Kebermaknaan Kebijakanprogram dalam Pihak yang Turut Berperan Aktif dalam Mengatasi Tawuran

121

a. Kebermaknaan Kebijakanprogram dalam

Mengatasi Tawuran Pelajar di SMA N 2 Ngaglik Kebermaknaan kebijakan yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik dalam rangka mengatasi masalah tawuran pelajar sudah berjalan dengan sepenuhnya dan sudah sesuai dengan harapan sekolah hal ini karena semua pihak sudah berperan aktif terlibat dalam pengimplementasian kebijakan sekolah. Keberhasilan sekolah dalam mengurangi masalah tawuran dibuktikan dengan semakin sedikitnya siswa yang harus dikembalikan kepada orangtua dan pada tahun 2013 tidak ada kasus tawuran yang berdampak anak dikembalikan ke orangtua. Namun dari beberapa keberhasilan di atas ada beberapa hal yang sedikit mengganjal yaitu ada beberapa siswanya sendiri yang kurang tahu dengan isi buku tata tertib sekolah, tahu bukunya tetapi kurang mengetahui isinya dan ada yang berpendapat bahwa peraturan tersebut kurang penting dan wajar apabila dilanggar karena menurut beberapa siswa kontrol sekolah kurang tegas dalam menindak pelaku pelanggar peraturan sekolah. Jadi masih ada peluang-peluang yang dibuat oleh siswa dalam melegalkan tindakan tawuran tersebut.

b. Pihak yang Turut Berperan Aktif dalam Mengatasi Tawuran

Dalam penanganan masalah tawuran antar pelajar di SMA Negeri 2 Ngaglik semua pihak sangat berperan aktif. Semua pihak menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Pihak 122 sekolah seperti kepala sekolah, guru, karyawan sudah bekerja cukup maksimal dalam menjalankan tugasnya. Namun menurut beberapa siswa dalam penanganan masalah tawuran kurang berjalan optimal karena menurut anggapan siswa fungsi bimbingan konseling yang kurang dapat masuk ke dalam dunia siswa serta peraturan yang kurang tegas dalam memberikan sanksi adalah salah satu yang wajib dibenahi oleh guru-guru. Faktor-faktor penyebab tawuran karena dipengaruhi faktor intern maupun ekstern. Faktor-faktor tersebut adalah menjunjung nama baik sekolah, kondisi individu yang masih labil, pengaruh kakak tingkat maupun alumni, faktor keluarga yang kurang perhatian terhadap anak.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat