu digunakan dalam sistem tanda. Warna-warna panas pada umumnya kuat dan agresif serta seolah-olah menggetarkan bidang yang ditempatinya. Kekuatan warna-warna panas dapat mempengaruhi orang dari berbagai sisi, seperti aliran darah memberi tekanan dan mempengaruhi sistem saraf. Contoh warna dingin terlihat pada gambar dibawah ini. Universitas Sumatera utara Gambar 2.11 Warna dingin cold Warna dingin cold, warna-warna dingin umumnya terdiri dari warna biru, dan dalam warna biru cerah akan muncul dangat kuat. Warna-warna dingin mengingatkan pada es dan salju. Rasa yang ditimbulkan oleh warna-warna dingin biru, hijau dan biru-hijau sangat berlawanan dengan warna panas, seperti perasaan tenang dan dalam. Gambar 2.12 Warna hangat warm Warna hangat warm, semua warna yang terlihat di atas memiliki unsur warna merah dan kuning merupakan warna hangat dan menjadikannya berbeda secara substansi dari warna-warna panas. Warna-warna hangat merah-jingga, dan kuning- jingga, selalu terdiri dari campuran warna merah dan kuning dalam komposisinya serta menunjukkan sebagian besar dari spektrum emosional. Warna hangat mencerminkan kesenangan, spontanitas dan keramahan. Sejuk cool warna-warna sejuk berbasis warna biru. Mereka berbeda dari warna dingin karena terdapat warna kuning dalam komposisinya. Dengan mengkreasikan kuning, hijau dan hijau-biru maka akan muncul beberapa variasi dan warna sejuk. Warna-warna ini menimbulkan perasaan yang dalam seperti perasaan nyaman seperti gambar warna sejuk di samping ini. Universitas Sumatera utara Gambar 2.13 Warna sejuk cool Gambar 2.14 Warna terang light Warna terang light, warna-warna terang di atas terdiri dari warna pastel yang pucat, seolah-olah warnanya kehilangan warna dan umumnya terlihat transparan. Ketika kecerahannya meningkat, perbedaan antara potongan warna tidak terlihat bias. Warna terang menciptakan kabut dan memberikan kesan tidak adanya udara, ketenangan, udara yang basah serta memberi tirai tipis di jendela. Gambar 2.15 Warna gelap dark Warna gelap dark , warna-warna gelap seperti di atas adalah warna-warna yang terdiri dari hitam dalam setiap komposisinya. Ruang yang terlihat seperti dangkal dan membuat benda-benda tampak kecil. Efek warna gelap adalah konsentrasi dan serius. Kombinasi terang dan gelap menciptakan suasana dramatis, seperti malam dan siang. Universitas Sumatera utara Gambar 2.16 Warn a pucat pale Warna pucat pale, Golongan warna seperti di atas merupakan warna-warna pastel yang lembut dan tipis. Terdiri dari 65putih disetiap komposisinya, menunjukkan perasaan kelembutan dan romantis. Warna pucat seperti warna gading, biru tipis dan merah muda memberikan kesan feminin, seperti gambar warna di atas. Di bawah ini terdapat karakteristik warna-warna cemerlang. Gambar 2.17 Warna cemerlang bright Warna cemerlang bright, warna-warna ini merupakan komunitas warna murni tanpa warna abu-abucerah. Kejernihan warna-warna cemerlang dapat dicapai dengan menghilangkan warna abu-abu dan hitam. Warna-warna biru, merah dan kuning oranye adalah warna cemerlang penuh. Warna-warna ini terasa hidup dan menarik perhatian. Kesenangan dan keceriaan dari warna-warna cemerlang cocok dipergunakan untuk packaging, fashion dan iklan. Dalam penerapannya di dalam tampilan produk cetakan, berbagai elemen tersebut yaitu garis, bidang, bentuk, tekstur dan warna. Merupakan sarana untuk memperkuat pesan komunikasinya . Melalui organisasi elemen dengan unsur lainnya dapat membentuk dampak visual yang beraneka ragam sesuai dengan maksud dan tujuan komunikasinya. Universitas Sumatera utara Informal asimetri terjadi apabila peletakan elemen atau unsur secara lebih acak dalam skala proporsi dan warna. Ketiga adalah keseimbangan radial, keseimbangan ini terjadi ketika semua unsur seolah berasal dari pusat. 3. Prinsip irama rhythm Meski desain produk cetakan bersifat statis, namun masih memungkinkan untuk menimbulkan kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan diarahkan ke seluruh bagian desain. Satu perangkat sederhana adalah memasukkan teks pada setiap awal paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. 4. Prinsip penekanan, pengutamaan, aksentuasi emphasis Dalam sebuah tampilan desain adalah bila semua ditonjolkan maka yang akan terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan all emphasis is no emphasis seperti yang terjadi bila terlalu banyak menggunakan jenis huruf tebal atau terlalu banyak huruf kapital yang digunakan. Suatu kalimat yang ditulis dalam kombinasi huruf besar dan kecil lebih mudah dibaca daripada suatu kalimat yang semuanya ditulis dengan huruf besar. Namun demikian, penekanan merupakan hal penting, dan hal ini berkaitan erat dengan prinsip lainnya terutama prinsip keberagaman dan skala. Sebuah desain dapat dibuat sehingga tampak menarik, jika ada penekanan seperti jenis huruf tebal atau misalnya kata-kata tertentu diberi penekanan dengan menggunakan warna lain. Ruang atau bidang yang dibiarkan kosong white space, kecerahan juga dapat menjadi cara efektif untuk menghasilkan penekanan. Setiap inci ruang tidak harus diisi dengan kata-kata. Karena tujuan penekanan dalam tampilan sebuah rancangan yaitu untuk menonjolkan bagian-bagian tertentu yang dianggap penting sehingga pesan secara keseluruhan dapat dipahami sebagaimana yang dikehendaki oleh perancang. Bentuk lain suatu kekontrasan adalah dengan menggunakan metode putih atas hitam, suatu metode yang sering digunakan dengan logotype, plat nama dan sign sistem. Metode putih di atas hitam ini harus dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan. Penggunaan yang berlebihan, cenderung mengurangi tingkat keterbacaan. Universitas Sumatera utara 5. Keselarasan kesatuan harmony, unity Sebuah kesatuan atau pengelompokkan yang terbentuk karena adanya hubungan antara elemen-elemen yang saling berdekatan. Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan elemen yang ditampilkan warna, huruf, foto, ilustrasi, elemen estetik. Kesatuan layout ini dapat menjadi kacau apabila terlalu banyak jenis huruf yang berbeda dan berlawanan, warna yang diaplikasikan dengan sembarangan, unsur-unsur yang kurang proporsional atau layout yang ‘semarak’ dengan bagian-bagian yang membingungkan. Keselarasan adalah perpaduan antar elemen yang terdapat dalam suatu karya produk cetakan, baik foto, jenis huruf, ukuran huruf, warna yang ditempatkan atau untuk mempertinggi kesan, artinya fotografi memanfaatkan referensi pemirsa akan pengalamanya untuk kemudian dimunculkan kembali pada saat pemirsa tersebut berhadapan dengan sebuah media informasi. Memahami sifat-sifat dan karakter yang dapat dimunculkan oleh sebuah foto. Dalam kebutuhan perancangan garafis, kondisi objek sangat menentukan komunikasi dalam kaitannya dengan ekspresi visual yang ditampilkannnya seperti kesan kehangatan , sensual, petualangan, persahabatanm dan lain-lain Dalam perancangan grafis fotografi merupakan alat untuk mengkomunikasikan sebuah gagasan pesan karena: a. Fotografi merupakan bahasa yang umum yang dapat dicerna sebagai suatu bentuk visual yang dapat diidentifikasi b. Fotogarafi bukan merupakan khayalan seseorang ataupun interpretasi sesorang tetapi merupakan fakta nyata. c. Fotografi adalah berita-berita. Masyarakat pembaca telah sedemikian terbiasa untuk melihat bahwa foto-foto berita atau iklan yang ada dalam surat kabar majalah, memberikan kita pemahaman bahwa fotografi dapat memberikan suatu gambaran realistis. Universitas Sumatera utara d. Fotografi mengajak pembaca masuk dalam foto tersebut atau keterlibatan secara pribadi. Merupakan suatu kenyataan apabila orang yang melihat foto tersebut ikut merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari fotogambar tersebut. e. Fotografi secara langsung melibatkan kita kepada apa yang ada pada foto tersebut. f. Fotografi merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan dimana dapat memberikan kemungkinan yang paling baik dari dua kemungkinan apakah dia merupakan fakta atau fantasi. Dalam kebutuhunnya sebagai alat untuk merepresentasekan suatu keadaan, kondisi, citra, serta berbagai ungkapan lainnya, teknik fotografi digunakan oleh para perancang untuk memvisualisasikan berbagai ungkapan visual seperti foto staf direksi dengan setingan tertentu, foto produk, foto kegiatan dan moment lainnya. 6. Tipografi Kelancaran dan keberhasilan sebuah aktifitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara pengirim pesan dan si penerima pesan. Selama berabad- abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif. Dapat dikatakan bahwa tulis menulis merupakan reprsentasi fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak dapat terlihat oleh kasat mata. Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi typography. Universitas Sumatera utara Tipografi dalam desain grafis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem penataan seluruh unsur yang akan digunakan, karena sifat dan karakter huruf yang sangat beragam memungkinkan desainer memilih jenis huruf dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda. Huruf dalam desain grafis digunakan sebagai alat untuk dibaca sesuai dengan susunan hurufnya yang membentuk kata atau kalimat, dalam proses penggunaan jenis huruf tertentu didasari oleh 2 prinsip yaitu : 1. Kemudahan Terbaca legibility Mengandung pengertian dimana suatu interaksi antara susunan huruf dalam bentuk kalimat tidak saja terlihat, tetapi juga mudah untuk dibaca sekaligus memberikan pengertian terhadap pemaknaannya. Kemudahan terbaca juga data berarti kemudahan pemirsa terhadap penggunaan jenis huruf tertentu untuk kepentingan media tertentu serta jarak pandang tertentu sehingga pesan melalui susunan huruf yang mengandung arti dapat segera dipahami oleh pemirsanya. Disisi lain legibility merupakan permasalahan yang sangat kompleks. Banyak sekali faktor yang menjadi pendukung keberhasilan legibility dalam sebuah rancangan grafis. Bila meninjau dari grand design dari tipografi, maka pendekatan terhadap permasalahan tipografi dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tipografi mikro menyangkut tampilan visual rancangan huruf secara mendasar, seperti desain tata letak serta eksekusi-eksekusi visual yang terdiri dari perhitungan besar huruf, leading dan kerning. Sedangkan tipografi makro lebih menyangkut kepada pengintegrasian permasalahan strategi kreatif mulai dari konsep desain filosofi, kaitan huruf dengan sejarah, sasaran khayalak, serta penggunaan huruf sebagai sebuah solusi komunikasi. Sangatlah sulit memberikan penilaian terhadap kesuksesan dari sebuah rancangan tipografi, terutama yang menyangkut legibility. Kondisi yang majemuk dari khalayak audience, seperti masalah psikologis dan fisiologis merupakan faktor eksternal di luar tipografi mikro yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan kegiatan membaca serta memahami ini dari sebuah naskah. Oleh karena itu untuk menangani sebuah kasus desain diperlukan investigasi yang cermat dan Universitas Sumatera utara terpadu baik yang bersifat visual maupun non visual guna menghasilkan karya desain yang optimal. 2. Kecocokan appropriateness Memilih jenis huruf untuk kebutuhan perancangan grafis lebih didasari oleh pertimbangan terhadap gagasan visual keseluruhan yang akan ditampilkan, apakah rancangan ini merupakan sebuah informasi produk, informasi tentang peringatan, informasi tentang himbuan atau lainnya. Karena dari pemahaman itulah pemilihan jenis huruf tertentu dapat dilakukan agar sesuai dengan karakter informasinya. Seperti halnya dalam fotografi, huruf dengan karakteristiknya masing-masing dapat menampilkan berbagai kesan seperti romantis, gembira, beringas, takut dan lain-lain. Di bawah ini merupakan contoh klasifikasi beberapa jenis huruf yang memiliki karakter tersendiri. Jenis huruf : Ariston Jenis huruf : Stencil Jenis huruf : Bohemian Jenis huruf : Variant Display Gambar 2.18 Jenis-jenis huruf Apa yang telah dipaparkan tersebut diatas adalah berbagai prinsip dan sistem dalam proses perancangan grafis untuk menghasilkan suatu tampilan produk cetakan dimana berbagai prinsip tersebut bertujuan membangun. Namun bagaimana kemudian produk cetakan tersebut dapat dipahami oleh khalayak sasarannya maka menjadi penting bagi perancang untuk mempertimbangkan faktor eksternal sebagai faktor penunjang untuk menguatkan pesan yang terkandung dalam produk cetakan tersebut, dengan memahami berbagai faktor. Universitas Sumatera utara

2.5 Gagasan Komunikasi Dalam Perancangan Grafis

Keberhasilan sebuah rancangan grafis agar dapat diterima oleh target sasaran sesuai dengan yang diharapkan oleh pemberi pesan bila salah satu bentuk proses komunikasi di dalam masyarakat baru dapat mengalir atas dasar adanya satu pihak sebagai pemberi inforamasi dan pihak lain sebagai penerima informasi, maka akhir dari proses ini bila berjalan dengan baik akan tersalurlah informasi atau gagasan yang ingin disampaikan. Kelancaran informasi atau gagasan-gagasan yang ingin disampaikan dapat berjalan dengan lancar, lamban atau tidak berjalan sama sekali sangat ditentukan oleh kemampuan perancang dalam memahami berbagai aspek yang mempengaruhi pola penerimaan sebuah informasi melaui produk cetakan grafis, baik dari aspek internal yaitu segala hal yang berkaitan dengan proses pengungkapan gagasan dalam sebuah pola rancangan yang menggunakan berbagai elemen, struktur serta prinsip- prinsip desain serta aspek eksternal yaitu segala hal yang berkaitan dengan kondisi, situasi, serta lingkungan yang mempengaruhi efektifitas penerimaan pesan. Di dalam bahan gagasan yang ingin disampaikan oleh pemberi informasi dapat dilihat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti, aspirasi dari barang, jasa, serta pokok-pokok pikiran tentang nilai dan citra dari sesuatu yang akan dikomunikasikan tersebut Fishel, 2005. Demikian pula untuk pihak penerima informasi atau masyarakat yang dituju, seyogianya dianalisa pula latar belakang kehidupan yang mempengaruhinya, pengkajian dengan cermat terhadap tingkat pendidikan, kemampuan tulis dan baca, kemampuan menangkap pesan-pesan, serta taraf kecerdasan masyarakat yang dituju. Demikian pula halnya dengan adat istiadat, kebiasaan sehari-hari, tentang kepercayaan, kondisi ekonomi dan populasi daerah sasaran yang dituju. Dalam hal ini, peran seorang perancang grafis berfungsi sebagai penyambung antara isi gagasan dengan masyarakat penerima gagasan dengan masyarakat penerima pesan. Pesan senantiasa mencoba memperkecil rintangan yang mungkin dapat menghambat arus lancarnya sebuah informasi. Bagaimana efektifitas informasi ini sangat bergantung kepada beberapa faktor seperti jelasnya isi pesan yang akan disampaikan, begitu pula tujuan serta sasaran yang akan dihadapi. Universitas Sumatera utara Dalam mewujudkan faktor tersebut secara baik perlu diperkirakan berbagai hal secara terpadu baik dalam strategi penyampaian pesan, serta pemilihan media yang tepat, disamping cara penyampaian yang terencana dengan baik. Oleh karenanya dalam proses perancangan produk cetakan desainer bekerja dengan mempertimbangkan berbagai hal penting seperti: a. Mengenali karakter informasi yang akan disampaikan b. Mengenali karakter sasarantarget audience c. Mengenali karakter media yang akan digunakan

2.5.1 Mengenali Karakter InformasiPesan

Pada awal kemunculannya desain grafis memang lebih menekankan gubahan informasi tersebut pada komposisi tipografi yang dipadukan dengan gaya seni lukis, karena saat itu informasi tercetak yang dipublikasikan kepada masyarakat belum sebanyak saat ini sehingga tingkat permasalahan yang dihadapi dalam proses perancangan relatif lebih sederhana. Seiring dengan perkembangan jaman yang merubah tatanan hidup manusia, terjadi pula pergeseran-pergeseran dalam kegiatan desain grafis, dimana setiap harinya manusia disodori berbagai informasi baik dalam bentuk visual, audio atau bahkan audio visual. Menyadari akan keterbatasan manusia dalam menyaring informasi tersebut, seorang desainer harus mampu mengenali karakter informasi yang akan disampaikan kepada khalayak sasarannya, agar informasi yang disampaikan dapat segera dipahami oleh penerima pesan. Dalam mengolah informasi ke dalam gagasan visual desainer mempertimbangkan apakah informasi yang disampaikan berupa produk, perusahaan, kampanye sosial, ajakan, larangan atau informasi lainnya. Sebuah informasi akan menjadi sangat efektif apabila dibangun melalui suatu perencanaan yang memadai, Universitas Sumatera utara dengan mempertimbangkan beberapa hal pokok dalam gagasan perancangannya. Bagaimana pendekatan-pendekatan visual dilakukan dengan menggunakan jenis huruf tertentu, penggunaan warna tertentu, pemilihan objek tertentu, ditampilkan sesuai dengan karakter pesan yang akan disampaikan agar dapat segera dipahami oleh penerima pesan. Selanjutnya desainer mengolah informasi tersebut ke dalam gagasan visual yang meliputi penataan dan pemilihan unsur-unsur visual yang tersedia. Gubahan informasi tersebut selanjutnya diaplikasikan ke dalam pemilihan jenis visual, apakah fotografi, illustrasi, karikatur atau hanya penggunaan tipografi saja. Ada model dalam penyusunan informasi dalam kebutuhan sebuah karya produk cetakan, yakni informasipesan yang bersifat informatif dan penyusunan pesan yang bersifat persuasif. 1. Penyusunan pesan yang bersifat informatif Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi atau penyebaran, sederhana, jelas dan tidak banyak menggunakan jargon atau istilah yang kurang popular di masyarakat. Ada empat macam penyusunan pesan yang bersifat informatif yakni: a. Space Order Adalah penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang seperti internasional, nasional dan daerah. b. Time Order Adalah penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis c. Deductive Order Universitas Sumatera utara Adalah penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal yang bersifat khusus. d. Inductive Order Adalah penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal yang bersifat umum. 2. Penyusunan pesan yang bersifat persuasif Model penyusunan yang bersifat persuasive memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Oleh sebab itu penyusunan pesan persuasif memiliki sebuah proporsi. Proporsi disini ialah apa yang dikehendaki pemberi pesan terhadap penerima pesan yang disampaikan, artinya setiap pesan yang disampaikan diharapkan membuat perubahan sikap. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi antara lain: a. Fear appeal : ialah metoda penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak. Sebenarnya khalayak kurang suka menerima pesan yang disertai ancaman menakutkan, sebab mereka tidak memiliki kebebasan untuk menentukan sikap dan mengemukakan pendapatnya. Tetapi dalam hal tertentu khalayak harus menerima karena akan dapat mengancam dirinya. b. Emotional appeal: ialah cara penyusunan pesan dengan berusaha menggugah emosional khalayak misalnya dengan mengungkapkan suku, agama, kesenjangan ekonomi, diskriminasi. c. Reward appeal : ialah cara penyusunan pesan yang dibuat dengan janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga dapat mengikuti pesan-pesan yang disampaikannya. Universitas Sumatera utara d. Humorius appeal : ialah teknik penyusunan pesan yang disertai dengan humor, sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh. Pesan yang disertai humor mudah diterima, enak dan menyegarkan.

2.5.2 Mengenali Karakter Khalayak SasaranTarget Sasaran

Khalayak sasaran merupakan pihak yang senantiasa dipelajari karakteristiknya oleh pemberi pesan untuk dianalisa, berbagai hal yang berkaitan dengan usaha yang mencapai efek komunikasi yang sesuai dengan tujuan komunikasinya, walaupun sangat sulit untuk menilai pakah timbulnya suatu aksi atau tindakan dari khalayak disebabkan oleh adanya informasi yang diberikan atau faktor lainnya. Akan tetapi usaha untuk memahami sifat dan kecenderungan dari berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku khalayak sasaran, sangat penting dalam rangka menemukan cara yang paling tepat untuk menyampaikan pesan kepada mereka. Penggunaan teknik visualisasi sebagai pendukung pesan komunikasi menyangkut pula ketepatan dalam menganalisa permasalahan khalayak yang dituju. Semakin rinci suatu identifikasi tentang khalayak sasaran, semakin terbuka peluang untuk mendayagunakan suatu rancangan visual secara tepat. Untuk mencapai hasil yang optimal dilakukan pelacakan dari berbagai sudut kepentingan khalayak antara lain: a. Kedudukan khlayak berdasarkan tinjauan pada umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan faktor demografis lainnya b. Daya tangkap khlayak berdasarkan kelompok pendidikan, status pekerjaan c. Kebutuhannya akan sesuatu baik berupa benda, informasi dan lain-lain d. Nilai budaya setempat Universitas Sumatera utara e. Kebiasaan-kebiasaannya, gaya hidup, pola perilaku dan sebagainya. Dari identifikasi sudut kepentingan tersebut dapat ditemukan suatu gambaran yang lebih mendekati kenyataan tentang siapa dan bagaimana kondisi khalayak sasaran untuk menciptakan rancangan visualisasi yang komunikatif. Dalam kaitannya dengan penggunaan teknik ungkapan gambar, pertimbangan mengenai karakteristik khalayak dimaksudkan sebagai titik tolak untuk mengidentifkasikan berbagai teknik visualisasi yang dianggap sesuai dengan karakteristik sasarannya, apakah dengan pendekatan ilustrasi, fotografi atau tipografi termasuk juga penggunaan elemen dan unsur visual yang sesuai. Pola efektif yang dapat dilakukan dalam rangka mencari kesesuaian antara informasi yang kelak akan disampaikan dengan khalayak sasarannya dapat digunakan pola FGD Forum Group Discuss. Forum ini merupakan sebuah cara untuk dapat mengetahui secara terperinci tentang kondisi khalayak sasarannya. Dari berbagai aspek yang mempengaruhinya dalam forum ini dipilih sampel yang dianggap mewakili target sasaran. Responden dilibatkan secara aktif untuk dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam proses perancangan. Proses selanjutnya hasil FGD diolah dengan mencari berbagai kesesuaian denganpola perancangan awal yang ditetapkan. Untuk menguji seberapa efektif hasil rancangan tersebut maka akan dilakukan proses uji coba yang dinamakan pretest yaitu hasil rancangan akhir dipresentasekan kembali kepada khalayak sasaran untuk mendaatkan respon ulang Umar, 1997

2.5.3 Mengenali Karakter Media Yang Akan Digunakan

Media penyampai informasi akan sangat penting sebagai kendaraan pembawa pesaninformasi tersebut, oleh karenanya desainer harus mampu mengenali media habit yang digunakan khalayak sasarannya agar informasi yang akan disampaikan dapat secara efektif diterima oleh sasaran sesuai dengan yang dimaksud oleh pemberi pesan. Media tersebut diatas bersifat statis sehingga peran sebuah tampilan desain dalam mengungkapkan pesan dan informasi melalui seluruh elemen grafis yang Universitas Sumatera utara tersedia sangat menentukan keberhasilan sebuah media dapat dipahami oleh target sasaran penerima media tersebut. Salah satu ciri media cetakan adalah, bahwa khalayak sepenuhnya memegang kendali terhadap waktu yang ia perlukan untuk pemahaman dan penalaran terhadap informasi yang disajikan. Unsur yang digunakan dalam membangun daya tarik, pemahaman dan penalaran sebuah produk cetakan adalah unsur gambarvisual dan kata naskah . Dalam hal ini pola bekerja sebuah gambar adalah untuk memberikan pemahaman melalui pengalaman visual sehingga menimbulkan intrepetasi terhadap pemirsanya. Unsur gambarvisual terdiri dari beberapa elemen: a. Gambar utama Merupakan inti dari seluruh pesan yang dijabarkan dalam bentuk gambar sebagai daya tarik dan membantu meningkatkan pemahaman. Gambar utama haruslah memiliki hubungan yang erat dengan kepala berita. b. Gambar Pembantu Gambar ini berukuran lebih kecil dan brfungsi sebagai ilustrasi pada isi pesan agar khalayak tertarik untuk membaca. c. Simbollogo pemberi pesan Sebagai tanda pengenal agar khalayak tahu siapa pemberi pesan Sementara kata-kata naskah terdiri dari beberapa elemen dasar: a. Kepala berita Bersama-sama dengan gambar utama, kepala berita mengambil 80 bagian dalam menentukan berhasil tidaknya suatu informasi. Kepala berita yang baik haruslah mampu menjabarkan kebutuhan utama khalayak, bersifat lain dari yang lain. b. Anak Judul Universitas Sumatera utara Bila dibutuhkan tulisan yang panjang, maka untuk mempertahankan keinginan membaca, pesan dipenggal menjadi beberapa bagian pesan dengan masing- masing diberikan anak judul. c. Isi Pesan Haruslah berbicara tentang masalah yang dihadapi khalayak secara meyakinkan, hingga mau membaca terus. Kalimat menjual produk, jasa atau gagasan, semua keuntungan harus ada di sana dan meyakinkan dengan berorientasi pada kebutuhan khalayak. Pada penutup pesan, ajakan harus disertakan bersifat mengajakmenganjurkan khalayak untuk membeli, mencoba, mengikuti, memiliki merubah gaya hidup dan lain-lain. Universitas Sumatera utara BAB III ANALISIS PERANCANGAN GRAFIS DALAM PRODUK CETAKAN Komputer grafis yang dalam proses perancangan difungsikan sebagai alat bantu terhadap penyelesaian persoalan teknik untuk mencapai beberapa hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukan dengan teknik manual, pada kenyataannya membawa serta berbagai dampak yang cukup berarti baik terhadap tampilan pada produk cetakan itu sendiri, proses kreasinya, serta berbagai dampak lainnya. Terdapat lima aspek yang merupakan karakteristik dari desain produk yang akan dirancang yaitu : 1. Kegunaan usability, yaitu segala aspek yang yang berhubungan dengan interaksi antara produk dan pengguna user, kemudahan penggunaan suatu produk, fungsi dan utilitasnya. 2. Tampilan appearance, yaitu segala hal yang berhubungan dengan representasi fisik suatu produk dalam hal bentuk, proporsi, warna, tekstur, material, dan lain-lain. 3. Perawatan maintenance, yaitu bagai mana produk ini digunakan, dan dirancang sedemikian rupa untuk kemudahan instalasi, maintenance, dan replacing. 4. Biaya cost, yaitu aspek yang berhubugan dengan bagaimana merancang suatu produk yang memikili cost impact seminimal mungkin . Universitas Sumatera utara

3.1 Analisa Visual

Selain menganalisis sebab-akibat secara teoritis, maka karya produk cetakan yang difokuskan untuk diteliti juga dianalisa secara visual. Untuk menganalisa suatu bentuk karya visual, diperlukan proses pengamatan, yang berbeda dengan proses melihat biasa. Pengamatan memerlukan unsur kesengajaan melihat dan dengan pertimbangan yang sistematis, karena untuk mengenal suatu karya produk cetakan adalah seperti halnya mengenal seseorang, demikian juga semakin lama dan semakin sering melihat suatu karya maka akan semakin mengenal akan karya visual tersebut. Proses untuk menganalisa karya produk cetakan akan menjadi lebih mudah bila mempunyai semacam perencanaan dan tahapan untuk diikuti. Perencanaan yang baik akan membuat penganalisaan lebih terfokus, dan dengan perencanaan akan memudahkan untuk menilai kualitas suatu karya. Berbagai macam pertanyaan dapat muncul untuk menilai suatu karya, namun pertanyan-pertanyaan tersebut dapat difokuskan sesuai dengan tujuan penganalisaan. Dari berbagai macam pertanyaan yang muncul untuk menganalisa suatu karya visual, secara umum terdapat tahapan yang mendasar yang merupakan susunan yang direncanakan secara jelas untuk menghindarkan opini atau tanggapan tentang suka atau tidak suka terhadap suatu karya sampai karya tersebut diteliti dengan cermat. Empat tahapan yang mendasar dalam menganalisa karya adalah : 1. Deskripsi 2. Analisa 3. Interpretasi 4. Penilaian Bila diuraikan lebih lanjut dan diterapkan dalam kaitannya dengan pembahasan tentang perubahan logo, empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Deskripsi Dari empat tahapan tersebut deskripsi merupakan tahapan yang paling penting karena deskripsi memberikan kesempatan untuk lebih akrab dengan informasi Universitas Sumatera utara yang akan digunakan dalam tiga tahapan berikutnya. Yang pertama dilakukan dalam tahapan deskripsi adalah mengidentifikasi suatu karya, dimana informasi yang didapatkaan akan menjadi petunjuk tentang arti dan maksud dari karya. Menguraikan dari apa yang nampak cukup bernilai pada suatu karya dengan penilaian yang obyektif, tanpa disertai dengan opini atau interpretasi. 2. Analisis Penguraian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam suatu karya, dalam hal ini analisis ditunjang poleh landasan teori yang berkaitan dengan pembahasan masalah, serta dalam tahap analisis sudah mulai terdapat pandangan dan komentar terhadap karya atau hasil pengumpulan data. 3. Interpretasi Merupakan tahapan yang paling sulit, tetapi juga yang paling kreatif dan bermanfaat dari tahapan lainnya. Interpretasi adalah menerangkan pemikiran tentang apa yang dimaksud dari suatu karya dilatarbelakangi oleh pemikiran berdasarkan landasan teori, serta ditunjang dengan dua tahapan sebelumnya, yaitu deskripsi dan analisis untuk dapat memberikan alasan yang logis dalam melakukan interpretasi. 4. Penilaian Judgement Merupakan penilaian dan pendapat dari apa yang telah terlihat dan apa yang telah dideskripsikan, dianalisis serta diimplementasikan, penilaian merupakan sintesa dari analisis antar kasus.

3.2 Teknologi Digital Dalam Era Informasi