Pada H-96 sampai H-11 terjadi fluktuasi return saham yang tidak begitu besar. Namun pada H-10 sampai H+8 terjadi fluktuasi
return saham yang cukup tajam. Return saham berada pada titik
terendahnya pada H-9 yaitu -0, 041203303 dan return berada pada posisi tertinggi pada H+3 yaitu 0,0371175087.
Pada periode jendela return saham mengalami fluktuasi yang sangat besar, bahkan dalam periode jendela return mencapai titik
terendah pada H-9 sebelum terjadinya kenaikan BBM, hal ini terjadi karena isu seputar kenaikan BBM sudah lama beredar tetapi tidak
kunjung dieksekusi oleh pemerintah. Berlarut-larutnya penyelesaian masalah kenaikan harga BBM berimbas dengan ketidakpastian situasi
pasar dan investor semakin banyak yang melakukan spekulasi. Pada H+8 setelah pengumuman kenaikan BBM return saham
berada pada titik tertingginya selama periode pengamatan. Kepastian harga BBM membuat investor kembali berburu membeli saham yang
menyebabkan naiknya harga saham sebagian besar perusahaan yang masuk indek LQ-45.
b. Abnormal Return
Abnormal Return pada periode jendela yaitu H-10 sampai H+10 menunjukkan kecenderungan negatif. Kenaikan BBM dianggap
sebagai bad news oleh pasar dilihat dari reaksi investor yang cenderung negatif.
Pada periode sebelum kenaikan BBM mayoritas terjadi abnormal return negatif t-10, t-9, t-8, t-7, t-4, t-3, dan t-1 serta hanya
3 hari terjadi abnormal return positif t-6, t-5, dan t-2. Mendekati hari pengumuman, pasar mulai bangkit berlahan walaupun masih berada
dalam zona negatif. Pada titik ini investor mulai mendapat angin segar kepastian pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar melalaui isu-
isu yang semakin gencar beredar, tetapi menjelang pengumuman kenaikan BBM pada H-1 pasar kembali jatuh ke zona negatif. Investor
lebih memilih untuk menunggu dan melihat kepastian besaran kenaikan BBM yang dilakukan oleh DPR.
Gambar 5. Rata-Rata Return Tidak Normal Periode setelah kenaikan BBM pasar mulai bangkit dari zona
negatif sampai pada titik tertingginya pada H+2 yaitu 0,007060839, pasar bereaksi positif terhadap pengumuman kenaikan BBM yang
-0,015 -0,01
-0,005 0,005
0,01
-10 -8
-6 -4
-2 1
3 5
7 9
RRTN
RRTN
memberikan kepastian setelah sebelumnya lama beredar isu kenaikan BBM tetapi tidak ada kejelasan dari pemerintah. Tetapi pada H+5 dan
H+8 terjadi abnormal saham negatif yang cukup tajam, akibat dari aksi borong saham yang dilakukan pada beberapa hari sebelumnya.
Setelah itu pada titik ini pasar mencoba kembali pada titik normal. Tabel 6. Rata-Rata Abnormal Return Saham 10 Hari Sebelum
dan 10 Hari setelah Pengumuman Kenaikan BBM
Sumber: Hasil Pengolahan Data lampiran I
c. Trading Volume Activity Aktivitas Volume Perdagangan
Pada periode jendela TVA cenderung mengalami penurunan, walaupun sempat beberapa kali mengalami kenaikan seperti pada H-1
Periode RRTN
-10 -0,005466007
-9 -0,012866035
-8 -0,002972802
-7 -0,004993735
-6 0,000871042
-5 0,002043572
-4 -0,000533727
-3 -0,000960291
-2 0,003441312
-1 -0,006364484
1 -0,004046379
2 0,007060839
3 -0,001260916
4 -0,004498006
5 -0,010179425
6 0,001639318
7 -6,58594E-05
8 -0,007680961
9 -0,00520125
10 0,000525585
tetapi kembali turun tajam pada H+1. Investor cenderung menahan untuk melakukan transaksi sampai ada kejelasan situasi pasar
berkaitan dengan kenaikan harga BBM.
Gambar 6. Trading Volume Activity Periode Jendela Pada H-1 ada kemungkinan bocornya informasi mengenai
kenaikan BBM yang akan dilakukan pemerintah ataupun memang pasar sedang berspekulasi mengenai waktu kenaikan BBM yang
biasanya dilakukan pada hari libur bursa. Pada titik ini investor melakukan aksi beli saham secara besar-besaran karena optimis harga
BBM akan segera di tetapkan dan pasar akan bereaksi positif dengan harapan mendapat capital gain.
Pada H+1 aktivitas perdagangan saham mengalami penurunan yang cukup besar setelah aksi borong pada saat sebelumnya. Pada titik
ini investor menahan untuk melakukan transaksi dan lebih memilih
0,0005 0,001
0,0015 0,002
0,0025 0,003
0,0035 0,004
-10 -8
-6 -4
-2 1
3 5
7 9
TVA
TVA
untuk melihat perkembangan selanjutnnya setelah penetapan harga
BBM oleh pemerintah. 2. Hasil Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut akan dilakukan uji normalitas terlebih dahulu agar tidak melanggar asumsi dasar dari alat
statistik yang digunakan. Uji normalitas telah dilakukan pada data dengan menggunakan one sample Kolmogorov
–Smirnov. Dasar pengambilan keputusan uji kolmogorov-smirnov bahwa data dianggap normal jika
asymp. Sig 0,05 dan data dikatakan tidak normal jika asym. Sig 0,05. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai asymp. Sig 0,05 yaitu
0,973. Sehingga dapat disimpulkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas RRTN
N 20
Normal Parameters Mean
-0,0025754 Std. Deviation
0,00478876 Most Extreme Differences
Absolute 0,108
Positive 0,071
Negative -0,108
Kolmogorov-Smirnov Z 0,484
Asymp. Sig. 2-tailed
0,973
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Lampiran IV
3. Hasil Uji Hipotesis