Data Update Model dan Pemutakhiran Data

OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2013 • • • • • • Pengembangan kelistrikan nasional berdasarkan berdasarkan Statistik PLN 2011, RUPTL PT PLN Persero 2012-2021, Draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional Draft RUKN 2012-2031 dari Kementerian ESDM, Blueprint Pengembangan EBT dan Konservasi Energi 2010 serta Perkembangan Energi Terbarukan 2005-2010 dari Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM tahun 2011. Kebijakan batubara berdasarkan kebijakan untuk membangun ketahanan dan kemandirian energi dari Ditjen Minerba, Kementerian ESDM tahun 2012. Kapasitas dan produksi kilang minyak Dumai-SP, Musi, Cilacap, Balongan, Balikpapan dan Kasim diperoleh dari hasil kunjungan ke Pertamina bulan April 2012. Rencana pengembangan kilang minyak baru di Jawa Barat dan Jawa Timur berdasarkan data Pertamina tahun 2011. Kapasitas dan produksi LPG yang berasal dari kilang minyak diperoleh dari Kepmen ESDM No. 1566 Tahun 2008 serta hasil kunjungan ke Pertamina bulan April 2012. Kapasitas dan produksi LPG yang berasal dari kilang gas diperoleh dari Dirjen Migas tahun 2009 dan dari publikasi infrastruktur gas bumi dari Kementerian ESDM tahun 2011. • • • • • • Development of national electricity is based on PLN Statistics 2010, RUPTL PT PLN Persero 2012-2021, Draft of National Electricity General Plan Draft RUKN 2012-2031 by MEMR, Blueprint Development of NRE and Energy Conservation 2010, and also from Renewable Energy Development 2005-2010 from Directorate General of New and Renewable Energy and Energy Conversion, MEMR in 2011. Coal policy is based on policy of Directorate General of Mineral and Coal, MEMR on 2012 regarding security and independence of energy. Capacity and production of oil refineries such as Dumai-SP Musi, Cilacap, Balongan, Balikpapan and Kasim are obtained from Pertamina on April 2012. Plan for the new oil refineries development in West Java and East Java are based on data from Pertamina in 2011. Capacity and production of LPG from oil refineries are obtained from the Decree of Ministry of EMR No. 1566 of 2008 and from Pertamina on April 2012. Capacity and production of LPG from gas refineries are obtained from the Directorate General of Oil and Gas in 2009 and from the publication of natural gas infrastructure, MEMR in 2011. 2013 INDONESIA ENERGY OUTLOOK Dalam OEI 2013 ini dibahas skenario dasar dan kasus alternatif dalam mendukung sektor transportasi dan industri pengolahan mineral. Skenario dasar berdasarkan kondisi historis serta beberapa kebijakan yang sudah diimplementasikan. Sedangkan kasus alternatif menganalisis pengembangan energi alternatif untuk sektor transportasi dan memproyeksikan kebutuhan serta pasokan energi untuk mendukung program peningkatan nilai tambah mineral.

1.3.1 Skenario Dasar

• • • • Tahun dasar yang digunakan sebagai acuan dalam model adalah tahun 2011 dengan kurun waktu proyeksi 2012-2030. Pada skenario dasar sudah mempertimbangkan substitusi minyak tanah ke LPG, realisasi program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap pertama untuk pembangkit berbahan bakar batubara, dan dan tahap kedua untuk mendorong penggunaan EBT. Konservasi energi di sisi kebutuhan maupun di sisi penyediaan sudah dipertimbangkan melalui pemanfaatan teknologi yang efisien. Subsidi energi tidak dipertimbangkan dalam model. OEI 2013 discussed base scenario and alternative cases in supporting transportation sector and mineral processing industry. Base scenario based on historical conditions as well as some policies that have been implemented. The alternative case analyzes the development of alternative energy for the transportion sector and the projected energy demand and supply to support the advancement of mineral value-added.

1.3.1 Base Scenario

• • • • The base year used as the reference in the model is 2010 with the projection period is 2011-2030. The base scenario considered substitution of kerosene to LPG and the realization of accelerated development program of 10,000 MW power plant for the first phase using coal-fired power plants. Second phase of the program that encourages the use of renewable energy is also considered. Energy conservation on demand and supply side has been considered through the use of efficient technologies. Energy subsidies are not considered in this model.

1.3 Skenario dan Kasus

Scenario and Case Tabel 1.1 Asumsi untuk skenario dasar Table 1.1 Assumptions for base scenario OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2013 Pembahasan kasus PNTM hanya difokuskan pada analisis kebutuhan energi dalam mendukung industri pengolahan mineral yang mencakup tembaga, bauksit, nikel, besi, dan mangan. Pembahasan akan mencakup evaluasi dan analisis kebutuhan dan penyediaan energi dalam mendukung pengembangan industri pengolahan mineral sesuai dengan pelaksanaan amanat UU No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang menegaskan bahwa pada tahun 2014 setidaknya sebagian hasil tambang nasional sudah harus diproses secara lokal. Discussions on PNTM case are only focused on the analysis of energy demand for supporting the mineral processing industry that includes copper, bauxite, nickel, iron, and manganese. The discussions will include the evaluation and analysis of the energy demand and supply in supporting the development of the mineral processing industry in accordance with the implementation of the mandate of Law No. 4 of 2009 on mineral and coal mining which emphasizes that in 2014 most of mining products should be processed locally.

1.3.2 Kasus Alternatif

Ada dua kasus alternatif yang dibahas dalam OEI 2013 ini, yaitu kasus optimalisasi energi alternatif untuk sektor transportasi kasus OEAT dan kasus peningkatan nilai tambah mineral kasus PNTM. Pembahasan kasus OEAT dibagi menjadi dua alternatif, yaitu substitusi BBM di sektor transportasi dengan menggunakan BBN dan dengan menggunakan CNG. Beberapa asumsi untuk kasus OEAT adalah sebagai berikut.

1.3.2 Energy Supply Model

There are two alternative cases discussed in the OEI 2013, i.e. the case of optimization alternative energy for transportion sector OEAT case and the case of advancement of mineral value added PNTM case. The discussion of OEAT case is divided into two alternatives, namely the substitution of oil fuel in the transportation sector using biofuel and CNG. Some assumptions for OEAT case is as follows. • • • • Ketersediaan lahan untuk kelapa sawit optimal sebesar 30 juta hektar dengan kemampuan produksi 3.5 ton per hektar. Komposisi optimal campuran biosolar dan minyak solar tanpa memodifikasi mesin kendaraan hingga akhir studi adalah sebesar 40 : 60. Penggunaan compressed natural gas CNG pada sektor transportasi ditujukan untuk mensubstitusi penggunaan premium pada kendaraan umum dan kendaraan dinas yang sudah mulai dilakukan saat ini. CNG juga digunakan untuk bis besar yang sudah “dedicated” berbahan bakar gas. • • • • The availability of land for palm oil is 30 million hectares with an optimum production levels of 3.5 tons per hectare. The composition of the optimal mix of biodiesel and petroleum diesel without modifying the vehicle’s is 40 : 60. The use of compressed natural gas CNG in transportion sector is intended to substitute gasoline on public transport and service vehicles which is already done today. CNG is also used for large buses that have dedicated gas engine.