3
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2013
3.3 Sektor Rumah Tangga
Household Sector
Gambar 3. Proyeksi kebutuhan energi final pada sektor rumah tangga Figure 3.7 The projection of final energy demand in the household sector
Penggunaan kayubakar masih diperhitungkan dalam kegiatan memasak pada sektor rumah tangga, namun
pemanfaatannya diperkirakan akan terus menurun karena teknologinya yang tidak efisien. Selanjutnya dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat dan gaya hidup yang terus meningkat, kompor kayubakar akan digantikan
dengan peralatan yang lebih efisien seperti kompor berbahan bakar LPG, listrik dan gas bumi untuk beberapa
kota besar yang dilengkapi dengan infrastruktur gas kota. Selain itu peralatan listrik untuk rumah tangga akan terus
berkembang hingga pemanfaatannya pada tahun 2030 akan menjadi 4 kali kebutuhan listrik tahun 2011, atau
meningkat dengan laju pertumbuhan 7,8 per tahun.
Dengan adanya substitusi minyak tanah dengan LPG, maka penggunaan minyak tanah hanya diperuntukkan bagi
keperluan penerangan di wilayah pedesaan. Pada tahun 2025 pemakaian minyak tanah hanya sekitar 3.609 kilo liter
dan menjadi sekitar 494 kilo liter pada tahun 2030. Sebagai konsekuensinya kebutuhan LPG meningkat dengan laju
pertumbuhan 3,7 per tahun. Pada tahun 2015 secara total kebutuhan energi di sektor ini lebih kecil dari tahun 2011
karena penurunan kebutuhan kayubakar digantikan oleh kebutuhan LPG dan listrik yang teknologinya lebih efisien.
Firewood is still taken into account in residential sector though its use is expected to continue to decline due to inadequacy
in technology efficiency. Furthermore, by development in public incomes and lifestyle, firewood stoves will be replaced
with more efficient equipment such as LPG-fueled stoves, electricity and natural gas. In addition, electrical appliances
will continue to grow to be 4 times in 2030 compared to 2011 with growth rate of 7.8 per year.
Kerosene to LPG substitution program causes all kerosene usage is intended for lighting purposes in rural areas. In
2025 the use of kerosene reaches 3,609 kilo liter and drop to about 494 kilo liter in 2030. As a consequence LPG demand
for cooking is increased by 3.7 per year. By 2015 the total energy demand in this sector is smaller than 2011 due to
high efficiency of LPG and electricity based technology.
3
2013 INDONESIA ENERGY OUTLOOK
3. Sektor Komersial
Commercial Sector
Gambar 3. Proyeksi kebutuhan energi final pada sektor komersial Figure 3.8 The projection of final energy demand in commercial sector
Meningkatnya pendapatan per kapita dan kemajuan teknologi mendorong meningkatnya konsumsi energi
juga pada sektor komersial. Perkembangan pariwisata dan pembangunan yang terus berkembang akan terus
mendorong pengembangan sektor ini, seperti perhotelan, kantor, sekolah dan rumah sakit, yang mengakibatkan
kebutuhan listrik meningkat pesat. Hingga tahun 2015 listrik berkembang sebesar 8,6 per tahun. Kemudian
menjadi sedikit menurun hingga tahun 2030 menjadi 8,3 per tahun. Pangsa listrik adalah sebesar 74,5 pada tahun
2015 dan menjadi 84,7 pada tahun 2025.
Penggunaan minyak diesel hanya digunakan untuk mesin genset dan sebagai pemanas air. Oleh karena itu tidak
semua kegiatan sektor ini menggunakannya. Pada tahun 2030 pemanfaatannya adalah sebesar 7,1 terhadap
total energi final tahun 2030. Selanjutnya diikuti oleh penggunaan LPG, gas bumi, biomasa dan minyak tanah
yang banyak digunakan pada kegiatan memasak di hotel dan restoran.
The increase in income per capita and technological advancement lead to greater energy consumption in the
commercial sector. Development in tourism and supporting infrastructure will continue to drive the development of
this sector, such as hotels, offices, schools and hospitals, and resulted in rapidly increasing demand for electricity.
Electricity demand in 2015 expanded by 8.6 per year. It will become slightly decreased to 8.3 per year. Share of
electricity amounted to 74.5 in 2015 and up to 84.7 in 2025.
Industrial diesel oil in commercial sector is only used for engine as generator and water heater. Its utilization in 2030
was only 7.1 of total final energy and followed by the use of LPG, natural gas, biomass and kerosene, which are used in
cooking activity in hotels and restaurants.