BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA
A. Pengertian Hak Cipta
Hak Cipta merupakan istilah populer di dalam masyarakat. Walaupun pemahaman tentang ruang lingkup pengertiannya tidaklah sama pada setiap orang
karena berbeda tingakt pemahaman tentang istilah itu. Akibatnya di dalam masyarakat sering terjadi kesalahpahaman didalam member arti sehingga
menimbulkan kerancuan dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar. Dalam masyarakat isitilah hak cipta ini sering dikacaukan dengan hak-hak atas kekayaan
intelektual lainnya seperti paten dan merek. Seolah-olah pengertian hak cipta cukup luas meliputi keseluruhan ciptaan manusia.
Pengertian hak cipta itu sendiri terdiri dari dua kata ``hak’’ dan ``cipta’’. Kata ``hak’’ yang sering dihadapkan dengan kata ``kewajiban’’ adalah suatu
kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas unutk digunakan atau tidak. Sedangkan kata ``cipta’’ tertuju pada hasil
kreasi manusia dengan menggunakan sumber daya yang ada padanya berupa pikiran, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman. Oleh karena itu, hak cipta
berkaitan erat dengan intelektualita manusia itu sendiri berupa hasil kerja ratio. Pengaturan Hak Cipta yang dimiliki oleh Indonesia saat ini memiliki
sejarah yang panjang. Lebih dari 70 Tahun lamanya perlindungan Hak Cipta berada dibawah naungan Undang – undang ciptan Belanda, baru kemudian pada
Tahun 1982 kita baru memiliki Undang – undang sendiri yaitu Undang – undang No. 6 Tahun 1982. Namun seiring dengan waktu sejak Undang – undang tersebut
14
Universitas Sumatera Utara
diberlakukan ternyata hasilnya tidak seperti yang diharapakan sesuai dengan maksud awal penciptaanya.
Sebagai pemharuan atas Undang – undang No. 6 Tahun 1982, lahirlah Undang No. 7 tahun 1987, begitupun persoalan hak cipta belum dianggap tuntas.
Para pencipta masih merasakan kekurangan akan kepastian hak. Maka lahirlah Undang – undang No. 12 tahun 1997. Seiring dengan waktu, kebutuhan kepastian
hukum pun bertambah dengan kemajuan jaman makan pada akhirnya dikeluarkanlah Undang- undang No. 19 Tahun 2002, yang lebuih memperbaharui
Undang – undang yang terdahulu yang diharapkan memberikan perlindungan hukum yang lebih memadai dan diundangkan pada bulan Juli 2002 tetapi baru
mengikat pada tanggal 29 Juli 2003, dua belas bulan setelah diundangkan. Pengertian Hak Cipta sebagaimana kita kenal sekarang, tidak dapat lepas
dari perkembangan sejarahnya. Faktor – factor yang mempunyai pengaruh Hak Cipta adalah faktor sosial, ekonomi, politik dan teknologi, dimana ketiga factor
tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan hak cipta yang bertujuan untuk melindungi para pencetus atau pencipta. Dalam rumusan undang – undang
mengenai pengertian Hak Cipta dalam hal ini didasarkan pada Undang – undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang sebagaimana telah diubah dari
Undang – undang No. 12 Tahun 1997 yang sebelumnnya diubah dari Undang – undang No. 7 Tahun 1987 yang juga telah diubah sebelumnya dari Undang –
undang No. 6 Tahun 1982. Ditemukan rumusan Hak Cipta sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya maupun memberi izin untuk itu yang tibul
secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan dengan tidak mengurangi pembatasan – pembatasan menurut peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
12
Hak Cipta yang dimaksud diatas dalam pembahasan ini didasarkan pada Undang – undang No.19 Tahun 2002. Berdasarkan kuitpan diatas dapat kita garis
bawahi kutipan diatas terutama pada kalimat bahwa Hak Cipta adalah Hak Khusus bagi penciptanya yang berarti bahwa hak ini hanya diperuntukkan bagi para
penciptanya dan bagi mereka yang memperoleh daripadanya. Tidak ada orang lain yang boleh melakukan hak itu atau orang lain hanya dapat melakukan atas izin
pencipta. Istilah ``hak khusus’’ dipakai untuk menerangkan bahwa hak Cipta merupkan hak istimewa.
13
4 Pengumuman adalah pembacaan, penyuaraan, penyiaran atau penyebaran sesuatu ciptaan, dengan menggunakan alat apapun dan
dengan cara sedemikian rupa sehingga suatu ciptaaan dapat dibaca, didengar atau dilihat oleh orang lain.
Kedua hak khusus tersebut meliputi hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya, yang sesuai dengan penjelasan arti beberapa istilah
tercantum dalam pasal 1 Undang – undang Hak Cipta, adalah sebagai berikut :
14
5 Perbanyakan adalah menambah jumlah sesuatu ciptaan, dengan pembuatan yang sama, hamper sama atau menyerupai ciptaan tersebut
dengan mempergunakan bahan – bahan yang sama maupun tidak sama. Termasuk mengalih wuudkan sesuatu ciptaan.
15
12
Republik Indonesia, Op.cit, pasal 2
13
Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika Jakarta, 1995, hlm 12
14
Republik Indonesia, Op.Cit, pasal 1 4
15
Ibid, pasal 1 5
Universitas Sumatera Utara
Menurut rumusan Undang – undang Hak Cipta 202, ciptaan adalah hasil karya setiap karya pencipta dalam bentuk khas apapun juga dalam lapangan ilmu,
seni dan sastra. Sedangkan pencipta adalah seorang yang secara bersama – sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Pengertian Hak Cipta sendiri adalah suatu pengertian yang luas yang dapat diklarifikasikan ke dalam beberapa bentuk hak yang berbeda yaitu hak ekonomi
economy Rights dan hak moral moral rights. Hak ekonomi adalah hak yang berkaitan dengan pemanfaatan secara
komersial suatu ciptaan.
16
16
Sanusi Bintang, M.L.I.S, Op.Cit. hal. 4
Suatu ciptaan merupakan hasil karya yang dilihat dari aspek ekonomi pengorbanan merupakan suatu investasi yang perlu dikelola secara
komersial untuk mendapatkan pengembalian modal memperoleh keuntungan. Semakin bermutu suatu ciptaan semakin tinggi pula potensi nilai komersialnya.
Disamping hak ekonomi seperti yang diuraikan diatas, dikenal pula hak moral moral rights. Hak moral ini merupakan manifestasi dari adanya
pengakuan manusia terhadap hasil karya orang lain yang sifatnya non ekonomi. Dengan kata lain hak moral merupakan penghargaan moral yang diberikan
masyarakat kepada seseorang karena orang tersebut tela menghasilkan suatu ciptaan atau karya tertentu kepadanya untuk melakukan sesuatu apabila ada orang
yang melanggarnya.
Universitas Sumatera Utara
Hak moral diatur dalam Undang – undang 19 Tahun 2002 pasal 24 serta dalam Konvensi Berne.
Hak Cipta memiliki karakteristik tersendiri berbeda dengan hak atas kekayaan intelektual HAKI lainnya, sehingga tidak dimasukkan kedalam
pengertian hak atas kekayaan perindustrian.
17
Undang – undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002 sendiri membedakan hak cipta dengan hak milik industri yang lain. Dikatakan bahwa ciptaan itu adalah
hasil kraya pencipta dalam bentuk yang khas dan menunjukan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra.
Dilihat dari macam – macam hak yang tergabung kedalam “Indusrtial Property Right” itu, hak – hak tersebut berkaitan erat dengan dunia industry atau
berguna dalam industri. Pengertian industri sendiri dapat dipahami sebagaimana dirumuskan dalam Undang – undang No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
adalah “kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, danatau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancangan bangunan dan perekayasaan industri”. Hak cipta tidak sepenuhnya berkaitan dengan kegiatan industri ini
sehingga ia terpisah sendiri, sebagai kategori HAKI.
18
Perkembangan industri yang berbasis hak cipta telah meningkatkan pendapatan, juga telah meningkatkan kesempatan kerja. Peluang kerja baru
semakin terbuka seiring dengan perkembangan kemajuan industri tersebut.
17
Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995 hlm 21
18
Republik Indonesia, Op.cit, Pasal 1 2
Universitas Sumatera Utara
Industri yang berbasis Hak Cipta itu diantaranya ialah industri musik dan perdagangannya.
B. Fungsi dan Sifat Hak Cipta