xxxvii framing
untuk  membingkai  siapa  yang  dianggap  sebagai  aktor  dari  suatu peristiwa.  Penyebab  di  sini  bisa  berarti apa  what, tetapi  bisa  juga  berarti  siapa
who.  Make  moral  judgement  membuat  pilihan  moral  adalah  elemen  framing yang  dipakai  untuk  membenarkan  memberi  argumentasi  pada  pendefinisian
masalah  yang  sudah  dibuat.  Elemen  framing  lain  adalah  Treatment recommendation
menekankan  penyelesaian.  Elemen  ini  dipakai  untuk  menilai apa  yang  dikehendaki  wartawan.  Jalan  apa  yang  dipilih  untuk  menyelesaikan
masalah.
46
Disini  dapat  dipahami  framing  yang  dijalankan  oleh  media  dengan menyeleksi  isu  tertentu  dan  mengabaikan  isu  yang  lain,  dan  menonjolkan  aspek
dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana, penempatan yang mencolok  headline depan  atau bagian  belakang, pengulangan,  pemakaian  lebel
tertentu  ketika  menggambarkan  orang  atau  peristiwa  yang  diberitakan,  asosiasi terhadap  simbol  budaya,  generalisasi  dan  simplifikasi.  Semua  aspek  itu  dipakai
untuk  membuat  dimensi  tertentu  dari  konstruksi  berita  menjadi  bermakna  dan diingat oleh khalayak.
2. Proses Framing
Setelah  melihat  dan  memaknai  sebuah  peristiwa,  sehingga  peristiwa  atau realitas  tersebut  dikemas  dan  disajikan  dalam  presentasi  media  disebut  dengan
proses framing. Seperti  yang  dikatakan  oleh  W.A.  Gamson  dan  A.  Modigliani  mengenai
proses  framing  : “Proses  framing berkaitan  dengan persoalan  bagaimana  sebuah
46
M.  Antonius  Birowo,  Metode  Penelitian  Komunikasi  Yogjakarta:  Gitanyali,  2004, h.188-189.
xxxviii realitas  dikemas  dan  disajikan  dalam  presentasi  media.  Oleh  karena  itu,  frame
sering  diidentifikasi  sebagai  cara  bercerita  story  line  yang  menghadirkan konstruksi makna spesifik tentang objek wacana”.
47
Robert N. Entman,  seorang  ahli  yang meletakkan dasar-dasar  bagi analisis framing
untuk  studi  isi  media,  mendefinisikan  framing  sebagai  seleksi  dari berbagai  aspek realitas  yang  diterima  dan  membuat  peristiwa  itu  lebih  menonjol
dalam suatu teks komunikasi. Sejalan  dengan  W.A.  Gamson  dan  A.  Modigliani,  Aditjandro  seperti  yang
dikutip  oleh  Hotman  M.  Siahaan  juga  menyatakan  secara  lebih  rinci  mengenai proses  framing  :  proses  framing  merupakan  bagian  tak  terpisahkan  dari  proses
penyuntingan  yang  melibatkan  semua  pekerja  dibagian  keredaksian  media. Reporter di lapangan menentukan siapa yang diwawancarainya. Redaktur, dengan
atau tanpa berkonsultasi dengan redaktur pelaksana, menentukan apakah laporan si reporter akan dimuat atau tidak, dan menentukan judul apa yang akan diberikan.
Petugas tata muka, dengan atau tanpa berkonsultasi dengan para redaktur tersebut, menentukan apakah teks berita itu perlu diberikan aksentuasi foto, karikatur, atau
bahkan ilustrasi lain atau tidak.
48
Proses  pemberitaan  yang  melibatkan  semua  pekerja  keredaksiaan  di  dalam media  cetak  yang  akan  diproduksinya.  Frame  yang  diperoses  dalam  suatu
organisasi  media  tidak  lepas  dari  latar  belakang  pendidikan  wartawan  sampai ideologi institusi media tersebut. Ada tiga proses framing dalam organisasi media.
Proses tersebut adalah :
49
1.  Proses framing sebagai metode dalam penyajian kenyataan dimana kebenaran tentang  suatu  kejadiaan  atau  peristiwa  tidak  diingkari  secara  menyeluruh,
melainkan  dibalikkan  secara  halus,  agar  berita  itu  tidak  menjadi  berita  yang
Agus  Sudibyo,  Politik  Media  dan  Pertarungan  Wacana    Yogjakara:  LKiS,  2001, h.221.
48
Alex Sobur, Op.Cit h.165.
49
Ibid, h.165.
xxxix kasar, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, dengan
menggunakan  istilah-istilah  yang  mempunyai  konotasi  tertentu,  dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya.
2.  Proses  framing  merupakan  bagian  yang  tidak  dapat  terpisahkan  dari  proses penyuntingan  berita  yang  melibatkan  semua  pekerja  di  bagian  keredaksian
media  cetak.  Redaktur,  dengan  atau  tanpa  konsultasi  dengan  redaktur pelaksana, menetukan  apakah  laporan si reporter akan di muat ataukah tidak,
serta menentukan judul yang layak untuk ditampilkan atau diberikan. 3.  Proses  framing  tidak  hanya  melibatkan  para  pekerja  pers,  tetapi  juga  pihak-
pihak  yang  bersengketa  dalam  kasus-kasus  tertentu  yang  masing-masing berusaha  menampilkan  sisi  informasi  yang  ditonjolkan.  Proses  framing
menjadikan  media  massa  sebagai  arena  di  mana  informasi  tentang  masalah tertentu diperebutkan dalam sutau perang simbolik antara berbagai pihak  yang
sama-sama menginginkan pandangannya didukung pembaca.
xl
BAB III GAMBARAN UMUM MEDIA CETAK HARIAN MEDIA INDONESIA