lxv Treatment Recommendation
Suggest Remedis. Harus segera melakukan sosialisasi Rancangan Undang-undang Pornografi dengan melakukan uji publik
atau judical review agar Rancangan Undang-undang Pornografi tidak menimbulkan berbagai argumen yang ada seperti tidak adanya kesalahpahaman
dan kesimpangsiuran. Maka selayaknya DPR harus lebih berhati-hati dalam melakukan uji
publik ke daerah-daerah khususnya daerah yang menolak Rancangan Undang- undang Pornografi. Ketua Agung Laksono mendesak pemerintah untuk segera
melakukan sosialisasi terhadap materi Rancangan Undang-undang Pornografi agar tidak menimbulkan kesimpangsiuran dan kesalahpahaman.
Media Indonesia secara tidak langsung mengajukan bentuk penyelesaian
masalah ini dengan meminta pertanggung jawaban dari DPR untuk memberikan sosialisasi yang merata ke setiap daerah-daerah agar semua aspirasi masyarakat
dapat ditampung agar DPR bisa memperjuangkan masalah ini agar tidak terjadi kontroversi yang berkepanjangan.
2. Analisis Framing Pemberitaan Republika
Analisis sampel frame Republika kasus Pro Kontra Undang-undang Pornografi di Media Cetak edisi 31 Oktober 2008 dengan judul “UU Pornografi
Butuh Aturan Teknis”. Kategorisasi: Diperlukan aturan teknis dalam pelaksanan Undang-undang
Pornografi Secara realitas yang ada, pemerintah didesak segera membuat aturan
dalam pelaksanaan undang-undang pornografi. Undang-undang ini akan segera
lxvi disahkan DPR kamis tanggal 30 Oktober 2008 bersama fraksi-fraksi lain yang
dilakukan sebagaimana mestinya. Undang-undang Pornografi juga butuh aturan teknis sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah selama melakukan uji publik
ke daerah-daerah baik yang menolak dan mendukung Undang-undang Pornografi. Dalam
Undang-undang Pornografi
bukan sebagai
alat untuk
menghilangkan keberagaman budaya. Justru untuk melindungi negara dan adat istiadat dari keterpurukan moral yang sudah tercemar akibat pornografi. Undang-
undang ini tidak mengekang kebebasan berekspresi masyarakat. Dalam kehidupan beradat istiadat serta ritual budaya tetap dilindungi dan
dilestarikan tidak mungkin untuk menghilangkannya. Tidak itu saja Undang- undang ini menjadi payung hukum untuk melindungi anak-anak maupun
perempuan dari tindak kejahatan pornografi. Tabel 6
Frame Republika dengan judul “UU Pornografi Butuh Aturan Teknis”.
Perangkat Frames Penjelasan
Sumber Berita Problem Identification
Perlu adanya aturan Hilman
Causal Interpretation UU ini cukup mengakomodasi
semua kepentingan Maftuh Basyuni
Moral Evaluation Untuk melindungi payung hukum
kaum perempuan dan anak-anak Hakim Sorimuda
Pohan Treatment
Recommendation Mensyahkan RUU Pornografi
menjadi UU Pornografi Sorimuda Pohan
Problem Identification Define Problems. Frame yang dikembangkan
Republika mengenai aturan hukum dalam pelaksaan Undang-undang Pornografi.
Aturan ini secara teknis harus dapat diimplementasikan dengan sebaik-baiknya
lxvii kepada masyarakat akan pentingnya Undang-undang ini. Disini dijelaskan bahwa
Undang-undang dibuat untuk memperbaiki moral bangsa, bukan untuk mengekang kebebasan dalam berekspresi. Akan tetapi, Undang-undang ini
melindungi adat istiadat, serta ritual budaya. Republika
hendak menyoroti elemen-elemen bangsa yang tercakup dalam sebuah aturan negara dan kedisplinan dalam aturan yang telah ditetapkan bersama.
Persoalan ini menjadi penting apabila Indonesia tidak memiliki Undang-undang Pornografi. Dalam foto digambarkan, ketua DPR, Menteri Agama, dan Menteri
Perempuan mereka memberikan pandangan tentang Undang-undang Pornografi yang akan segera disahkannya itu. Mereka mendukung dan mengharapkan dengan
adanya aturan hukum soal pornografi dapat melindungi anak dan perempuan dari dampak buruk pornografi.
Causal Interpretation Diagnose Causes. Dalam edisi ini Republika
menunjuk pemerintah untuk segera membuat aturan teknis dalam Undang-undang Pornografi. Republika menyoroti kontradiktif ini sebagai subuah persoalan bangsa
yang berpangkal dari industri pornografi yang sudah merajalela merusak bangsa ini dan juga menghambat kemajuan bangsa dan eksistensi bangsa. ”Berbagai
aturan teknis yang menuntut peraturan lanjutan segera terbit.” kehidupan budaya tetap dilindungi dan dilestarikan ”FPG akan selalu
mengawal untuk mempertahankan nilai budaya dan adat istiadat yang dijunjung tinggi masyarakat Bali, Papua, Aceh, Yogjakarta, Banten, dan lainnya.”
kata Irsyad Sudiro.
lxviii Moral Evaluation
Make Moral Judgement. Penilaian atas penyebab pro kontra Undang-undang Pornografi ini ketika pemerintah lambat dalam
menetapkan suatu Undang-undang yang dapat melindungi bangsa dan negara. Treatment Recommendation
Suggest Remedi. Berdasarkan pernyataan- pernyataan yang dituangkan dalam pro kontra Undang-undang Pornografi ini.
Republika melihat pemerintah segera mensosialisasikan kepada masyarakat secara
bijak dan tepat agar tidak terjadi kesimpangsiuran. Republika tetap mendukung atas pengesahan yang dilakukan DPR dan pemerintah karena dengan adanya
Undang-undang Pornografi akan melindungi kaum perempuan dan anak-anak. Analisis sample frame Republika kasus Pro Kontra Undang-undang
Pornografi di Media Cetak edisi 1 November 2008 dengan judul “Pembentukan UU Pornografi Demokratis”.
Kategorisasi: Hasil yang didapat melalui sistem demokrasi Dalam pembentukan Undang-undang Pornografi mengalami berbagai
rintangan dalam kontroversi dari berbagai kalangan. Namun Undang-undang Pornografi kendati pun mengalami penolakan itu pun sudah melalui proses yang
sangat signifikan. Jalan yang panjang ini yang dilakukan sudah melalui mekanisme yang demokratis di DPR.
Adapun permasalahan-permasalahan
yang ada pemerintah
akan menampung berbagai aspirasi dari berbagai kalangan. Pasal-pasal yang dianggap
multitafsir, akan dibuat PP dengan pengertian yang lebih rinci dan gamblang agar masyarakat dapat memahaminya. Pemberantasan pornografi akan tetap dilakukan
sesuai dengan bingkai aturan hukum yang berlaku.
lxix Sudah
sangat pantaslah
Undang-undang Pornografi
diterapkan dimasyarakat agar tidak terjadi sesuatu yang kita tidak inginkan. Oleh sebab itu,
sangat tepatlah aturan itu sudah ditetapkan dalam bentuk Undang-undang Pornografi.
Tabel 7 Frame Republika
dengan judul “Pembentukan UU Pornografi Demokratis”. Perangkat Frames
Penjelasan Sumber Berita
Problem Identification Melaksanakan sistem demokrasi
Yusuf Kalla Causal Interpretation
Wapres JK mendukung UU Pornografi
Hilman Rosyad Moral Evaluation
Sudah secara demokratis Hilman Rosyad
Treatment Recommendation
Mendukung UU Pornografi segera dilaksanakan
Irsad Sudiro
Problem Identification Define Problems. Frame yang dikembangkan
Republika dalam teks beritanya tentang “Pembentukan UU Pornografi
Demokratis”. Ini merupakan sistem yang berlaku melalui mekanisme demokratis. Sistem demokrasi tergantung dimana yang menerima lebih banyak ketimbang
yang menolak Undang-undang Pornografi. Undang-undang ini sudah melalui jalan yang cukup panjang sampai
akhirnya bisa terbentuk menjadi hukum yang berlaku di masyarakat. ”Ini suatu tatanan demokrasi, ada yang menerima dan ada yang menolak. Selama yang
lxx menerima lebih besar daripada yang menolak, tentu secara UU yang dibahas
sejak tiga atau empat tahun lalu ini, prosesnya sudah demokratis.” Causal Interpretation
Diagnose Causes. Dalam edisi ini Republika menuliskan berita mengenai sikap pemerintah terhadap Undang-undang
Pornografi disini dapat dilihat bahwa pemerintah sangat merespon Undang- undang ini tanpa terkecuali. Karena Undang-undang ini cukup mengakomodir
keinginan masyarakat sehingga sangat pantas menjadi Undang-undang Pornografi.
Bahkan Undang-undang ini justru melindungi keberagaman adat istiadat, ritual agama, dan seni budaya yang ada di masyarakat. Wapres mengatakan
prosenya dalam pengesahan Undang-undang Pornografi sudah melalui sistem demokratis. ”Tentu akan dibuat PP dengan baik sehingga tidak menimbulkan
masalah. UU inikan prinsip-prinsip pokoknya.” dan dalam ”draftnya lebih
akomodatif.” kata Wapres Jusuf Kalla.
Moral Evaluation Make Moral Judgement. Republika menilai Undang-
undang ini memang perlu adanya pemahaman yang berarti sehingga nantinya tidak menjadi Undang-undang yang multitafsir dikalangan masyarakat. Dan juga
pemerintah harus tegas dan penuh perhatian Undang-undang Pornografi dalam jangkauan luas, yaitu produksi, distribusi, dan pendanaan produk pornografi.
Sehingga sistem yang dilakukannya sudah demokratis. Treatment Recommendation
Suggest Remedis. Soal pelaksanaan aparat hukum harus digerakkan agar tidak terjadi sesuatu yang kita tidak inginkan
keterlibatan masyarakat dalam mengantisipasi fenomena pornografi dan komersialisasi seks yang terus berkembang sampai saat ini.
lxxi Analisis sampel frame Republika kasus Pro Kontra Undang-undang
Pornografi di Media Cetak edisi 2 November 2008 dengan judul “Walk Out, Berdampak Buruk Bagi PDIP dan PDS”.
Kategorisasi: Pengesahan Undang-undang Pornografi terlalu tergesah- gesah.
Aksi keluar walk out yang dilakukan oleh F-PDIP dan F-PDS merupakan aksi penolakan terhadap Undang-undang Pornografi. Walaupun penolakan yang
dilakukan F-PDIP dan F-PDS merupakan aksi yang dapat merugikan bagi partainya. Karena menjelang pemilu dapat diperkirakan masa pendukung pemilu
2009 berkurang masyarakat yang selama ini mendukung disahkannya RUU Pornografi menjadi Undang-undang Pornografi bisa saja masyarakat menggalang
kekuatan untuk tidak mendukung kedua parpol itu dalam pemilu 2009. Ini juga dapat menggambarkan sikap kedua partai yang kurang cerdas
dalam melakukan aksi penolakan sampai melakukan keluar ruangan dalam pengesahan Undang-undang. Dalam realitas yang ada justru masyarakat
menginginkan adanya Undang-undang itu untuk melindungi moral bangsa. Terkait dengan hal itu pemerintah dan DPR didesak untuk pengesahan Undang-
undang Pornografi yang dilakukan secara bijak dan tepat. Tabel 8
Frame Republika dengan judul “Walk Out, Berdampak Buruk Bagi PDIP dan
PDS” Perangkat Frames
Penjelasan Sumber Berita
Problem Identification Menentang aksi walk out
Warjio MA Causal Interpretation
Warjio, MA mengecam aksi Warjio MA
lxxii walk out
Moral Evaluation Menggalang
pemilu 2009
dalam pengesahan
UU Pornografi
Warjio MA
Treatment Recommendation
Sosialisasi secara bijak dan tepat
Warjio MA
Problem Identification Define Problems. Frame yang dikembangkan
dalam teks beritanya “Walk Out, Berdampak Buruk Bagi PDIP dan PDS”, dilihat kedua fraksi ini masih mementingkan diri sendiri dan kelompok padahal disatu
sisi banyak yang mendukung Undang-undang Pornografi. Sikap ini dinilai masih rentan dengan pengaruh-pengaruh luar yang tidak mengerti arti dan tujuan
dibuatnya Undang-undang Pornografi. Alasan-alasan yang dibuat juga merupakan alasan yang tidak logis dalam
berdemokrasi yang tidak mau mendengarkan aspirasi banyak orang. Inilah yang cenderung menyalahi aturan yang terlalu tergesah-gesah tanpa mementingkan
banyak orang yang masih menginginkan Undang-undang Pornografi ini. Causal Interpretation
Diagnose Causes. Keberadaan Rancangan Undangt-undang Pornografi menjadi Undang-undang Pornografi ini diyakini
masyarakat mau menerimanya. Kedua fraksi yang menolaknya menjadi kehilangan jalan karena bisa saja di pemilu 2009 suara atau pendukung dari F-
PDIP dan F-PDS kehilangan massa pendukung penolakan kedua fraksi terkesan mereka mendukung kepentingan bisnis berbau pornografi.
Moral Evaluation Make Moral Judgement. Tindakan yang diambil oleh
kedua fraksi itu melambangkan tidak cerdasam berdemokrasi. Karena dia tidak melihat realitas yang ada padahal saat ini masyarakat butuh akan Undang-undang
lxxiii Pornografi karena dengan Undang-undang ini dapat melindungi dirinya terutama
anak-anak dan perempuan dari kejahatan. Treatment Recommendation
Suggest Remedis. Oleh sebab itu, pemerintah segera membuat suatu keputusan dimana keputusan itu harus disikapi secara bijak
dan tepat
terutama pada elemen masyarakat agar kesimpangsiuran,
keselahpahaman, dan politisasi atas Undang-undang tersebut tidak terjadi lagi. Dan masyarakat juga memiliki kesadaran pribadi dan jeli dalam bertindak untuk
tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri akibat mengkonsumsi, mendistribusikan, dan memproduksi pornografi.
Analisis sampel frame Republika kasus Pro Kontra Undang-undang Pornografi di Media Cetak edisi 3 November 2008 dengan judul “UU Pornografi
tidak Hilangkan Budaya”. Kategorisasi: Pro kontra keberadaan Undang-undang Pornografi
Walaupun Undang-undang Pornografi telah disahkan oleh DPR tetap saja picu permasalahan yang ada. Disitu dalam Undang-undang Pornografi bukan
untuk disintegrasi terhadap bangsa apabila ada yang bilang Undang-undang ini dapat membuat disintegrasi bangsa itu hanya berlebihan.
Karena dalam Undang-undang Pornografi ini tidak untuk membatasi atau menghilangkan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Bahkan, Undang-
undang ini justru melindungi keberagaman budaya, adat istiadat, ritual agama, dan seni budaya yang ada di masyarakat.
Dalam pro dan kontra di masyarakat merupakan suatu hal yang biasa karena sesuatu yang baru atau peraturan yang baru di mata masyarakat merupakan
lxxiv hal yang aneh. Disisi lain, masyarakat harus bisa menyesuaikan keadaan-keadaan
yang ada. Sehingga lambat laun masyarakat dapat menerima dengan adanya Undang-undang ini.
Produk Undang-undang Pornografi adalah sebuah keputusan politik yang sudah memenuhi prosedur dan mekanisme untuk disahkan menjadi produk
hukum. Dan Undang-undang ini sifatnya mengacu pada peraturan yang berbau dengan pornografi yang sudah masuk ke pelosok daerah yang dapat merusak
moral bangsa. Mulai saat ini kita dapat menghilangkan hal-hal yang negatif dari keterpurukan yang ada pada bisnis pornografi.
Tabel 9 Frame Republika
dengan judul “UU Pornografi tidak Hilangkan Budaya”. Perangkat Frames
Penjelasan Sumber Berita
Problem Identification Kesalahpahaman
Mohammad Nuh Causal Interpretation
Menkoinfo tidak perlu khawatir dengan Undang-undang Pornografi
Mohammad Nuh Moral Evaluation
Sudah melakukan uji publik Mohammad Nuh
Treatment Recommendation
Undang-undang Pornografi untuk menyelamatkan moral bangsa
Mohammad Nuh
Problem Identification Define Problems. Frame Republika masih
menyoroti berita seputar Undang-undang Pornografi kali ini masih menjadi kekhawatiran masyarakat akan timbul dampak negatif yang tidak diinginkan oleh
banyak pihak. Argumen-argumen yang muncul terkait disahkannya Undang- undang Pornografi akan menjadi naungan perpecahan hingga timbul disintegrasi
bangsa dan juga dapat menghilangkan keragaman budaya yang ada di Indonesia.
lxxv Dalam penegasan yang disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika
Menkominfo, Mohammad Nuh menyatakan Undang-undang Pornografi yang akan menimbulkan disintegrasi bangsa dan menghilangkan keragaman budaya
dinilai terlalu berlebihan. Justru Undang-undang ini tidak hilangkan budaya masyarakat yang ada di Indonesia. Akan tetapi, Undang-undang Pornografi dibuat
dengan tujuan menyelamatkan moral bangsa dari pengaruh pornografi. Munculnya pro kontra yang ada di masyarakat adalah sesuatu hal yang sudah
biasa. Causal Interpretation
Diagnose Causes. Rubrik ini Republika menggali dan meluruskan masalah-masalah yang berkembang mengenai pengaruh dari
disahkannya Undang-undang Pornografi. Dalam judul yang diturunkan Republika bahwa “UU Pornografi tidak hilangkan budaya”. Dalam edisi tersebut Republika
memaparkan kronologi tidak hilangnya budaya. Seperti apa yang dikatakan oleh Mohammad Nuh masyarakat tidak usah
bingung dengan Undang-undang ini karena Undang-undang Pornografi bukan menjadi ajang perpecahan bangsa dan hilangnya keragaman budaya malah
Undang-undang Pornografi tersebut melindungi masyarakat. Moral Evaluation
Make Moral Judgement. Republika menilai kasus yang terjadi dengan Undang-undang Pornografi merupakan wujud masyarakat yang
kurang dengan sosialisasi informasi dan belum tahu benar maksud dan tujuan Undang-undang Pornografi dibuat sehingga timbul anggapan-anggapan yang
sebenarnya tidak mungkin terjadi. Pemerintah selaku pelaksana Undang-undang, akan melakukan sosialisasi
dan menerbitkan peraturan pemerintah PP, peraturan menteri permen sehingga
lxxvi aturan PP-nya bisa lebih fleksibel bagi daerah-daerah yang menolak Undang-
undang ini. Treatment Recommendation
Suggest Remedis. Undang-undang Pornogarfi tidak membunuh budaya akan tetapi melindungi moral bangsa dari pengaruh-
pengaruh yang negatif dengan tujuan menyelamatkan moral masyarakat, bangsa, dan Negara. Dan menjadi sebuah payung hukum dan disertai dengan peraturan
yang detail mengenai pornografi. Suka atau tidak suka, masyarakat berkewajiban menaati peraturan yang telah dibuat dalam bentuk Undang-undang. Karena
Undang-undang ini sudah melakukan uju publik ke daerah terutama Bali yang menolak keras keberadaan Undang-undang tersebut.
Analisis sampel frame Republika kasus Pro Kontra Undang-undang Pornografi di Media Cetak edisi 5 November 2008 dengan judul “Gubernur Bali
Dianggap Tak Pahami Undang-undang”. Kategorisasi: Tidak bisa menjalankan Undang-undang sepenuhnya.
Undang-undang Pornografi sudah disahkan, namun masih muncul saja penolakan yang terjadi terkait dengan hal substansi dan proseduralnya. Gubernur
Bali I Made Mangku Pastika, belum faham benar tentang Undang-undang ini. Karena menurut Gubernur Bali mengatakan dia masih kesulitan dalam
melaksanakan Undang-undang Pornografi karena kendatipun begitu hukum itu sifatnya mengikat kepada peraturan yang telah ditetapkan. Tapi, warga Bali
sendiri pun masih belum bisa menerima sepenuhnya dengan pengesahaan Undang-undang Pornografi.
lxxvii Dalam hal ini seharusnya Gubernur Bali bisa berkoordinasi dengan
pemerintah pusat dalam pelaksanaan maupun implementasi dari Undang-undang itu peraturan pemerintah. Sehingga Gubernur Bali tidak menggambarkan dirinya
sebagai pembangkang atas penolakan Undang-undang ini. Masalah pelaksanaan Undang-undang Pornografi seharusnya dia dapat
berkoordinasi dengan pemerintah pusat sehingga bisa memberikan alasan- alasannya mengapa dia menolak maupun terkait dengan keadaan kondisi Bali
sehingga peraturan PP-nya bisa lebih fleksibel untuk Bali.
Tabel 10 Frame Republika
dengan judul “Gubernur Bali Dianggap Tak Pahami Undang- undang”
Perangkat Frames Penjelasan
Sumber Berita
Problem Identification Tidak pahami aturan
Hencky Causal Interpretation
Hengcky menanggapi pernyataan Gubernur Bali
Hencky
Moral Evaluation Tidak
mengerti Undang-undang
Pornografi sehingga
tidak bisa
menjalankan dengan sepenuhnya Hencky
Treatment Recommendation
Fleksibilitas Hencky
Problem Identification Define Problems. Dalam frame rubrik ini,
Republika menyoroti yang tertuang dalam judul “Gubernur Bali Dianggap tak
lxxviii Pahami Undang-Undang”. Seharusnya tidak ada pernyataan tidak mampu
menerapkan Undang-undang Pornografi yang dilakukan oleh Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika.
Kalau Gubernur Bali mengalami kesulitan dalam menerapkan Undang- undang Pornografi semestinya gubernur dapat berkoordinasi dengan pemerintah
pusat dalam melaksanakan maupun implementasi dari Undang-undang itu ke peraturan pemerintah. Aturan Peraturan Pemerintah PP mengenai Undang-
undang Pornografi bisa lebih fleksibel untuk Bali. Causal Interpretation
Diagnose Causes. Edisi ini Republika menerangkan dan memberi penjelasan kepada Gubernur Bali mengenai Undang-undang
Pornografi. Edisi ini menggambarkan bagaimana seorang gubernur tidak boleh mengatakan tidak mampu melaksanakan Undang-undang. Karena dia juga
sebelumnya anggota kepolisian yang mampu dan mengetahui permasalahan Undang-undang. Namun atas dasar alasan yang tidak masuk akal karena
seharusnya dia bisa berkoordinasikan dengan pemerintah pusat. Moral Evaluation
Make Moral Judgement. Republika melihat bahwa Gubernur tidak mematuhi aturan karena dia tidak berkoordinasi dengan
pemerintah pusat mengenai pelaksanaan aturan teknis dalam PP-nya dan juga berikan mengapa dia tidak bisa menjalankan Undang-undang ini sepenuhnya,
terkait dengan kondisi Bali. Sehingga dia dapat berlaku cerdik seharisnya dia tidak membangkang dengan tidak mengetahui aturan yang ada. Karena Undang-
undang ini sifatnya lebih mengikat bagi setiap warga Negara Indonesia. Treatment Recommendation
Suggest Remedis. Koordinasi dengan pemerintah pusat harus dilakukan sehingga pemerintah pusat dapat mengetahui
lxxix keluhan-keluhan yang terkait dengan masyarakat Bali yang diwakili atas nama
Gubernur Bali. Republika
secara tidak langsung mengajukan penyelesaian masalah ini dengan berkoordinasikan melalui pemerintah pusat. Apabila Gubernur Bali tidak
melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat berarti gubernur dianggap tidak cerdik dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada. Setelah melihat keluhan
yang ada aturan PP-nya bisa lebih fleksibel untuk Bali.
3. Analisis Perbandingan Framing Media Indonesia dan Republika