Pembatasan dan Masa berlakunya Hak Cipta.

2. Sedangkan aransemen adalah : karya tambahan yang disusun sebagai hiasan terhadap komposisi yang sudah ada sebelumnya, agar dapat disajikan lebih menarik. 3. Lirik adalah : kata – kata atau syair yang dinyanyikan. Dengan demikian objek hak cipta khususnya lagu dalam hal ini sangat menekankan pada hasil karya manusia dan bukan akibat yang ditimbulkannya. Telah dijelaskan dalam pasal 12 Undang – undang Hak Cipta No 19 Tahun 2002, karya lagu diartikan sebagai karya yang bersifat utuh sekalipun terdiri dari unsur – unsur melodi, lirik dan aransemen termasuk notasi. Dengan pengertian utuh dimaksudkan bahwa lagu atau musik itu merupakan satu karya cipta sehingga dengan demikian hak cipta atas ciptaanya itu hanya satu, walaupun tidak tertutup kemungkinan pembuatan karya tersebut terdiri lebih dari satu orang. 31

E. Pembatasan dan Masa berlakunya Hak Cipta.

Sama dengan pemberian hak milik terhadap benda berwujud, pemberian hak milik terhadap hak cipta yang bersifat tidak berwujud juga mendapatkan pembatasan – pembatasan sehingga pengertian hak milik dalam pengertian yang mutlak memang tidak dikenal lagi jaman sekarang ini. Adapun pembatasan ini dilakukan karena adanya kepentingan umum atau hak masyarakat yang berkaitan dengan objek hak tersebut. Dengan pembatasan ini diharapkan akan terjadi keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum. 31 J.C.T Simorangkir, Undang-undang hak Cipta, 1987, hal 30 Universitas Sumatera Utara Kepentingan pencipta adalah mendapatkan keuntungan komersil dari ciptaanya, sedangkan kepentingan masyarakat adalah mendapat kemudahan informasi. Beberapa pasal dalam Undang – undang Hak Cipta mengatur pembatasan hak cipta seperti pada pasal 48 Undang – undang Hak Cipta ini berlaku untuk ciptaan domestik dan luar negeri. Undang – undang ini berlaku terhadap semua ciptaan dan hak yang berkaitan dengan hak cipta : 1. Warga Negara, penduduk, dan badan hukum Indonesia; 2. Bukan warga Negara Indonesia, bukan penduduk Indonesia dan bukan badan hukum Indonesia atau diumumkan di Indonesia dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari sejak ciptaan itu diumumkan untuk pertama kali diluar Indonesia; 3. Bukan warga Negara Indonesia, bukan penduduk Indonesia, dan bukan badan hukum Indonesia dengan ketentuan : 4. Negaranya mempunyai perjanjian bilateral mengenai perlindungan hak cipta dan hak – hak yang berkaitan dengan hak cipta dengan Negara Republik Indonesia; atau 5. Negaranya dan Negara Republik Indonesia merupakan pihak peserta dalam suatu perjanjian multirateral yang sama mengenai perlindungan hak cipta dan hak – hak yang berkaitan dengan hak cipta. 32 32 Republik Indonesia, Op.cit, hal 48 Universitas Sumatera Utara Pembatasan pemberian izin penggunaan diatur dalam pasal 15 Undang – undang Hak Cipta yang menentukan sumbernya harus disebutkan dengan lengkap maka tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta dalam hal : a. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk keperluan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik dan tinjauan suatu masalah dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta. b. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan pembelaan di dalam dan di luar pengadilan; c. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan : 1. Ceramah yang semata – mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; 2. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta. d. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam huruf braile guna keperluan para tunanetra, kecuali jika perbanyakan itu bersifat komersil; e. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apapun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan. Pusat dokumentasi yang non-komersil, semata – mata untuk keperluan aktifitasnya. Universitas Sumatera Utara f. Perubahan yang dilakukan atas karya arsitektur seperti ciptaan bangunan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis g. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program semata – mata untuk digunakan sendiri. 33 Pembatasan hak cipta lainnya dilakukan dengan mekanisme lisensi wajib compulsary licensing dimana lisensi ini lahir dari perundang – undangan bukan perjanjian, hal ini diatur dalam pasal 16 Undang – undang Hak Cipta. Secara umum pengertian terhadap compulsary licensing dapat dipahami sebagai lesensi paksa, dimana seseorang atau sebuah badan hukum menggunakan suatu karya cipta tanpa izin dari penciptanya, akan tetapi dianggap tidak melanggar hukum karena memenuhi standar pembayaran sebagaimana diatur dalam perundang – undangan yang berlaku. Lembaga compulsary licensing ini diatur secara khususnya dalam Undang – undang Hak Cipta. Dengan demikian dimaksudkan tujuan yang hendak dicapai untuk kepentingan ekonomi dapat tetap dilakukan tanpa harus melanggar perlindungan hak cipta. Pembatasan hak cipta dalam UUHC ini sejalan dengan Konvensi Hak Cipta Sedunia Universal Copyrights Convention tahun 1952 didalam pasal V. Dimana dalam pasal V dikatakan bahwa hak untuk melakukan penerjemahan diberikan pertama sekali kepada penciptanya, namun setiap Negara peserta dapat 33 Republik Indonesia, Op.cit, pasal 14 Universitas Sumatera Utara menentukan sendiri pembatasan – pembatasan lain dalam Undang – undang nasionalnya. 34 Secara umum Undang – undang Hak Cipta membagi perlindungan hak cipta kedalam 3 kelompok, dimana dalam ketentuan pasal 28B Undang – undang Pembatasan mengenai jangka waktu perlindungan hak cipta berbeda dari suatu jenis ciptaan dengan jenis ciptaan lainnya, yang umumnya didasarkan pada kepentingan bisnis yang dapat diperoleh oleh penciptanya sehubungan dengan “hak ekonomi” seperti yang telah diungkapkan pada bab terdahulu. Lama tidaknya disesuaikan dengan kepentingan ekonomi dari penciptanya yang telah melakukan investasi waktu, tenaga, pikiran keahlian atau juga dana dalam menghasilkan suatu ciptaan. Dimana diharapkan pencipta akan memperoleh penggantian terhadap pengorbanan dalam menghasilkan suatu ciptaan. Namun tetap saja jangka waktu perlindungan hak cipta disesuaikan dengan hak masyarakat atau kepentingan umum. Dimana perlu adanya keseimbangan antara hak pribadi pencipta untuk memonopoli unutk jangka waktu tertentu dan hak masyarakat untuk menikmati hasil ciptaan dengan mudah. Bila jangka waktu terlalu singkat dikhawatirkan belum cukup pergantian pengorbanan dalam menciptakan ciptaan itu, bila terlalu lama maka akan menghambat masyarakat untuk mendapatkan ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan sastra. 34 Sudargo Gautama, Pembaharuan Undang-undang Hak Cipta 1997, PT Citra Aditya Bakti, Bandung 1997, hlm 74 Universitas Sumatera Utara Hak Cipta yang baru menegaskan bahwa tanggal 1 Januari sebagai dasar perhitungan jangka waktu perlindungan hak cipta. Hal ini dimaksudkan semata – mata untuk memudahkan perhitungan berakhirnya jangka waktu perlindungan. Titik tolaknya adalah tanggal 1 Januari tahun berikutnya atau tahun berjalan setelah ciptaan tersebut diumumkan, diketahui oleh umum, diterbitkan atau pencipta meninggal dunia. 35 1. Seumur hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 lima puluh tahun setelah pencipta meninggal dunia. Dan jika penciptanya 2 orang maka ukuran yang dipakai adalah pencipta yang paling lama hidupnya. Ciptaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah : Perincian jangka waktu tertentu tersebut ialah : a. Buku, program computer, pamphlet, susunan perubahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya. b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lainnya yang diwujudkan dengan cara diucapkan. a. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan ilmu pengetahuan. c. Ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, termasuk karawitan dan rekaman suara. d. Drama, tari koreografi, pewayangan, pantonim e. Karya pertunjukan f. Karya siaran 35 Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 2679, psl 28B Universitas Sumatera Utara g. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, seni terapan yang berupa seni kerajinan tangan. h. Arsitektur i. Peta j. Seni batik k. Fotografi l. Sinematografi m. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, dan karya lainnyadari hasil pengalihwujudan. 36 2. Selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan. Dalam kategori ini terdiri dari b. Program Komputer c. Sinematografi d. Rekaman suara e. Karya pertunjukan f. Karya siaran g. Semua yang disebutkan pada angka 1 di atas yang dimiliki atau dipegang oleh suatu badan hukum h. Ciptaan yang hak ciptaanya dipegang penerbit karena tidak diketahui penciptanya atau pada ciptaan tersebut hanya tertera nama samara 36 Republik Indonesia, Op.cit, pasal 26 Universitas Sumatera Utara sebagaimana diatur dalam Pasal 10 A ayat 2 Undang – undang Hak Cipta. i. Ciptaan yang dipegang Negara untuk kepentingan penciptaany, apabila tidak diketahui penciptanya dan belum diterbitkan. Perhitungan jangka waktunya dimulai pada saat pertama kali diketahui umumnya. 3. Selama 25 tahun sejak pertama kali diumumkan. Tercakup didalamnya adalah a. Fotografi b. Saduran bunga rampai dan karya lainnya dari hasil pengalihwujudan c. Karya seni susunan perwajahan karya tulis yang diterbitkan yang dihitung sejak pertamakali diterbitkan. 37

F. Pendaftaran Hak Cipta