Dan karena karya rekaman yang beredar dalam industri musik nasional tidak hanya produksi dalam negeri tetapi juga karya rekaman asing, maka pembajakan
yang terjadi dalam industri musik Indonesia juga mencakup lagu-lagu dan karya rekaman asing.
Salah satu ciri yang menonjol dalam kasus pembajakan, adalah bahwa tindakan pembajakan selalu dilakukan terhadap album-album rekaman yang laku
diopasarkan. Sehingga kerugian yang ditimbulkan terhadap industri musik sangat besar.
Dalam industri musik internasional, pembajakan atas karya rekaman suara, dikenal dalam tiga macam bentuk kejahatan yang dipilah-pilah berdasarkan
modus operandinya. Masing-masing bentuk pembajakan tersebut juga memiliki pengaruh dalam tingkatan yang berbeda-beda terhadap industri musik. Berikut ini
uraian tentang masing-masing bentuk pembajakan, dan kondisi yang ada dalam industri rekaman nasional ;
a. Counterfeit
Bentuk pembajakan ini dilakukan dengan menggandakan ulang album rekaman tertentu, yang meniru persis bentuk album tersebut mulai dari susunan
lagu sampai ilustrasi cover dan bentuk kemasan album. Dalam industri musik nasional, Counterfeit lebih dikenal sebagai album rekaman aspal asli tapi palsu.
Bentuk kejahatan ini selain menimbulkan kerugian material bagi pemegang hak cipta, juga menimbulkan dampak negatif terhadap citra produser dan distributor
dimata masyarakat. Karena secara awam masyarakat termasuk pencipta dengan gamblang menyimpulkan bahwa kejahatan tersebut adalah ulah produser dan
Universitas Sumatera Utara
distributor, mengingat album bajakan yang sangat mirip dengan album asli. Padahal produser dan distributor dalam hal ini termasuk pihak yang dirugikan.
b. Pirate
Bentuk pembajakan ini dilakukan dengan cara memproduksi album rekaman yang merupakan gabungan komplikasi dari beberapa album rekaman
tertentu. Bentuk pembajakan seperti ini, di Indoneisa terbagi atas beberapa golongan pasar. Ada yang dikemas dengan baik seperti layaknya album rekaman
resmi. Serta ada pula yang dikemas secara sederhana, biasanya diedarkan di toko- toko kecil atau di kaki lima dan dikenal dengan istilah “Ketikan”. Bentuk
kejahatan ini paling ditakuti dalam industri musik nasional, karena dapat mematikan kesempatan penjualan bagi beberapa album sekaligus. Bagaimana
konsumen pasti akan lebih tertarik untuk membeli suatu album rekaman yang merupakan kumpulan-kumpulan lagu yang tengah populer, dari membeli beberapa
album rekaman yang asli. Satu hal yang menarik adalah bahwa, seringkali album bajakan jenis ini dijual lebih mahal daripada album yang asli.
c. Boot Legging
Jenis pembajakan ini dilakukan dengan cara merekam langsung Direct Dubbling sebuah karya musikal pada saat berlangsungnya pemetasan
seorang penyanyi pada waktu live show. Kemudian hasil rekaman tersebut digandakan dan diedarkan sebagai album khusus “Live Show” dari artis yang
bersangkutan. Sampai sejauh ini, bentuk pembajakan seperti diatas belum pernah terjadi di Indonesia. Akan tetapi hasil bajakan “Boot Leg” yang dilakukan diluar
negeri sering diedarkan secara ilegal dalam industri musik nasional.
Universitas Sumatera Utara
B. Faktor-faktor Pendukung Terjadinya Pelanggaran Hak Cipta