Upaya-upaya Perlindungan Hak Cipta 1. Seluk-beluk pembajakan Karya Rekaman Suara di Indonesia.

kemudahan-kemudahan mendapat peralatan canggih untuk penggandaan karya rekaman secara mekanis, praktek pembajakan karya rekaman dapat berlangsung dengan biaya murah dan dalam waktu yang singkat. Saat ini untuk menggandakan karya rekaman dengan hasil yang baik dalam waktu singkat, hampir tidak diperlukan keahlian khusus, sehingga setiap orang dapat melakukannya.

C. Upaya-upaya Perlindungan Hak Cipta 1. Seluk-beluk pembajakan Karya Rekaman Suara di Indonesia.

Bentuk-bentuk pembajakan karya rekaman suara di Indonesia terbagi atas 3tiga kategori yaitu : a. Pengadaan karya rekaman suara ilegal yang dilakukan di Indesia, atas lagu-lagu nasional maupun lagu-lagu asing dan diedarkan dalam wilayah hukum Indonesia. b. Penggandaan karya rekanman atas lagu-lagu asing yang dilakukan diluar negeri secara ilegal, akan tetapi diedarkan dalam wilayah hukum Indonesia. c. Penggandaan karya rekaman atas lagu-lagu Indonesia secara ilegal yang dilakukan diluar negeri, akan tetapi diedarkan dalam wilayah hukum Indonesia. Wilayah-wilayah yang dianggap rawan pembajakan adalah jawa dan Sumatera. Aktivitas pembajakan terbesar terjadi di beberapa wilayah seperti Surabaya Jawa Timur dimana hasil bajakan dari kota tersebut biasanya Universitas Sumatera Utara didistribusikan ke wilayayah Indonesia Timur, Jawa Barat, Jakarta, Padang, Palembang dan Medan. Daerah Jawa yang dianggap rawanb pembajakan adalah Jakarta dengan jalur distribusi yang tidak terbatas, mengingat kondisi Jakarta sebagai sentral ekonomi. Sedangkan aktifitas pembajakan di Medan masih tergolong kecil, karena Medan merupakan daearah distribusi para pembajak di daerah lain. Satu hal yang sangat memprihatinkan saat ini adalah peredaran lagu-lagu Indonesia yang sangat populer di masyarakat dalam bentuk CD hasil bajakan yang dibuat persis sama dengan asli bentuk pembajakan Couterfeit.

2. Usaha-usaha yang dilakukan ASIRI dalam menanggulangi pembajakan karya rekaman.

Sejak awal mulanya Asosiasi ini terbentuk, awal Februari 1978, kegiatan anti pembajakan atas karya rekaman suara sidah menjadi fokus utama. Hal ini didasari oleh salah satu pokok pemikiran tentang pendirian Asosiasi, yaitu untuk membrantas kejahatan atas karya rekaman suara oleh sebab itu kegiatan anti pembajakan karya suara terus bejalan sampai saat ini, tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan industri rekaman itu sendiri. Satu hal yang perlu dicatat dalam kegiatan ASIRI melaksanakan program anti pembajakan adalah, bahwa ASIRI sebagai satu-satunya Asosiasi Industri Rekaman di Indonesia selalu melakukan kegiatan sejalan dengan pengaturan Undang-undang. Sehingga dalam setiap operasi anti pembajakan yang dilancarkan ASIRI, tidak hanya menyangkut karya rekaman nasioanl, tetapi sekaligus meliputi karya rekaman asing yang mendapat perlindungan di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Khusus untuk pembajakan atas karya rekaman asing, dibutuhkan konsentrasi yang lebih dan melibatkan beberapa orang ahli. Mengingat penanganan atas pembajakan karya rekaman asing menuntut adanya perhatian khusus, demi tecapainya akurasi dalam penyidikan perkara. Sebagai contoh, jika perkara sudah diajukan ke pengadilan, maka pihak Kejaksaan harus didukung oleh bukti-bukti kepemilikan yang sah atas suatu karya rekaman asing. Hal ini berarti ASIRI harus mempersiapkan terjemahan lisensi atas karya rekaman suara kedalam bahasa Indonesia, atau menghubungi langsung pemegang hak cipta jika ternyata tidak ada pemegang lisensi di Indonesia. Operasi anti pembajakan ASIRI dilakukan setiap hari sepanjang tahun untuk seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena sejak tahun 1994 ASIRI membentu Team Anti Pembajakan Karya Rekaman Suara yang bersifat permanen yang tidak terpengaruh oleh pergantian Pengurus Asosiasi dan terdiri dari tenaga-tenaga profesional yang bekerja untuk Asosiasi. Selain kegiatan-kegiatan intensif, ASIRI juga melakukan usaha-usaha prevektif untuk menanggulangi pembajakan atas karya rekaman suara, diantaranya : a. Bekerja sama dengan Direktorat pajak dalam hal melakukan control sticker Ppn sejak tahun 1994 setiap permintaan sticker Ppn harus mendapat rekonmendasi dari ASIRI. Sehingga kesempatan untuk mengedarkan kaset bajakan sangat tipis. b. Mengadakan penyuluhan terhadap para penjual kaset di daerah-daerah. Universitas Sumatera Utara c. Menerbitkan sertifikat atas dasar penyataan yang ditandatangani agen dan toko-toko kaset seluruh Indonesia, untuk tidak menjual kasetCD yang tidak resmi atau hasil bajakan. d. Mengingat bahwa pangsa pasar kaset bajakan adalah masyarakat golongan menengah ke bawah, dengan jangkauan daya beli yang rendah maka ASIRI mendukung peredaran kaset-kaset untuk kelas ekonomi dimana kaset rekaman dapat dijual dalam harga lebih murah tetapi resmi dan tidak melanggar hukum. e. ASIRI aktif mengikuti pertemuan tentang masalah Counterfeit dan Anti Piracy Raids. f. ASIRI aktif memberi pembekalan bagi jajaran Kepolisian di daerah bekerja sama dengan Kadit Serse setempat serta memberikan pembekalan berkala di Pusdikres Intel Mengamendung. g. Aktif sebagai peneliti maupun Narasumber dalam proyek-proyek penelitian Badan Pembinaan Hukum Nasional BPHN yang menyangkut perlindungan danm penegakan hukum Hak Cipta untuk karya rekaman suara. h. Ikut dalam seminar-seminar yang diselenggarakan oleh Kejaksaan Agung serta kegiatan serupa yang diadakan Departemen Kehakiman untuk para Hakim Tinggi seluruh Indonesia. Universitas Sumatera Utara

3. Kendala-kendala dalam menanggulangi pelanggaran Hak Cipta atas karya rekaman.

Sebagaimana lazimnya setiap usaha penanggulangan tindak kejahatan, upaya-upaya yang dilakukan ASIRI dalam melaksanakan program anti pembajakan juga mengalami banyak benturan-benturan dalam pelaksanaannya. Sebagai sebuah negara kepulauan, pelaksanaan operasi anti pembajakan karya rekaman suara di Indonesia sudah tentu mengalami kesulitan dalam konteks geografis. Pelaksanaan program harus dilakukan secara menyeluruh walaupun tempat kejadian perkara kadangkala terletak sangat jauh dari Jakarta. Hambatan ini timbul tidak hanya dalam bidang penyidikan akan tetapi juga timbul pada saat suatu perkara pembajakan karya rekaman disidangkan di pengadilan. Hambatan geografis diatas selain menuntut konsentrasi serta tenggang waktu yng lebih lama dalam pelaksanaan satu rangkaian operasi juga menuntut biaya yang sangat besar. Terutama dalam memberikan kesaksian pada tahap penyidikan maupun dalam persidangan. Sejauh ini upaya-upaya yang dilakukan ASIRI untuk mengatasi kendala geografis tersebut adalah dengan cara mewujudkan jaringan kerja baik di bidang informasi maupun bidang penyidikan untuk seluruh provinsi di Indonesia. Misalnya untuk melancarkan suaru operasi anti pembajakan karya rekaman suara ASIRI menjalin kerjasama dengan Kepolisian setempat. Untuk kepentingan kesaksian dalam tahap penyidikan, berdasarkan pengalaman selama ini, ASIRI dapat berkerja sama dengan saling mendukung dengan para anggota kepolisian di daerah. Aga penyidikan berjalan lebih efisien Universitas Sumatera Utara maka biasanya dalam suatu kasus pembajakan yang terjadi di daerah, para penyidik dari daerah tersebut didatangkan ke Jakarta atas biaya ASIRI dan melakukan pengambilan sumpah maupun pengambilan keterangan saksi yang terdiri dari Pencipta Lagu, Penyanyi, Musisi maupun Produser rekaman sebagai pemegang hak atas karya rekaman suara. Hal ini terbukti sangat efisien dari segi waktu dan biaya, jika dibandingkan kondisi dimana para saksi harus berangkat ke daerah untuk memberikan kesaksian dalam mendukung penyidikan atas suatu kasus pembajakan. Selain hal diatas yang dihadapi dalam proses persidangan di luar Jakarta bukanlah hal yang ringan. Dalam sistem hukum di Indonesia setiap perkara harus disidangkan di pengadilan yang membawahi wilayah tempat kejadian perkara Locus Delicti, sehingg dalam memberikan kesaksian di persidangan para saksi harus berangkat ke daearah dimana persidangan dilaksakana. Hambatan utama dalam persolan ini adalah masalah waktu dan biaya, karena transaksi terdiri dari pencipta lagu, penyanyi maupun produser rekaman yang mempunyai jadwal kesibukan yang tidak tetap. Sangat sulit rasanya mengharapkan seorang penyanyi yang sudah terikat kontrak untuk tampil di panggung pertunjukan mau meluangkan waktu dan membatalkan kontrak tersebut demi memberikan kesaksian di daerah di luara Jakarta atas suatu kasus pembajakan karya rekaman suara. Persoalan biaya merupakan hal pelik, karena dalam kenyataannya sangat sulit untuk menjawab pertanyaan tentang siapa yang akan menanggung semua biaya para saksi yang harus menghadiri persidangan di daerah. Universitas Sumatera Utara Selama ini jalan keluar yang ditempuh oleh ASIRI terhadap persoalan di atas adalah dengan menanggung semua biaya yang diperlukan untuk kepentingan penanggulangan pembajakan atas karya rekaman suara baik di Jakarta sendiri maupun dilur Jakarta, mulai dari membiayai para informan yang mencari informasi tentang aktifitas pembajakan sampai dengan menghadirkan para saksi di pengadilan. Satu hal lain yang juga menjadi pemikiran utama ASIRI adalah upaya untuk menyebarluaskan tentang berbagai kasus pelanggaran hak atas karya rekaman suara yang terjadi. Bagaimanapun hal ini sangat diperlukan untuk memasyarakatkan kepedulian masyarakat terhadap perlindungan HAKI. Dalam hal penyelenggaraan berita ASIRI sangat didukung oleh para wartawan dari berbagai media massa terutama medica cetak dan televisi, sehingga informasi yang hendak disampaikan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik. Dalam perkembangan terakhir di industri rekaman nasional, ternyata muncul kendala-kendala baru yang sangat memberatkan bagi pelaksanaan program anti pembajakan karya rekaman suara. Salah satunya adalah sangat rawannya penyeludupan phonogram ke wilayah Indonesia dalam bentuk kaset kosong, CDLD yang sudah berisi rekaman suara. Kondisi diatas berakibat langsung terhadap industri rekaman nasional, karena dalam kenyataannya banyak beredar CD hasil bajakan di luar Indonesia yang dijual dalam pasaran Nasional. Sedangkan penyelundupan kaset kosong Universitas Sumatera Utara sebagian besar merupakan suplai terhadap pelaku-pelaku pembajakan karya rekaman di dalam negeri. Khusus masalah tekahir ini sudah selayaknya mendapat pemikiran dan perhatian yang lebih serius dari berbagai pihak, baik dari kalangan masyarakat sendiri. Karena jika masalah ini dibiarkan terus berkembang maka usaha penanggulangan pelanggaran hak cipta atas karya rekaman suara yang selama ini sudah dilaksanakan dengan susah payah, akan menjadi percuma. Sebab ternyata phonogram-phonogram hasil bajakan, baik dalam bentuk kaset, CDLD tetap beredar dan mempunyai pasar sendiri dalam masyarakat kita. Sudah saatnya sekarang ini perlindungan atas karya rekaman suara menjadi renungan bagi bebagai pihak, agar dapat diantisipasi dengan lebih baik sebelum kemajuan teknologi mengetahui kita dengan berbagai macam kemungkinan-kemungkinan pembajakan karya rekaman suara dalam bentuk lain.

D. Hak Cipta dan Pengembangan Teknologi Yang Pesat