Faktor Pendukung Kebijakan Implementasi Kebijakan Mengatasi Masalah Tawuran di SMA Negeri 2 Ngaglik

99 4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Implementasi Penerapan Kebijakan Mengatasi Masalah Tawuran Antar pelajar

a. Faktor Pendukung Kebijakan

SMA Negeri 2 Ngaglik dalam proses pengimplementasian kebijakan tentu saja masih menemui hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan kebijakan. Faktor pendukung implementasi harus senantiasa dipertahankan , serta kendalanya harus segera mendapatkan solusi agar tidak menjadi penghambat bagi pihak sekolah dalam mewujudkan visi dan misi sekolah. Menurut DW dapat diketahui faktor pendukung implemetasi kebijakan sekolah sebagai berikut: Semua warga sekolah selalu mendukung setiap kebijakan yang sekolah ambil, setiap pamong sekolah juga mempunyai kesamaan misi dan visi bahwa anak harus ditindak tegas. Pihak kepolisianaparat penegak hukum sangat mendukung kebijakan yang dibuat sekolah WawDW 18 Juni 2014. Hal lain yang mendukung pernyataan DW yang disampaikan oleh MRY sebagai berikut: Adanya kerjasama dari semua warga sekolah yang konsisten dan erat, juga masyarakat yang turut andil dalam menjaga keamanan sekolah WawMRY 17 Juni 2014. Dari kedua penjelasan bapak kepala sekolah DWK dan ibu guru BK ibu MRY bahwa dalam hal penanganan tindakan tawuran yang dilakukan siswa SMA Negeri 2 Ngaglik maupun pihak-pihak yang ingin menyerang sekolah selalu melakukan kordinasi dengan pihak berwajib 100 yang sangat membantu dalam mengamankan para pelaku maupun korban, tidak hanya kepolisian saja yang selalu membantu tetapi masyarakat sekitar juga turut andil menjaga kedamaian karena letak sekolah yang berdekatan dengan rumah warga jadi sekaligus menjaga ketertiban daerah. Dalam melaksanakan kebijakan sekolah dalam mengatasi tawuran pelajar, sekolah dibantu oleh masyarakat dan pihak berwajib. Masyarakat adalah salah satu indikator penting dalam mengatasi masalah tawuran pelajar. Masyarakat sekitar SMA Negeri 2 Ngaglik sangat w ÏÐ Ñ ÒÓÏ dalam membantu mengatasi masalah tersebut, sesuai dengan pernyataan MH sebagai berikut: Kalau dulu saya sering melihat mereka saling berkelahi di depan jalan rumahtoko entah dari sekolah mana, kalau dari sini saya wajahnya hapal, banyak warga yang ikut turun ke jalan soalnya sebelah rumahtoko ini rumah Bapak Kadus juga. Jadi diringkus skalian lalu diserahkan sekolah, malah pernah toko ini dijaga Bapak polisi kira-kira seminggu setelah kejadian itu . WawMH 19 Juni 2014 Hal serupa juga disampaikan oleh WR sebagai berikut: Masyarakat di sini sangat berkerjasama, soalnya menyangkut keamanan desa juga, tapi akhir-akhir ini sudah jarang anak-anak nongkrong di sini, terakhir kali ada guru yang ke sini mengusir anak-anak, begitu anaknya pergi, gurunya pergi malah anaknya kembali lagi, saya mau memberi nasihat juga tidak enak. Biasanya anak-anak juga nongkrong di angkringan depan warung saya, jadi IbuBapak yang jual angkringan sering tahu anak-anak mau apa, penjual angkringan itu langganan satpam SMA, jadi sering cerita- cerita mereka WawWR 19 Juni 2014. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat terlihat bahawa masyarakat dan polisipihak berwenang sangat membantu dalam mengurangi masalah 101 tawuran antar pelajar, dimana mereka berperan aktif memberikan informasi dan membantu pengamanan pelaku maupun korban tawuran. Pihak berwenang juga selalu menjaga ketertiban sekolah dalam menajaga kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Hal senada juga diungkapkan oleh YMN sebagai berikut: Tentu sangat banyak keterlibatan pihak lain antara lain kordinasi dengan Bapak polisi yang selalu memberi masukan mengenai peraturan tata tertib, dan apabila ada aksi dari pelajar yang mencurigakan Bapak polisi segera dihubungi, dalam hal ini sekolah jarang sekali menangani masalah sendiri. Kami juga berkerjasama dengan masyarakat sekitar, sekolah kita ibarat sekolah milik masyarakat juga, jadi mereka sering kali memberi informasi-informasi yang berkaitan dengan tawuran dan beberapa saat yang lalu ada warga masyarakat juga yang menangkap dan menyerahkan oknum yang terlibat tawuran ke kantor polisi . WawYMN 6 juni 2014 Berdasarkan beberapa pernyataan di atas bahwa, orangtua, masyarakat dan pihak berwenang turut berperan aktif dalam menertibkan siswa, karena mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu membangun SMA Negeri 2 Ngaglik menjadi sekolah yang lebih baik. Selain itu sekolah juga mempunyai staff keamanan yang berkomitmen dan berani sehingga antara staff keamanan dan seluruh warga sekolah mempunyai visi dan misi yang sama untuk menegakkan ketertiban sekolah.

b. Faktor Penghambat Kebijakan